Soal Pemilih NU, Muhaimin Iskandar: Pak JK Ferrari, Saya Alphard
Reporter
Budiarti Utami Putri
Editor
Juli Hantoro
Sabtu, 21 Juli 2018 17:17 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar alias Cak Imin mengatakan Wakil Presiden Jusuf Kalla ibarat mobil Ferrari. Di sisi lain, Muhaimin mengumpamakan dirinya sebagai Alphard.
Baca juga: Jokowi dan Cak Imin Salaman, Peserta Munas IKA PMII: Join....
Hal ini disampaikan Muhaimin saat ditanya ihwal perbandingan suara pemilih Nahdlatul Ulama antara dirinya dan JK.
"Pak JK itu kalau mobil Ferrari, penumpangnya sedikit di NU. Kalau saya Alphard, mobilnya diisi banyak orang bisa," kata Muhaimin di kantor Dewan Pengurus Pusat PKB, Jalan Raden Saleh, Gondangdia, Jakarta Pusat, Sabtu, 21 Juli 2018.
Muhaimin mengakui, dia dan JK sama-sama memiliki konstituen kalangan nahdliyin. Namun, Muhaimin mengklaim memiliki lebih banyak pemilih di kalangan nahdliyin.
Baca juga: 3.000 Santri Geruduk Jakarta Dukung Cak Imin Cawapres Jokowi
"Jadi Pak JK itu NU yang tidak bawa penumpang NU yang besar," kata Muhaimin, menyambung permisalannya soal Ferrari dan Alphard.
Muhaimin sekaligus merespons kemungkinan JK maju kembali menjadi calon wakil presiden mendampingi Jokowi di pemilihan presiden 2019. Kemungkinan itu menguat dengan diajukannya permohonan uji materi pasal 169 huruf n Undang-undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum ke Mahkamah Konstitusi. Uji materi itu diajukan oleh Partai Persatuan Indonesia atau Perindo.
Perindo menyoal aturan yang membatasi masa jabatan wakil presiden sebanyak dua periode. Selain mengajukan argumen ihwal multitafsirnya pasal tersebut, Perindo pun terang-terangan menyatakan ingin mengajukan JK menjadi cawapres Jokowi.
Baca juga: Muhaimin Iskandar Salah Satu dari Lima Bakal Cawapres Jokowi
Muhaimin Iskandar mengatakan, dia menghormati uji materi tersebut, termasuk keputusan JK menjadi pihak terkait dalam permohonan itu. Muhaimin menyadari JK bisa menjadi pesaingnya jika MK mengabulkan permohonan tersebut. "Tapi ya kita bersaing secara fair saja siapa yang terbaik untuk negeri ini," kata Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat ini.