Ketua Tim Ahli Wapres: JK Bersedia Jadi Cawapres 2019

Reporter

Vindry Florentin

Editor

Amirullah

Selasa, 17 Juli 2018 19:39 WIB

Presiden Joko Widodo bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla saat memimpin rapat terbatas Perkembangan Persiapan Asian Games XVIII Tahun 2018 di Kantor Presiden, Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, 28 Mei 2018. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Tim Ahli Wakil Presiden, Sofjan Wanandi, mengatakan Jusuf Kalla atau JK bersedia menjadi calon wakil presiden (cawapres) di Pilpres 2019. Namun ada sejumlah hal yang perlu dipertimbangkan.

Baca: Jusuf Kalla: Cawapres Jokowi Harus Sumbang 15 Persen Suara

"Pak Jusuf Kalla itu sebenarnya bersedia saja untuk kepentingan bangsa dan negara," kata Sofyan di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Selasa, 17 Juli 2018.

Sofyan menuturkan, menjadi cawapres tentu tergantung keputusan Presiden Joko Widodo. Jokowi sendiri sebelumnya dikabarkan sudah beberapa kali meminta Kalla untuk bersedia maju bersama lagi di Pilpres 2019.

Namun Jusuf Kalla terbentur Undang-Undang Dasar. Presiden dan Wakil Presiden hanya dibolehkan menjabat di posisi yang sama selama dua periode. JK sudah pernah menjadi wakil Susilo Bambang Yudhoyono pada 2004-2009 sebelum mendampingi Jokowi sejak 2014.

Advertising
Advertising

Hambatan yang menghadang langkah Kalla sudah pernah digugat ke Mahkamah Konstitusi (MK) oleh Muhammad Hafidz dan Federasi Serikat Pekerja Singaperbangsa dan Perkumpulan Rakyat Proletar. Alasannya, Kalla masih bisa menjadi cawapres karena menjabat dua kali tanpa berturut-turut. UUD 1945 serta Pasal 169 huruf n Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu tak menjelaskan secara rinci soal jabatan yang berturut-turut atau tidak.

MK menolak lantaran pemohon tak memiliki kedudukan hukum (legal standing). Menurut hakim, ketentuan itu tidak berdampak langsung kepada pemohon. MK menyatakan hanya partai politik yang tidak ikut membahas UU tersebut yang memiliki legal standing.

Pekan lalu, Partai Persatuan Indonesia (Perindo) mengajukan gugatan ke MK. Menurut Sofyan, keputusan Jusuf Kalla akan tergantung kepada hasil putusan MK tersebut. "Kita tunggu saja lah apa yang terjadi di MK, besok kan mulai sidang itu," ujarnya.

Baca: Jusuf Kalla Melihat Perkembangan soal Tawaran Cawapres 2019

Jusuf Kalla sendiri belum menegaskan langkahnya. Dia tidak menolak tawaran maju kembali sebagai cawapres, tapi juga tak secara gamblang menyatakan bersedia maju.

Jusuf Kalla menuturkan dirinya masih melihat perkembangan situasi. "Kan ini kita tidak bicara pribadi saja, bicara tentang bangsa ke depan," katanya di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Selasa, 17 Juli 2018. "Ya tergantung lah nanti penilaian bangsa ke depan macam mana," ujarnya lagi.

Berita terkait

Hamas Minta Bantuan Jusuf Kalla untuk Mediasi dengan Israel

15 jam lalu

Hamas Minta Bantuan Jusuf Kalla untuk Mediasi dengan Israel

Hamas meminta bantuan dari Jusuf Kalla agar menjadi mediator guna mengakhiri perang dengan Israel.

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

11 hari lalu

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

Menurut Jusuf Kalla, pandangan masyarakat Papua seakan-akan Indonesia merampok Papua, mengambil kekayaan alamnya.

Baca Selengkapnya

Gilbert Lumoindong Dilaporkan ke Polisi, SETARA Institute: Pasal Penodaan Agama Jadi Alat Gebuk

12 hari lalu

Gilbert Lumoindong Dilaporkan ke Polisi, SETARA Institute: Pasal Penodaan Agama Jadi Alat Gebuk

Pendeta Gilbert Lumoindong dilaporkan ke polisi atas ceramahnya yang dianggap menghina sejumlah ibadah umat Islam.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Sengketa Pilpres atau PHPU 2019, Putusan MK Tolak Seluruh Permohonan Prabowo - Sandiaga Uno

14 hari lalu

Kilas Balik Sengketa Pilpres atau PHPU 2019, Putusan MK Tolak Seluruh Permohonan Prabowo - Sandiaga Uno

Sengketa Pilpres 2024 tengah dibacakan MK. Pada PHPU 2019, putusan MK menolak seluruh permohonan Prabowo - Sandiaga Uno.

Baca Selengkapnya

Digagas JK pada 2016, Ini Beda Rencana Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Indonesia-Cina

14 hari lalu

Digagas JK pada 2016, Ini Beda Rencana Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Indonesia-Cina

Presiden Jokowi mendiskusikan rencana pembangunan kereta cepat Jakarta-Surabaya dengan Menlu Cina, pernah akan dibangun pada 2018.

Baca Selengkapnya

Dua Laporan Polisi soal Dugaan Penistaan Agama Gilbert Lumoindong

15 hari lalu

Dua Laporan Polisi soal Dugaan Penistaan Agama Gilbert Lumoindong

"Saya tidak ada niat, saya mencintai umat Muslim. Saya minta maaf," kata Gilbert Lumoindong

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Putusan Sengketa Pilpres 2014 dan 2019

15 hari lalu

Kilas Balik Putusan Sengketa Pilpres 2014 dan 2019

MK akan membacakan putusan sengketa Pilpres 2024 pada Senin, 22 April 2024. Seperti apa putusan MK terkait sengketa Pilpres 2014 dan 2019?

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Gelar Open House, Ada Anies Baswedan Hingga Figur Koalisi Perubahan yang Gantian Bertandang

26 hari lalu

Jusuf Kalla Gelar Open House, Ada Anies Baswedan Hingga Figur Koalisi Perubahan yang Gantian Bertandang

Open house yang diadakan oleh JK dihadiri oleh Anies Baswedan, Hamdan Zoelva, hingga Tom Lembong selaku perwakilan koalisi perubahan.

Baca Selengkapnya

Rekonsiliasi Nasional, Jusuf Kalla Minta Hormati Proses di MK

26 hari lalu

Rekonsiliasi Nasional, Jusuf Kalla Minta Hormati Proses di MK

Jusuf Kalla menilai positif kunjungan Roeslan Roeslani ke rumah Megawati Soekarnoputri. Soal rekonsiliasi nasional, ia menilai ada banyak waktu lain.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Silaturahmi ke Rumah Jusuf Kalla: Banyak Foto-Foto

26 hari lalu

Anies Baswedan Silaturahmi ke Rumah Jusuf Kalla: Banyak Foto-Foto

Anies Baswedan bersamuh dengan Jusuf Kalla pada hari pertama Lebaran. Mengaku tak bicara soal politik.

Baca Selengkapnya