Soal Kandidat Cawapres, Jokowi: Dari 10 Mengerucut Jadi 5 Orang
Reporter
Ahmad Faiz Ibnu Sani
Editor
Kukuh S. Wibowo
Rabu, 11 Juli 2018 18:39 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan jumlah kandidat bakal calon wakil presiden yang akan mendampinginya di pemilihan presiden 2019 telah mengerucut dari yang semula sepuluh tinggal menjadi lima orang.
Namun ia enggan membeberkan siapa saja lima orang itu. "Dari sepuluh (orang) mengerucut ke lima (orang)," kata Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Rabu, 11 Juli 2018.
Baca: Soal Cawapres Jokowi, PDIP Perhitungkan Faktor Kemenangan
Meski dicecar oleh awak media, Jokowi tetap tidak mau menyebutkan siapa saja kandidat cawapres itu. Namun ia memberikan petunjuk bahwa tokoh yang masuk seleksinya berasal berbagai kalangan. "Bisa partai, nonpartai, profesional, sipil, bisa TNI atau Polri. Semuanya bisa," ujarnya.
Jokowi beralasan saat ini ia dan timnya masih menyeleksi para tokoh itu sehingga tak kunjung mengumumkannya. "Ini masih dalam proses penggodokan. Yang namanya digodok itu pasti nunggu biar matang, kalau digodok belum matang terus dikeluarkan, itu menjadi setengah matang. Biar matang dulu, nanti akan kami sampaikan pada saat yang tepat," ucapnya.
Simak: Cawapres Jokowi Diprediksi dari Kalangan Religius dan Non-Partai
Ia menampik anggapan bahwa bakal menunggu pihak oposisi, yakni Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, yang mengumumkan calon wakil presidennya terlebih dahulu. "Ini baru proses digodok. Airnya masih nunggu panas sampai mendidih biar segera matang," ujarnya.
Selain itu, kata Jokowi, ia akan membicarakannya terlebih dahulu dengan partai-partai yang sudah mendeklarasikan dukungannya.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) akan membuka pendaftaran calon presiden pada 4-10 Agustus 2018. Namun hingga kini Jokowi belum juga mengumumkan pendampingnya.
Kemarin, Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA mengumumkan lima nama yang menurut survei mereka disukai publik untuk mendampingi Jokowi. Mereka adalah Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Kepala Polri Jenderalo Tito Karnavian, Kepala KSP Moeldoko, Menteri Keuangan Sri Mulyani, dan Dewan Pembina Badan Pembinaan Ideologi Pancasila Mahfud MD.