Geledah FISIP UNRI, Polisi Temukan Komponen Bom Rakitan
Reporter
Andita Rahma
Editor
Rina Widiastuti
Minggu, 3 Juni 2018 17:21 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Detasemen Khusus Antiteror 88 Kepolisian RI menemukan barang bukti berupa 2 buah bom pipa yang sudah jadi, 2 buah busur dan 8 buah anak panah, 1 buah senapan angin, 1 video dari ISIS, dan beberapa buku yang berisi teknik merakit bom serta survival dari hasil penggeledahan di gedung Gelanggang Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Riau (UNRI), Sabtu, 2 Juni 2018.
"Kami juga menemukan tiga serbuk warna putih, satu serbuk warna abu-abu kecokelatan, satu serbuk warna hitam, satu serbuk warna kuning, dan cairan bening," ujar Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri Inspektur Jenderal Setyo Wasisto di Markas Besar Polri, Jakarta Selatan, Ahad, 3 Juni 2018.
Baca: Terduga Teroris di Universitas Riau Berencana Ledakkan Gedung DPR
Polisi langsung melakukan pemeriksaan menggunakan perlengkapan olah tempat kejadian perkara (TKP) begitu menemukan komponen bom tersebut. Dari hasil identifikasi, serbuk putih nomor satu mengandung triacetone triperoxide (TATP). TATP adalah bahan peledak jenis high explosive yang merupakan campuran hydrogen peroxide (H2O2), aseton, dan asam.
Lalu, serbuk putih nomor dua teridentifikasi merupakan potasium nitrat yang merupakan campuran bahan peledak. "Serbuk putih nomor tiga teridentifikasi merupakan pupuk KNO3, serbuk warna abu-abu teridentifikasi juga merupakan TATP," ucap Setyo.
Sedangkan, serbuk warna hitam teridentifikasi merupakan potasium nitrat, serbuk warna kuning teridentifikasi merupakan sulfur, dan cairan bening teridentifikasi merupakan zink sulfat. "Itu semua memenuhi unsur komponen bom yang merupakan granat," kata Setyo.
Baca: Kampus Digeledah Densus 88, Dekan Fisip Universitas Riau Terkejut
Densus 88 Antiteror menangkap tiga orang terduga teroris di Universitas Riau. Mereka yang ditangkap adalah alumnus Universitas Riau. Ketiganya adalah ZM, alumnus Jurusan Ilmu Pariwisata FISIP UNRI angkatan 2004; BM, alumnus Jurusan Administrasi Publik FISIP UNRI angkatan 2005; dan ED, alumnus Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP UNRI angkatan 2005.
Berdasarkan pengakuan ketiganya, mereka berencana melakukan aksi peledakan di gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD Riau) dan DPR RI.