Cerita Orang Bertopeng di Unjuk Rasa Mahasiswa Yogyakarta

Kamis, 3 Mei 2018 15:59 WIB

Demo buruh di Yogyakarta berlangsung ricuh. Aksi May Day diwarnai dengan tindakan anarkis pelemparan molotov ke pos polisi.

TEMPO.CO, Jakarta - Mahasiswa Yogyakarta yang berdemonstrasi pada Hari Buruh Internasional, 1 Mei 2018 membantah melakukan aksi pembakaran pos polisi dan coretan bernada mengancam yang ditujukan kepada Gubernur Daerah Istimewa Sri Sultan Hamengku Buwono X. “Kami disusupi orang-orang bertopeng yang membakar pos polisi,” kata Hayyan, seorang peserta aksi Aliansi Gerakan 1 Mei ketika dihubungi, Rabu, 3 Mei 2018.

Aksi yang dilakukan di Pertigaan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (UIN) Yogyakarta semula dirancang sebagai aksi damai tanpa merusak. Agenda yang mereka usung adalah menolak upah murah terhadap buruh. Isu Bandara New Yogyakarta International Airport atau NYIA memang sempat dibahas dalam persiapan aksi. Tapi, isu bandara bukan isu utama yang dibawa dalam demonstrasi itu.

Baca juga: Demo Mahasiswa Ricuh, PMII Yogyakarta Sebut Aksi Melenceng Jauh

Hayyan yang ikut rapat koordinasi persiapan teknis lapangan pada 30 April 2018 mengatakan tidak ada pembahasan tentang pembakaran pos polisi yang berada di dekat pertigaan kampus UIN. Persiapan teknis lapangan dalam aksi itu hanya sepakat memblokade jalan.

Sebanyak 50 mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Gerakan 1 Mei. Dalam aksi itu, ada sejumlah aktivis pers mahasiswa yang datang untuk menulis dan bersolidaritas turun ke jalan. Senin pukul 13.00, mereka berjalan menuju pertigaan kampus UIN Sunan Kalijaga.

Advertising
Advertising

Hayyan menceritakan sekitar pukul 16.00, sejumlah orang yang berpakaian hitam dan bertopeng tiba-tiba membakar dan merusak pos polisi tak jauh dari pertigaan kampus UIN. Dia memastikan mereka bukan bagian dari Aliansi Gerakan 1 Mei.

Akibat aksi membakar pos polisi sejumlah orang yang tak dikenal itu, Hayyan dan puluhan aktivis pers dari sejumlah kampus di Yogyakarta itu menjadi sasaran amuk masyarakat sekitar dan sejumlah orang yang berpakaian preman. Kepada polisi, Hayyan sempat menyebutkan identitasnya sebagai aktivis pers kampus.

Tapi, polisi mengabaikan penjelasannya. Ia bersama puluhan pegiat pers kampus ditangkap, diangkut ke kantor Polisi Daerah Istimewa Yogyakarta. “Polisi menggiring dan memukuli sekujur tubuh saya menuju truk,” kata dia.

Baca juga: Mahasiswa Yogya Peringati Peristiwa Malari

Hayyan ditetapkan sebagai saksi bersama puluhan kawan-kawannya Senin, 1 Mei. Sekarang ia dilepaskan dan wajib melapor ke polisi dua kali dalam sepekan.

Juru Bicara Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta Ajun Komisaris Besar Polisi Yulianto pukul 13.00 melakukan jumpa pers ihwal penangkapan demonstran di pertigaan Kampus UIN Sunan Kalijaga. Dalam pesan whatssapp, Yulianto menyebut sejumlah orang, lebih dari tiga ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaaan perusakan pos polisi itu.

Berita terkait

Yogyakarta International Airport Jadi Satu-satunya Bandara Internasional di DIY-Jateng, Ini Kata Sultan HB X

9 jam lalu

Yogyakarta International Airport Jadi Satu-satunya Bandara Internasional di DIY-Jateng, Ini Kata Sultan HB X

Yogyakarta International Airport sebagai satu-satunya bandara internasional di wilayah ini menjadi peluang besar bagi Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

10 jam lalu

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

Protes mahasiswa pro-Palestina di Universitas California, Berkeley (UC Berkeley) berlangsung tanpa penangkapan oleh polisi.

Baca Selengkapnya

300 Demonstran pro-Palestina di Universitas Colombo Ditahan

13 jam lalu

300 Demonstran pro-Palestina di Universitas Colombo Ditahan

Sekitar 300 demonstran pro-Palestina di Universitas Colombia ditahan polisi setelah unjuk rasa mulai mengganggu proses belajar-mengajar.

Baca Selengkapnya

Respons Sultan HB X soal Penjabat Kepala Daerah yang Ingin Maju di Pilkada 2024

21 jam lalu

Respons Sultan HB X soal Penjabat Kepala Daerah yang Ingin Maju di Pilkada 2024

Sejumlah partai telah merampungkan penjaringan kandidat untuk Pilkada 2024 di kabupaten/kota Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Baca Selengkapnya

Jogja Fashion Week 2024 Bakal Libatkan 100 Produsen Fashion dan 112 Desainer

22 jam lalu

Jogja Fashion Week 2024 Bakal Libatkan 100 Produsen Fashion dan 112 Desainer

Puncak acara Jogja Fashion Week akan diadakan di Jogja Expo Center Yogyakarta pada 22 - 25 Agustus 2024.

Baca Selengkapnya

Hari Buruh Internasional, Berikut Profil 4 Tokoh Aktivis Buruh Indonesia dari Marsinah hingga Muchtar Pakpahan

1 hari lalu

Hari Buruh Internasional, Berikut Profil 4 Tokoh Aktivis Buruh Indonesia dari Marsinah hingga Muchtar Pakpahan

Berikut profil dari 4 tokoh hari buruh: Marsinah, Muchtar Pakpahan, Widji Thukul, dan Jacob Nuwa Wea

Baca Selengkapnya

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

1 hari lalu

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

Pengunjuk rasa pro-Palestina dan anti-Israel membersihkan perkemahan di kampus setelah mencapai kesepakatan dengan administrasi universitas Brown.

Baca Selengkapnya

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

1 hari lalu

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

Donald Trump memuji polisi New York yang menggerebek unjuk rasa pro-Palestina di Universitas Columbia.

Baca Selengkapnya

Hari Buruh Internasional dari Masa ke Masa di Indonesia, Kapan Mulai Jadi Hari Libur Nasional?

1 hari lalu

Hari Buruh Internasional dari Masa ke Masa di Indonesia, Kapan Mulai Jadi Hari Libur Nasional?

Hari Buruh diperingati setiap tahun pada 1 Mei. Kapan pertama kali diperingati di Indonesia, kapan pula ditetapkan sebagai hari libur nasional?

Baca Selengkapnya

KM ITB Desak Pemerintah Cabut UU Cipta Kerja dan Cegah Eksploitasi Kelas Pekerja

1 hari lalu

KM ITB Desak Pemerintah Cabut UU Cipta Kerja dan Cegah Eksploitasi Kelas Pekerja

Keberadaan UU Cipta Kerja tidak memberi jaminan dan semakin membuat buruh rentan.

Baca Selengkapnya