Empat Kriteria Cawapres Jokowi Versi SMRC

Rabu, 25 April 2018 14:06 WIB

Presiden Joko Widodo bersama istrinya, Iriana Jokowi, membayar sayuran dan buah-buahan yang dibelunya saat berbelanja di Pasar Mama Mama, Kota Jayapura, Papua, 11 April 2018. Foto: Biro Pers Setpres

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) Djayadi Hanan menyebutkan empat kriteria yang bisa menjadi acuan bagi Joko Widodo (Jokowi) memilih pendamping di pemilihan presiden 2019.

Kriteria pertama adalah acceptability atau tingkat penerimaan. “Acceptability-nya harus baik dan diterima semua kalangan, mulai dari partai politik hingga non-parpol, serta tidak memiliki resistensi,” kata Djayadi saat dihubungi Tempo pada Rabu, 25 April 2018.

Baca: Fahri Hamzah: Ada Kejutan untuk Jokowi Menjelang Pilpres 2019

Jokowi yang telah dideklarasikan sebagai capres 2019 belum juga menentukan calon wakilnya. Sejumlah nama pun disebut layak menjadi cawapres Jokowi, di antaranya Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar, Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Muhammad Romahurmuziy, Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman, Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) TGB. M. Zainul Majdi, Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan, Menteri Keuangan Sri Mulyani, dan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD.

Selain memiliki kriteria acceptability, menurut Djayadi, cawapres Jokowi harus memiliki kompetensi dan integritas yang sesuai dengan prioritas kerja Jokowi di periode kedua. Ia mencontohkan, jika Jokowi akan berfokus pada pemberantasan korupsi atau akselerasi pembangunan ekonomi, nama Mahfud MD atau Sri Mulyani akan menjadi calon terkuat mendampingi mantan Wali Kota Solo tersebut.

Advertising
Advertising

Baca: SBY Sebut Soal Pemimpin Baru, Pengamat: Sulit Kalahkan Jokowi

Kriteria lain adalah elektabilitas. Ia menerangkan, hingga saat ini, belum ada satu pun calon yang memiliki elektabilitas menonjol. “Nama-nama seperti Cak Imin, Rommy, Sri Mulyani, Susi, atau Mahfud MD elektabilitasnya rata-rata masih lima persen,” kata Djayadi.

Kriteria terakhir, menurut dia, adalah chemistry atau kedekatan secara personal dengan Jokowi. Rasa kenyamanan dalam bekerja sama dan memiliki pemahaman yang sama dalam visi dan misi akan menjadi alasan Jokowi memilih wakil.

Djayadi pun menduga Jokowi sudah mengantongi beberapa nama yang akan dipilih mendampinginya dalam kontestasi pilpres 2019. Namun, menurut Djayadi, orang nomor satu di Indonesia itu masih melihat perkembangannya berdasarkan empat kriteria tersebut. “Jokowi masih melihat perkembangan tiga bulan ke depan dalam memilih wakil. Kalau misalnya ekonomi menurun, ya, akan dicari yang bisa membuatnya menjadi stabil,” katanya.

Berita terkait

Terpopuler: Pria Sobek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai, BTN Didemo karena Uang Nasabah Hilang

2 jam lalu

Terpopuler: Pria Sobek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai, BTN Didemo karena Uang Nasabah Hilang

Terpopuler bisnis: Pria menyobek tas Hermes di depan petugas Bea Cukai karena karena diminta bayar Rp 26 juta, BTN didemo nasabah.

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi Dorong Hilirisasi untuk Stabilkan Harga Jagung

3 jam lalu

Presiden Jokowi Dorong Hilirisasi untuk Stabilkan Harga Jagung

Harga Jagung di tingkat petani anjlok saat panen raya. Presiden Jokowi mendorong hilirisasi untuk menstabilkan harga.

Baca Selengkapnya

Diperpanjang hingga 2061, Ini Kronologi Kontrak Freeport di Indonesia

14 jam lalu

Diperpanjang hingga 2061, Ini Kronologi Kontrak Freeport di Indonesia

Pemerintah memperpanjang kontrak PT Freeport Indonesia hingga 2061 setelah kontrak mereka berakhir pada 2041 dengan kompensasi penambahan saham 61%

Baca Selengkapnya

Gibran Sebut Siapkan Roadmap Soal Partai Politiknya ke Depan

14 jam lalu

Gibran Sebut Siapkan Roadmap Soal Partai Politiknya ke Depan

Gibran mengaku telah memiliki roadmap untuk partai politik yang dipilihnya setelah tak bergabung lagi dengan PDIP.

Baca Selengkapnya

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

16 jam lalu

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

Ahli ini menyatakan tak anti investasi asing, termasuk yang dijanjikan datang dari Apple dan Microsoft.

Baca Selengkapnya

Kontrak Freeport Diperpanjang hingga 2061, Bahlil: Kita Kembalikan Milik Orang Indonesia

17 jam lalu

Kontrak Freeport Diperpanjang hingga 2061, Bahlil: Kita Kembalikan Milik Orang Indonesia

Pemerintah bakal memperpanjang kontrak PT Freeport hingga 2061. Menteri Bahlil Lahadalia klaim Freeport sudah jadi perusahaan milik Indonesia.

Baca Selengkapnya

Panen Jagung di Sumbawa, Presiden Tekankan Pentingnya Jaga Keseimbangan Harga

18 jam lalu

Panen Jagung di Sumbawa, Presiden Tekankan Pentingnya Jaga Keseimbangan Harga

Presiden Joko Widodo, menekankan pentingnya menjaga keseimbangan harga baik ditingkat petani, pedagang maupun peternak

Baca Selengkapnya

Hardiknas 2024: Jokowi dan Nadiem Makarim Sampaikan Pesan Ini

18 jam lalu

Hardiknas 2024: Jokowi dan Nadiem Makarim Sampaikan Pesan Ini

Apa pesan Presiden Jokowi dan Mendikburistek Nadiem Makarim dalam peringatan Hardiknas 2024?

Baca Selengkapnya

Harga Jagung Anjlok karena Panen Raya, Jokowi: Kurang Baik untuk Petani

18 jam lalu

Harga Jagung Anjlok karena Panen Raya, Jokowi: Kurang Baik untuk Petani

Jokowi mengatakan panen raya jagung terjadi mulai dari Sumbawa Barat, Dompu, hingga Gorontalo.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Jokowi Resmikan Bendungan Tiuk Suntuk di NTB, Respons BTN Atas Dugaan Raibnya Uang Nasabah

19 jam lalu

Terkini Bisnis: Jokowi Resmikan Bendungan Tiuk Suntuk di NTB, Respons BTN Atas Dugaan Raibnya Uang Nasabah

Presiden Joko Widodo alias Jokowi meresmikan Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Baca Selengkapnya