Eksekusi Mati TKI Zaini Misrin, Jokowi 3 Kali Minta Pengampunan

Selasa, 20 Maret 2018 15:03 WIB

Aktivis Buruh Migran saat melakukan aksi Mengutuk dan Menolak Hukuman Mati di depan Kedutaan Besar Arab Saudi, Jakarta, Selasa 20 Maret 2018. Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Madura, Jawa Timur, Muhammad Zaini Misrin telah dieksekusi mati Pemerintah Arab Saudi karena dinilai terbukti bersalah membunuh majikannya, Abdullah bin Umar Muhammad Al Sindy. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Arab Saudi mengeksekusi mati seorang TKI asal Bangkalan, Madura, Muhammad Zaini Misrin pada Ahad, 18 Maret 2018. Pemerintah Arab Saudi menghukum pancung Zaini karena dituduh membunuh majikannya, Abdullah bin Umar Muhammad Al-Sindy.

Direktur Eksekutif Migrant Care Wahyu Susilo mengatakan Zaini belum tentu bersalah dalam perkara ini. Zaini, kata Wahyu, mendapat tekanan dari otoritas Arab Saudi untuk mengakui bahwa dirinya telah melakukan pembunuhan. “Menurut pengakuan Zaini, dia dipaksa otoritas Arab Saudi untuk mengaku melakukan pembunuhan,” kata dia saat dihubungi Tempo pada Senin, 19 Maret 2018.

Wahyu mengatakan, menurut catatan Migrant Care, Zaini merupakan buruh migran resmi asal Desa Kebun, Kecamatan Kamal, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur. Zaini berangkat secara resmi ke Arab Saudi sejak 1992 melalui perusahaan Penyalur Jasa TKI, PT Damas Atmanco di Jakarta.

Baca: Hingga Ajal, Zaini Misrin Membantah Tuduhan Membunuh Majikan

Di Arab Saudi, Zaini bekerja sebagai sopir pribadi keluarga Abdullah bin Umar Muhammad Al Sindy. Pada 13 Juli, 2004, kepolisian Arab Saudi tiba-tiba menangkap Zaini atas tuduhan telah membunuh majikannya tersebut.

Advertising
Advertising

Menurut keterangan Kementerian Luar Negeri, selama empat tahun masa persidangan hingga dijatuhkannya vonis mati, otoritas Arab Saudi tidak pernah sekalipun menyampaikan pemberitahuan atau mandatory consular notification kepada Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Jeddah. Zaini mengaku juga tidak mendapatkan akses berkomunikasi dengan KJRI selama masa persidangan hingga vonis.

Zaini baru diperbolehkan menghubungi KJRI Jeddah, setelah vonis mati dijatuhkan kepadanya pada 17 November 2008. Menurut keterangan Zaini, selama masa pemeriksaan hingga vonis, dirinya tidak mendapatkan penerjemah yang netral dan imparsial. Kepada KJRI Jeddah, Zaini bahkan menceritakan penerjemah dan kepolisian memaksanya untuk mengaku bersalah.

Baca: Migrant Care: Eksekusi Mati TKI Zaini Misrin Melanggar HAM

Setelah mengetahui hal itu, sejak 2009, pihak KJRI sempat mengirimi surat permohonan pengampunan Zaini kepada Kementerian Luar Negeri Arab Saudi. KJRI juga melakukan pendampingan pada Zaini dalam sidang banding yang berlangsung 18 Oktober 2009.

Selain mengupayakan banding, pihak KJRI juga terus mendorong diadakannya investigasi ulang atas kasus ini, dengan menyerahkan bukti baru. Namun, investigasi ulang yang dilakukan selama 2011-2014 tak membuahkan hasil. Zaini tetap dipenjara.

Presiden Joko Widodo juga sudah tiga kali menyampaikan permohonan pengampunan Zaini kepada pemerintah Arab Saudi. Jokowi pertama kali mengajukan permohonan pengampunan saat bertemu Raja Salam bin Abdulaziz Al Saud dalam kunjungannya ke Arab Saudi, September 2015.

Jokowi kembali mengajukan permohonan pengampunan saat Raja Salman mengunjungi Indonesia pada Maret 2017. Terakhir Jokowi mengirim surat permohonan pengampunan kepada pemerintah Arab Saudi pada November 2017. Namun, permohonan ampunan itu tak membuahkan hasil. Pemerintah Arab Saudi bergeming dan tetap mengeksekusi mati TKI Zaini Misrin pada Ahad, 18 Maret 2018.

Berita terkait

Presidential Club Bentukan Prabowo Bisa Buka Peluang Jokowi Cawe-cawe di Pemerintahan Mendatang?

9 jam lalu

Presidential Club Bentukan Prabowo Bisa Buka Peluang Jokowi Cawe-cawe di Pemerintahan Mendatang?

Adapun rencana membentuk Presidential Club diungkap oleh juru bicara Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak.

Baca Selengkapnya

Respons DPR atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

9 jam lalu

Respons DPR atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

Anggota DPR Saleh Partaonan Daulay menilai perlu usaha dan kesungguhan dari Prabowo untuk menciptakan presidential club.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Pemilik Sepatu Bata hingga Jokowi Minta Timbal Balik Ekonomi

9 jam lalu

Terkini Bisnis: Pemilik Sepatu Bata hingga Jokowi Minta Timbal Balik Ekonomi

Siapa pemilik merek sepatu Bata yang pabriknya tutup di Purwakarta?

Baca Selengkapnya

Habiburokhman Sebut Ide Prabowo Bikin Presidential Club Sudah Sejak 2014

9 jam lalu

Habiburokhman Sebut Ide Prabowo Bikin Presidential Club Sudah Sejak 2014

Prabowo disebut memiliki keinginan untuk secara rutin bertemu dengan para presiden sebelum dia.

Baca Selengkapnya

Jokowi Beri Dua Catatan di Rapat Evaluasi Mudik Lebaran 2024

9 jam lalu

Jokowi Beri Dua Catatan di Rapat Evaluasi Mudik Lebaran 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya mengatakan 242 juta masyarakat melakukan perjalanan mudik lebaran tahun ini.

Baca Selengkapnya

Dahnil Anzar Yakin Prabowo Bisa Cairkan Komunikasi Jokowi-Megawati-SBY

10 jam lalu

Dahnil Anzar Yakin Prabowo Bisa Cairkan Komunikasi Jokowi-Megawati-SBY

Dahnil menilai Prabowo punya kemampuan untuk menghubungkan mereka.

Baca Selengkapnya

Jokowi dan Gibran Kompak Bilang Begini soal Wacana Presidential Club Usulan Prabowo

10 jam lalu

Jokowi dan Gibran Kompak Bilang Begini soal Wacana Presidential Club Usulan Prabowo

Wacana presidential club yang sebelumnya disampaikan Juru Bicara Prabowo mendapat respond dari Jokowi dan Gibran.

Baca Selengkapnya

Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

11 jam lalu

Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

Jokowi menyebut pemerintah baru mampu mencetak 2.700 dokter spesialis per tahun. Sementara pemerintah membutuhkan 29 ribu dokter spesialis.

Baca Selengkapnya

Jokowi: Harus Ada Timbal Balik Ekonomi dari Program Pemerintah

13 jam lalu

Jokowi: Harus Ada Timbal Balik Ekonomi dari Program Pemerintah

Presiden Joko Widodo atau Jokowi berharap Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2025 sesuai dengan program pembangunan yang telah direncanakan

Baca Selengkapnya

Jokowi Curhat Alat Kesehatan di Daerah Tersedia, tapi Minim Dokter Spesialis

14 jam lalu

Jokowi Curhat Alat Kesehatan di Daerah Tersedia, tapi Minim Dokter Spesialis

Presiden Jokowi menyayangkan daerah kepulauan maupun daerah terpencil dia tak menemukan tenaga dokter spesialis.

Baca Selengkapnya