Marsekal Hadi Tjahjanto Masuk TNI karena Tidak Ada Biaya Kuliah
Reporter
Muhammad Hendartyo
Editor
Untung Widyanto
Sabtu, 17 Maret 2018 07:22 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Panglima Tentara Nasional Indonesia Marsekal Hadi Tjahjanto memilih menjadi anggota Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) sekarang TNI, berawal karena tidak memiliki biaya untuk kuliah.
"Mas Hadi mengambil ABRI karena tidak ada biaya untuk kuliah. Karena tentara begitu diterima akan langsung dibiayai negara sampai nanti dia bekerja," kata adik Hadi Tjahjanto, Kolonel Wahyu Tjahjadi saat ditemui di kawasan Senayan, Jumat, 16 Maret 2018.
Baca juga: Jadi Calon Panglima TNI, Begini Karier Marsekal Hadi Tjahjanto
Wahyu mengatakan ayahnya adalah seorang tamtama, yang merupakan golongan pangkat ketentaraan yang paling rendah. Oleh karena itu Hadi Tjahjanto didorong oleh bapaknya untuk masuk ke Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia(Akabri) dengan harapan memperbaiki ekonomi keluarga.
Hal tersebut diungkapkan saat peluncuran buku “Anak Sersan Jadi Panglima” karya Eddy Suprapto. Buku tersebut dibuat selama tiga bulan dengan mengumpulkan bahan yang didominasi dari wawancara keluarga.
Eddy mengatakan Hadi Tjahjanto memiliki hal yang menarik, sehingga dalam mewawancara itu ia mendapat feed back yang luar biasa atau tak terduga.
Buku tersebut menggambarkan masa lalu Hadi Tjahjanto yang hidup serba sederhana. Salah satunya, Hadi Tjahjanto pernah menjadi pembuat dan penjual donat bersama keluarganya.
"Mas Hadi yang membikin donat, penjualnya kakak saya, dan saya meletakan donat-donat ke warung. Itu cukup lama, sampai Mas Hadi masuk Akabri(Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia)," kata Wahyu Tjahjadi.
Simak juga: Hadi Tjahjanto: Istri Saya Orang Singosari, Makannya Nasi Jagung
Hadi Tjahjanto pernah menjadi caddy atau pengambil bola golf untuk membantu orangtuanya membiayai sekolah adik-adiknya.
Bahkan Wahyu menceritakan salah satu yang paling dia ingat saat ibunya, Nur Saa'dah harus mengangkat kulkas sendiri untuk dijual. Hal tersebut dilakukan karena utang yang melilit keluarga orang tua Hadi Tjahjanto. Pernah juga ibunya sampai berutang gula satu kuintal.