ICW Minta Partai Bertanggung Jawab Jika Calon di Pilkada Korupsi

Reporter

Imam Hamdi

Editor

Juli Hantoro

Jumat, 2 Maret 2018 16:43 WIB

Para peneliti dari Perludem Fadli Ramadhanil, Pusako Univ. Andalas Feri Amsari, ICW Donal Fariz, Lingkar Madani Ray Rangkuti, Pukat UGM Oce Madril, ICW Almas Sjafrina, mengikuti diskusi politik dinasti, korupsi dan Pilkada serentak, di Kantor ICW, Jakarta, 13 Januari 2017. Dalam diskusi ini para peneliti menyatakan masyarakat sebagai pemilih punya peran besar untuk memutus dinasti politik. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia Coruption Watch atau ICW meminta partai bertanggung jawab jika ada kepala daerah yang mereka calonkan di Pilkada tersangkut kasus pidana, terutama korupsi. Koodinator Bidang Korupsi Politik ICW Donal Fariz mengatakan sedang mewacanakan agar partai turut bertanggung jawab jika ada calon kepada daerah yang diusungnya terkena kasus korupsi.

"Sanksi partai yang calonnya terlibat korupsi, tidak boleh mengajukan lagi di pilkada selanjutnya," kata Donal dalam diskusi diskusi bertema Darurat Integritas Pilkada di Sekretariat ICW, Kalibata, Jakarta Selatan, Jumat, 2 Maret 2018.

Menurut dia, selama ini calon yang dibelit kasus korupsi mesti menanggung sendiri masalahnya. Padahal, yang mesti dikejar adalah partai yang mengusungnya.

Baca juga: Dalam Setahun KPK Tangkap 8 Kepala Daerah, Korupsi untuk Pilkada?

Sebagai contoh, kasus korupsi calon Gubernur Sulawesi Tenggara Asrun dan anaknya yang menjadi Wali Kota Kendari Adiyatma Dwi Putra, dari Partai Amanat Nasional. Dalam kasus ini, partai juga seharusnya bertanggung jawab. "Selama ini partai lepas tanggung jawab."

Advertising
Advertising

Menurut dia, jika partai tidak dibenahi maka masalah korupsi calon kepala daerah akan terus berulang. Bahkan, dalam dua bulan terakhir telah ada delapan calon kepala daerah yang tertangkap karena kasus korupsi. Bahkan, empat di antaranya merupakan calon inkumben, yang masih aktif.

"Kami sedang mewacanakan sanksi ini. Memang berat, dan butuh waktu panjang untuk menerapkannya," ujarnya.

Ia menuturkan banyak calon kepala daerah tersangkut kasus korupsi karena biaya mahal mereka untuk maju di Pilkada. Calon kepala daerah harus mampu membayar kursi untuk mengikuti pertarungan di Pilkada. "Bahkan ada satu kursi partai yang harganya ratusan juta sampai miliaran rupiah," ujarnya.

Lebih jauh Donal melihat adanya ketidaksesuaian komitmen partai dengan yang mereka lakukan. Salah satunya mereka mendeklarasikan tidak melakukan politik uang. Namun, secara formal tidak pernah mendeklarasikan tak menerima politik uang dari calon kepala daerah yang mereka usung.

Menurut dia, jika memang partai tidak pernah menerima uang dari calon kepala daerah, atau yang lain, tidak perlu khawatir ada tindakan korup. Selain itu, partai jadi siap untuk menerima sanksi.

Baca juga: Berikut 10 Provinsi Penyelenggara Pilkada Rawan Korupsi

"Kalau mau membuktikan partai bersih. Sanksi administrasi harus mau mereka terima. Karena kalau pidana menjerat kepada yang melakukan," ucapnya.

Ia menambahkan calon kepala daerah yang terbukti melakukan korupsi juga harus dibatalkan penetapannya. Sanksi tersebut tidak hanya diusulkan dalam kerangka efek jera, tetapi juga diharapkan dapat mencegah tindak korupsi calon kepala daerah, dan mahar politik. "Partai harus lebih selektif menjaring calonnya."

Berita terkait

PDIP Surabaya Usulkan ke DPP Inkumben Eri Cahyadi-Armuji Maju Pilkada Kota Surabaya

13 jam lalu

PDIP Surabaya Usulkan ke DPP Inkumben Eri Cahyadi-Armuji Maju Pilkada Kota Surabaya

PDIP Surabaya mengusulkan wali kota - wakil wali kota inkumben Eri Cahyadi-Armuji maju ke Pilkada Kota Surabaya 2024.

Baca Selengkapnya

Jajaki Koalisi dengan Partai Lain, Demokrat Incar Kursi Calon Wakil di Pilkada Jakarta

16 jam lalu

Jajaki Koalisi dengan Partai Lain, Demokrat Incar Kursi Calon Wakil di Pilkada Jakarta

Partai Demokrat bakal mengusung sejumlah kader muda di Pilkada Jakarta. Mengincar kursi Wakil Gubernur

Baca Selengkapnya

Respons Ketua DPW PSI Jawa Tengah soal Mosi Tidak Percaya dari 25 DPD

21 jam lalu

Respons Ketua DPW PSI Jawa Tengah soal Mosi Tidak Percaya dari 25 DPD

Disebutkan 25 DPD PSI di Jawa Tengah melayangkan mosi tidak percaya kepada DPW PSI Jawa Tengah. Begini respons ketua DPW PSI.

Baca Selengkapnya

4 Wajah Lama Ini Kembali Muncul dalam Bursa Bakal Calon Gubernur Pilkada 2024

1 hari lalu

4 Wajah Lama Ini Kembali Muncul dalam Bursa Bakal Calon Gubernur Pilkada 2024

Sejumlah nama bakal calon gubernur di Pilkada 2024 sudah mulai bermunculan, termasuk 4 wajah lama ini. Siapa saja mereka?

Baca Selengkapnya

Serba-serbi Khofifah Jelang Pilkada Jawa Timur terkait Peluang dan Calon Lawan

1 hari lalu

Serba-serbi Khofifah Jelang Pilkada Jawa Timur terkait Peluang dan Calon Lawan

Khofifah dinilai menjadi calon gubernur terkuat pada Pilkada Jatim 2024. PKB dan PPP tengah menyiapkan lawan.

Baca Selengkapnya

Bobby Nasution Tunjuk Pamannya sebagai Plh Sekda Kota Medan, Diskominfo: Sejak 24 April 2024

2 hari lalu

Bobby Nasution Tunjuk Pamannya sebagai Plh Sekda Kota Medan, Diskominfo: Sejak 24 April 2024

Wali Kota Bobby Nasution menunjuk pamannya, Benny Sinomba Siregar sebagai Pelaksana Harian Sekretaris Daerah Kota Medan.

Baca Selengkapnya

Iuran Wisata untuk Siapa

2 hari lalu

Iuran Wisata untuk Siapa

Rencana pemerintah memungut iuran wisata lewat tiket pesawat ditolak sejumlah kalangan. Apa masalahnya?

Baca Selengkapnya

Digadang Maju di Pilgub Jabar, Wali Kota Depok Guyon Perlu Siapkan Mahar

3 hari lalu

Digadang Maju di Pilgub Jabar, Wali Kota Depok Guyon Perlu Siapkan Mahar

Wali Kota Depok 2 periode Mohammad Idris dikabarkan bakal naik level untuk bertarung di pemilihan gubernur Jawa Barat pada Pilkada 2024 serentak.

Baca Selengkapnya

Putri Mantan Bupati Sragen Ingin Maju Pilkada 2024, Baliho Sosialisasinya Dirusak

3 hari lalu

Putri Mantan Bupati Sragen Ingin Maju Pilkada 2024, Baliho Sosialisasinya Dirusak

Wina mengaku menyayangkan perusakan baliho sosialisasinya untuk Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Junimart Minta Seleksi Petugas Badan Adhoc Pilkada Dilakukan Terbuka

5 hari lalu

Junimart Minta Seleksi Petugas Badan Adhoc Pilkada Dilakukan Terbuka

Wakil Ketua Komisi II DPR RI, Junimart Girsang mengatakan, badan Adhoc Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), harus diseleksi lebih ketat dan terbuka untuk menghindari politik transaksional.

Baca Selengkapnya