Penyerangan Gereja St Lidwina, DPRD DIY: Bukan Kriminal Biasa

Senin, 12 Februari 2018 07:38 WIB

Petugas kepolisian melakukan olah TKP kasus penyerangan di Gereja Santa Lidwina, DI Yogyakarta, Minggu (11/2)11 Februari 2018. Polisi masih melakukan penyelidikan terkait kasus penyerangan gereja ini. ANTARA/Andreas Fitri Atmoko

TEMPO.CO, Yogyakarta - Ketua Komisi A DPRD DKIY Eko Suwanto menilai penyerangan yang terjadi di Gereja St Lidwina, Bedog Trihanggo, Sleman, Yogyakarta sudah tergolong aksi teror. Karena itu, menurut dia, penanganannya harus tuntas agar tidak menular.

"Ini bukan kriminal biasa, tapi sudah aksi teror yang tidak hanya merusak, melukai korban, tapi juga mengoyak kerukunan masyarakat, serta menimbulkan rasa takut di tengah masyarakat untuk beribadah," kata Eko saat meninjau lokasi kejadian, Minggu, 11 Februari 2018.

Baca: Panglima TNI dan Ketua DPR Tinjau Gereja St Lidwina

Eko mengatakan aksi kekerasan yang dilakukan siapa pun atas nama apa pun tidak bisa dibenarkan. Aparat keamanan, kata dia, perlu bertindak tegas agar warga Yogyakarta merasa aman. "Apa pun motifnya, aksi teror dalam segala bentuknya, khususnya yang mengganggu kegiatan ibadah tidak boleh berulang terus," ucapnya.

DPRD DIY akan mengajak segenap masyarakat melawan aksi teror ini agar tidak menjadi sumber ketakutan yang berkepanjangan. Selain itu, kata Eko, pihaknya juga mendukung langkah penegak hukum untuk bekerja cepat dan tuntas mengungkap aksi teror ini. "Aparat, kami dukung menjalankan proses hukum, agar pelaku beserta aktor-aktor di belakang layar kasus ini bisa segera diungkap," katanya.

Penyerangan di Gereja St Lidwina terjadi saat misa ekaristi berlangsung pada Minggu pagi, 11 Februari 2018. Ketika itu, seorang pria tiba-tiba datang lalu menyerang jemaat kemudian pimpinan ibadah Romo Edmund Prier SJ. Suasana pun berubah menegangkan. Kepolisian masih menyelidiki motif pelaku.

Baca: Gereja Santa Lidwina Diserang, Sultan HB X Sedih dan Mohon Maaf

Advertising
Advertising

DPRD DIY mengagendakan rapat kerja bersama Pemerintah Daerah DIY dan stake holder untuk membahas penyerangan terhadap Gereja St Lidwina. Dalam rapat itu DPRD DIY meminta penegak hukum mengusut tuntas aksi tersbeut agar aksi kekerasan dan intoleransi tidak terjadi lagi.

"Kami harap masyarakat tidak panik. Ayo hidupkan lagi siskamling untuk mendukung aparat menciptakan kondisi yang damai," ujar Eko.

Masyarakat juga diimbau untuk segera melaporkan ke polisi terdekat jika melihat ada orang atau kelompok yang mencurigakan. Eko juga meminta perangkat desa/kelurahan, RW, Kadus, RT, Satlinmas, termasuk warga melakukan pemantauan lingkungan lebih ketat lagi. "Kami ajak masyarakat suarakan lagi Jogja ora wedi (Jogja tidak takut), Jogja cinta damai, kita lawan aksi teror, intoleransi serta aksi kekerasan lainnya, " ujar Eko.

Anggota DPRD DIY lain, Dwi Wahyu Budiantoro, menilai penyerangan yang terjadi di Gereja St Lidwina merupakan kejahatan dan tragedi kemanusiaan. "Kejadian tersebut tidak bisa dibiarkan karena merupakan bentuk intoleransi," ujarnya.

Berita terkait

Hadiri Penetapan Caleg Terpilih di Solo, Gibran Berharap Bisa Merangkul Semua Kekuatan Politik

5 hari lalu

Hadiri Penetapan Caleg Terpilih di Solo, Gibran Berharap Bisa Merangkul Semua Kekuatan Politik

Gibran berharap Pemerintah Kota Solo dapat menjalin kerja sama yang baik dengan seluruh anggota DPRD.

Baca Selengkapnya

Pembatasan Kendaraan di UU DKJ, DPRD DKI: Sesuatu yang Harus Dikaji Lagi

8 hari lalu

Pembatasan Kendaraan di UU DKJ, DPRD DKI: Sesuatu yang Harus Dikaji Lagi

Ketua Komisi B DPRD DKI Jakarta mendesak untuk melakukan kajian yang matang sebelum menerapkan kebijakan pembatasan kendaraan pribadi sesuai UU DKJ.

Baca Selengkapnya

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

11 hari lalu

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

Bawaslu minta jajarannya menyiapkan alat bukti dan kematangan mental menghadapi sidang sengketa Pileg di MK.

Baca Selengkapnya

Cerita dari Kampung Arab Kini

16 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

19 hari lalu

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi

Baca Selengkapnya

Mantan Napi Korupsi Melenggang Menjadi Anggota Dewan: Nurdin Halid dan Desy Yusandi

39 hari lalu

Mantan Napi Korupsi Melenggang Menjadi Anggota Dewan: Nurdin Halid dan Desy Yusandi

ICW temukan 56 mantan napi korupsi ikut dalam proses pencalonan anggota legislatif Pemilu 2024. Nurdin Halid dan Desy Yusandi lolos jadi anggota dewan

Baca Selengkapnya

Kaesang Pangarep: Perolehan Kursi PSI di DPRD Meningkat Sekitar 200 Persen

47 hari lalu

Kaesang Pangarep: Perolehan Kursi PSI di DPRD Meningkat Sekitar 200 Persen

Kaesang Pangarep mengatakan, meski PSI tidak lolos ke Senayan, perolehan kursinya di DPR meningkat sekitar 200 persen.

Baca Selengkapnya

William Aditya Sarana Raih Suara Tertinggi Pemilu 2024 untuk Caleg DPRD DKI Jakarta, Ini Profilnya

50 hari lalu

William Aditya Sarana Raih Suara Tertinggi Pemilu 2024 untuk Caleg DPRD DKI Jakarta, Ini Profilnya

Ketua Fraksi PSI DPRD DKI Jakarta William Aditya Sarana meraih suara terbanyak untuk caleg DPRD DKI dalam Pemilu 2024. Di mana dapilnya? Ini profilnya

Baca Selengkapnya

Wayan Koster Umumkan Lima Kader PDIP Bali Amankan Tiket ke Senayan

55 hari lalu

Wayan Koster Umumkan Lima Kader PDIP Bali Amankan Tiket ke Senayan

Wayan Koster mengatakan PDIP masih menjadi partai terkuat di Pulau Dewata meskipun capres-cawapresnya belum berhasil menang.

Baca Selengkapnya

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

56 hari lalu

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755

Baca Selengkapnya