Refly Harun: Oesman Sapta Merugikan Hanura di Tahun Politik

Reporter

Caesar Akbar

Kamis, 18 Januari 2018 08:37 WIB

Ketua MPR RI Zulkifli Hasan (kanan) didampingi Inspektur Upacara Oesman Sapta Odang (kiri) saat prosesi pemakaman tokoh Politik Alm AM Fatwa di TMP Kalibata, 14 Desember 2017. Tempo/Fakhri Hermansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Pakar hukum tata negara, Refly Harun menilai Ketua Umum Partai Hanura Oesman Sapta Odang akan merugikan Hanura pada tahun politik 2018 hingga 2019. "Intinya politik kan matter of perception," kata Refly, Rabu, 17 Januari 2018. Jika Oesman dipertahankan, akan sulit bagi Hanura untuk memangun partai yang besar dan solid.

Dalam menghadapi tahun politik ini, Refly mengatakan partai butuh energi yang besar. Ia mengakui Oesman dipandang sebagai orang yang kaya raya dan royal. Meski begitu dia merasa hal itu tidak bisa menyelamatkan partai Hanura dalam pemilu-pemilu mendatang.

Baca:
Sarankan Hanura Tak Pertahankan Oso, Ini ...
Oesman Sapta Dipecat, Hanura Gelar Munas ...

"Dalam pemilu enggak bisa, enggak mungkin membayar masyarakat. Enggak ada orang yang kuat membayar masyarakat," ujar Refly. Dia mengatakan satu-satunya langkah yang mesti ditempuh partai berwarna oranye itu adalah memilih pemimpin yang baik dalam hal persepsi, kerja, dan kerja kolektif.

Ia menyarankan Partai Hanura tidak mempertahankan Oesman Sapta Odang sebagai ketua umum partai. Saat ini, kata Refly, masyarakat menaruh persepsi negatif terhadap Ketua Dewan Perwakilan Daerah itu."Dalam konflik Hanura sebaiknya munculkan orang yang loyal tapi perspektifnya baik," ujarnya kepada Tempo, Kamis, 18 Januari 2018.

Menurut Refly, salah satu yang menyebabkan Oesman dipandang negatif oleh masyarakat adalah ketika dia dinilai merebut kursi Ketua DPD. "Padahal Mahkamah Agung menyebutkan masa jabatan itu mengikuti masa jabatan DPD, kan gitu."

Simak:
Keakraban Wiranto dan OSO di Tengah Konflik Partai Hanura
Klaim Dukungan 32 DPD, Oesman Sapta: Saya ...

Selain itu, tindakan Oesman yang juga memunculkan persepsi buruk adalah saat ia memobilisasi anggota DPD bergabung dengan partainya. Padahal, DPD, kata Refly, sejatinya diperuntukan untuk orang-orang non-parpol. "Malah jadi proksi Hanura." Menurut Refly Harun, hal ini bisa merusak sistem ketatanegaraan dan membuat persepsi buruk itu merugikan Hanura.

Advertising
Advertising

Ketua Dewan Pembina Partai Hati Nurani Rakyat atau Hanura Wiranto menyesalkan konflik internal di partai yang dirintisnya sejak November 2006 itu. Oesman Sapta Odang dipecat sebagai ketua umum Hanura karena dianggap melanggar anggaran dasar dan anggaran rumah tangga partai.

Wiranto menyebut konflik ini masalah serius pertama di tubuh partainya sejak didirikan 11 tahun lalu. "Saya terkejut dan menyesalkan hal tersebut. Sejak didirikan, belum pernah ada masalah serius yang menimbulkan konflik internal di partai seperti ini." Wiranto menulis di akun twitter resminya @wiranto1947 pukul 21.02.

Berita terkait

Pembubaran Paksa Diskusi Diaspora di Kemang, PDIP dan PKB Beri Tanggapan

36 hari lalu

Pembubaran Paksa Diskusi Diaspora di Kemang, PDIP dan PKB Beri Tanggapan

PDIP dan PKB mengecam pembubaran paksa diskusi diaspora di Kemang, Jakarta. Kebebasan berpendapat dan berkumpul dinilai masih terancam.

Baca Selengkapnya

Pembubaran Diskusi Forum Tanah Air, Pernyataan Kontradiktif Antara Penyelenggara dan Polisi

36 hari lalu

Pembubaran Diskusi Forum Tanah Air, Pernyataan Kontradiktif Antara Penyelenggara dan Polisi

Sekelompok orang tak dikenal bertindak anarkis, lakukan pembubaran diskusi Forum Tanah Air. Bagaimana kronologi versi penyelenggara dan polisi?

Baca Selengkapnya

PDIP: Pembubaran Paksa Diskusi di Kemang Upaya Mematikan Gagasan

36 hari lalu

PDIP: Pembubaran Paksa Diskusi di Kemang Upaya Mematikan Gagasan

PDIP juga menyesalkan sikap aparat kepolisian dalam aksi premanisme tersebut.

Baca Selengkapnya

Deretan Pembubaran Acara Diskusi dan Ceramah Sejak Januari hingga September 2024

36 hari lalu

Deretan Pembubaran Acara Diskusi dan Ceramah Sejak Januari hingga September 2024

Kegiatan diskusi Silaturahmi Kebangsaan Diaspora Bersama Tokoh dan Aktivis Nasional yang berlangsung di Hotel Grand Kemang, dibubarkan secara paksa

Baca Selengkapnya

Tanggapan PKB atas Aksi Pembubaran Paksa Diskusi Diaspora di Kemang

36 hari lalu

Tanggapan PKB atas Aksi Pembubaran Paksa Diskusi Diaspora di Kemang

PKB menyatakan pembubaran paksa diskusi di Kemang menunjukkan kebebasan berpendapat dan berkumpul masih terancam.

Baca Selengkapnya

Respons Komnas HAM atas Pembubaran Paksa Diskusi Diaspora yang Dihadiri Din Syamsuddin

37 hari lalu

Respons Komnas HAM atas Pembubaran Paksa Diskusi Diaspora yang Dihadiri Din Syamsuddin

Komnas HAM meminta penegak hukum mengusut pembubaran paksa diskusi diaspora di Kemang, Jakarta Selatan.

Baca Selengkapnya

Polisi Tangkap Pelaku Pembubaran Paksa Diskusi Diaspora di Kemang

37 hari lalu

Polisi Tangkap Pelaku Pembubaran Paksa Diskusi Diaspora di Kemang

Polisi menangkap sejumlah pelaku pembubaran diskusi diaspora dan tokoh nasional di Kemang.

Baca Selengkapnya

SETARA Institute Kecam Aksi Premanisme Bubarkan Diskusi FTA oleh Orang Tak Dikenal, Singgung Polisi Tak Berbuat Apa-apa

37 hari lalu

SETARA Institute Kecam Aksi Premanisme Bubarkan Diskusi FTA oleh Orang Tak Dikenal, Singgung Polisi Tak Berbuat Apa-apa

SETARA Institute mengecam pembubaran paksa diskusi Forum Tanah Air oleh kelompok tak dikenal. Polisi disebut hanya menonton tindakan anarkis itu.

Baca Selengkapnya

Premanisme dan Pembubaran Diskusi di Kemang, Polisi: Laporan Sudah Dibuat Manajemen Hotel

37 hari lalu

Premanisme dan Pembubaran Diskusi di Kemang, Polisi: Laporan Sudah Dibuat Manajemen Hotel

Sekelompok orang membubarkan diskusi diaspora yang dihadiri sejumlah tokoh seperti Din Syamsuddin, Refly Harun, Said Didu, dan lainnya

Baca Selengkapnya

SETARA Institute Kecam Aksi Premanisme dan Pembubaran Paksa Diskusi di Kemang

38 hari lalu

SETARA Institute Kecam Aksi Premanisme dan Pembubaran Paksa Diskusi di Kemang

SETARA Institute mengecam aksi premanisme dan pembubaran diskusi secara paksa di Hotel Grand Kemang pagi ini

Baca Selengkapnya