Kata JK, Siapa yang Pas Gantikan Setya Novanto Pimpin Golkar?

Senin, 27 November 2017 11:20 WIB

Wapres Jusuf Kalla dalam jumpa pers di rumah dinas di Jalan Diponegoro, Selasa, 23 Mei 2017. Dalam kesematan ini, JK menjawab sejumlah pertanyaan seperti isu keretakan hubungan dengam Presiden Jokowi dan berita-berita hoax. Tempo/ Amirullah Suhada

TEMPO.CO, Jakarta -Jusuf Kalla atau JK merespon peristiwa mulai bermunculannya kader Golkar yang mengklaim siap menggantikan Setya Novanto sebagai Ketua Umum Golkar. Menurut mantan Ketua Umum Partai Golkar yang kini jadi Wakil President itu, pengganti Setya Novanto haruslah orang yang bersih dan berpengalaman.

"Saya hanya akan bicara syarat. Pilihlah orang yang masalahnya kurang. Tidak ada yang 100 persen bersih," kata JK ketika diwawancarai khusus oleh Tempo, Rabu, 22 November 2017.

BACA: Mengapa Jusuf Kalla Ingin Ganti Setya Novanto Sebelum Pemilu?

Sebagaimana diketahui, saat ini Golkar dalam keadaan gaduh pasca Ketua Umum Golkar dan Ketua DPR Setya Novanto ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK untuk kasus korupsi E-KTP. Salah satunya, meributkan apakah Setya Novanto perlu dipertahankan sebagai ketua atau tidak.

Sejumlah kader sudah terang-terangan menyatakan bersedia memimpin Golkar menggantikan posisi Setya Novanto. Mereka diantaranya Titiek Soeharto, Idrus Marham, Ade Komarudin, dan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto.

Advertising
Advertising

BACA:Cerita Jusuf Kalla Soal Setya Novanto Minta Tolong ke Mana-mana

Sejauh ini, Golkar bertahan dengan PLT Ketua Umum yaitu Idrus Marham yang ditetapkan berdasarkan Rapat Pleno Golkar. Sementara itu, status Setya Novanto dinonaktifkan hingga ada putusan pra peradilan. Setya Novanto diketahui tidak mau dilengserkan dari posisinya tanpa diberi kesempatan membuktikan dirinya tak salah.

JK melanjutkan, pentingnya Golkar dipimpin orang yang masalahnya lebih sedikit dibandingkan Setya Novanto adalah karena image partai yang menjadi pertaruhan. Menurutnya, sejak Setya Novanto berperkara, image partai perlahan mulai turun dan berbahaya untuk Pemilu 2019 kalau tidak ditangani.

"Siapa yang paling kurang masalahnya? Itu biar pengurus Golkar yang cari. Kalau bermasalah lagi, nanti ribut lagi," ujar JK.

Infografis: Kasus-Kasus Setya Novanto Selain E-KTP dari Bank Bali sampai Limbah Beracun

Di luar faktor masalah, kata JK, hal yang terpenting adalah pengalaman. Hal itu sesuai AD/ART Golkar di mana calon ketua harus memiliki pengalaman minimal lima tahun.

"Waktu saya mau jadi Ketua Umum Golkar, dikira tidak ada pengalaman. Padahal saya sudah jadi pengurus sejak mereka belum masuk Golkar, pada 1965," ujar JK sambil terkekeh.

Ditanyai siapa kader Golkar saat ini yang memenuhi syarat-syarat yang ia tetapkan, JK enggan menjawab. "Saya juga tidak punya kewenangan dukung siapa karena tidak ada nilainya. Anda tanya DPD tingkat I saja," ujar JK.

Baca selengkapnya BLAKBLAKAN JUSUF KALLA di majalah Tempo

ISTMAN MP

Berita terkait

Muhaimin Sebut 2 Kader Golkar Ini Daftar di PKB untuk Pilkada 2024

13 jam lalu

Muhaimin Sebut 2 Kader Golkar Ini Daftar di PKB untuk Pilkada 2024

Dua kader Golkar ini melamar jadi calon gubernur Banten dan Jakarta lewat PKB. Muhaimin Iskandar sebut belum jamin akan berkoalisi.

Baca Selengkapnya

Gibran Sebut Siapkan Roadmap Soal Partai Politiknya ke Depan

13 jam lalu

Gibran Sebut Siapkan Roadmap Soal Partai Politiknya ke Depan

Gibran mengaku telah memiliki roadmap untuk partai politik yang dipilihnya setelah tak bergabung lagi dengan PDIP.

Baca Selengkapnya

Pakar Bilang Bobby Nasution Berpeluang Diusung Golkar di Pilgub Sumut, Ini Alasannya

23 jam lalu

Pakar Bilang Bobby Nasution Berpeluang Diusung Golkar di Pilgub Sumut, Ini Alasannya

Pakar menilai dukungan internal Golkar untuk pencalonan Ijeck pada Pilgub Sumut cukup tinggi.

Baca Selengkapnya

Golkar Depok Umumkan Dokter Ririn Farabi A Rafiq Maju di Pilkada 2024

1 hari lalu

Golkar Depok Umumkan Dokter Ririn Farabi A Rafiq Maju di Pilkada 2024

Ririn dianggap tokoh milenial muda yang dapat mewakili gender yang menjadi jumlah pemilih dominan di Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Pilkada 2024, Golkar DIY Jaring 39 Bakal Calon Kepala Daerah

1 hari lalu

Pilkada 2024, Golkar DIY Jaring 39 Bakal Calon Kepala Daerah

Partai Golkar DIY telah merampungkan penjaringan bakal calon kepala daerah untuk Pilkada 2024 di lima kabupaten/kota

Baca Selengkapnya

Alasan Golkar Terapkan Survei Tiga Lapis untuk Usung Calon di Pilkada 2024

1 hari lalu

Alasan Golkar Terapkan Survei Tiga Lapis untuk Usung Calon di Pilkada 2024

Partai Golkar menerapkan aturan ketat bagi para kandidat yang akan diusung sebagai calon kepala daerah dalam kontestasi Pilkada 2024

Baca Selengkapnya

Tolak PKS Gabung Koalisi Prabowo, Kilas Balik Luka Lama Waketum Partai Gelora Fahri Hamzah dengan PKS

2 hari lalu

Tolak PKS Gabung Koalisi Prabowo, Kilas Balik Luka Lama Waketum Partai Gelora Fahri Hamzah dengan PKS

Kabar PKS gabung koalisi pemerintahan Prabowo-Gibran membuat Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah keluarkan pernyataan pedas.

Baca Selengkapnya

Maju-Mundur Istri Ridwan Kamil di Pemilihan Wali Kota Bandung, Ini Profil Atalia Praratya

3 hari lalu

Maju-Mundur Istri Ridwan Kamil di Pemilihan Wali Kota Bandung, Ini Profil Atalia Praratya

Kabar Atalia Praratya mundur dari pemilihan Wali Kota Bandung dibantah Waketum Golkar. Ini profil istri Ridwan Kamil tersebut.

Baca Selengkapnya

Bobby Nasution Tunjuk Pamannya sebagai Plh Sekda Kota Medan, Diskominfo: Sejak 24 April 2024

3 hari lalu

Bobby Nasution Tunjuk Pamannya sebagai Plh Sekda Kota Medan, Diskominfo: Sejak 24 April 2024

Wali Kota Bobby Nasution menunjuk pamannya, Benny Sinomba Siregar sebagai Pelaksana Harian Sekretaris Daerah Kota Medan.

Baca Selengkapnya

Kecuali Partai Gelora, Gerindra-Golkar-PAN-Demokrat Buka Peluang PKS Gabung ke Prabowo

3 hari lalu

Kecuali Partai Gelora, Gerindra-Golkar-PAN-Demokrat Buka Peluang PKS Gabung ke Prabowo

Sejumlah partai politik yang tergabung dalam KIM membuka peluang PKS untuk bergabung ke Prabowo, kecuali Gelora. Apa alasan Gelora menolak PKS?

Baca Selengkapnya