TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla membenarkan kabar Ketua Umum Golkar Setya Novanto meminta tolong ke berbagai pihak terkait dengan kasus hukum yang menjerat Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) itu sebagai tersangka kasus korupsi kartu tanda penduduk elektronik (e-KTP). Sambil berseloroh, Kalla mengatakan upaya Setya itu harus dilihat sebagai upaya terakhir.
"Ya, namanya usaha, ya, boleh saja. Usaha terakhir itu," ujarnya sembari tertawa saat diwawancarai Tempo di Jakarta, Rabu, 22 November 2017.
Baca: Setya Novanto Akui Minta Perlindungan Jokowi, Tito, Jaksa Agung
Seperti diketahui, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menahan dan menetapkan Setya sebagai tersangka kasus korupsi e-KTP. Dalam kasus tersebut, Setya diduga mengatur proses pengadaan agar menguntungkan dirinya dan membuat negara merugi sekitar Rp 2,3 triliun.
Dampak dari penetapan tersangka itu, posisi Setya, baik di DPR maupun Golkar, terancam. Di DPR, enam fraksi tegas menyatakan ia perlu diganti. Sedangkan di Golkar, sejumlah kader mendorong agar dia dilengserkan. Karena ancaman itu nyata, Setya sampai mengirim surat kepada DPR dan Dewan Pengurus Pusat Golkar agar tidak dilengserkan dulu dan diberi waktu untuk membela diri lewat praperadilan.
Baca: Setya Novanto: Saya Tak Sangka Ditahan Tengah Malam
Sebelum mengirim surat, Setya juga sudah mengupayakan berbagai cara untuk selamat dari jeratan hukum. Salah satunya dengan meminta tolong ke Presiden Joko Widodo. Hal ini diungkapkan Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah.
Jusuf Kalla membenarkan kabar Setya meminta tolong kepada Presiden, kepolisian, dan sebagainya. Namun Kalla memastikan upaya itu tidak berhasil.
Baca: Fahri Hamzah Ungkap Setya Novanto Dua Kali Bertemu Jokowi
Kalla bahkan menyebut Setya tidak meminta pertolongan kepada dirinya. Hal itu, kata Kalla, diduga karena Setya sudah tahu dirinya tak akan pernah mau membantu dan merasa Setya Novanto perlu segera diganti.
"Bukan sekarang saja, sejak dulu. Sejak saya ketua umum. Coba tanya, pernah enggak saya kasih fungsi saat saya masih ketua umum? Bukan dia saja, orang-orang yang saya yakin bahwa dia bisa merusak image partai tidak akan saya kasih," ucapnya.
ISTMAN M.P.
Infografis: Kasus-Kasus Setya Novanto Selain E-KTP dari Bank Bali sampai Limbah Beracun