Mengapa Jusuf Kalla Ingin Ganti Setya Novanto Sebelum Pemilu?

Jumat, 24 November 2017 12:06 WIB

Wakil Presiden M. Jusuf Kalla saat memberikan keterangan pers di rumah dinas, Jakarta, 15 Mei 2017. Jusuf Kalla mengatakan, kecelakaan yang menimpa Setya Novanto tersebut tidak akan menganggu proses hukum yang sudah berjalan. Jusuf Kalla berharap ketua umum Partai Golkar tersebut bisa segera pulih. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta -Jusuf Kalla bertahan dengan pendapatnya bahwa Ketua Dewan Perwakilan Rakyat dan Ketua Umum Golkar Setya Novanto perlu segera diganti. Mantan Ketua Umum Partai Golkar yang kini menjadi Wakil Presiden itu menegaskan pertimbangannya adalah merespons pemilihan umum yang kian dekat.

"Pelaksana tugas ketua umum itu untuk jangka pendek cukup, tapi tak bisa seterusnya Plt. Undang-Undang Pemilu menyatakan keikutsertaan dalam pemilu harus diteken oleh ketua umum dan sekretaris jenderal," kata Kalla dalam wawancara khususnya dengan Tempo di Jakarta, Rabu, 22 November 2017.

Penegasan Kalla menjawab pertanyaan Tempo sehubungan dinamika internal Partai Golkar menyusul ditahannya Setya Novanto sebagai tersangka kasus korupsi kartu tanda penduduk elektronik (e-KTP) oleh KPK, Senin, 20 November 2017.

Baca juga: JK: Citra DPR Ikut Terdampak Kasus Setya Novanto

Sejumlah politikus partai yang pernah dipimpin Kalla itu menginginkan perubahan politik dengan menggelar musyawarah nasional luar biasa (munaslub). Namun sebagian lagi meminta menunggu keputusan praperadilan Setya yang diajukan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

Ada sejumlah nama yang diusulkan Setya diganti, di antaranya Titiek Soeharto, Ade Komarudin, dan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto. Setya sendiri ogah lengser dan bersama dengan kubunya membuat mekanisme pelaksana tugas dengan dalih menunggu keputusan praperadilan atas kasusnya. Keputusan menunjuk Idrus Marham sebagai pelaksana tugas berdasarkan rapat pleno Golkar, Selasa lalu.

Baca juga: JK Ungkap Tak Pernah Dukung Setya Novanto Saat di Golkar

Kalla mengaku mengikuti terus perkembangan politik di partainya. Ia mengaku khawatir Golkar akan mendapat banyak masalah jika tetap bertahan dengan Plt, bukan ketua umum definitif. Jika di Undang-Undang Pemilu sudah tertulis jelas, kata dia, hal itu sudah sepantasnya dipatuhi.

Jusuf Kalla merujuk pada pasal menjadi peserta pemilu dengan mengajukan pendaftaran untuk menjadi calon peserta pemilu ke Komisi Pemilihan Umum melalui surat yang ditandatangani ketua umum dan sekretaris jenderal atau nama lain pada kepengurusan pusat partai politik, juga disertai dokumen persyaratan yang lengkap.

"Saya rasa aturan itu bisa diperdebatkan. Tapi, setidak-tidaknya, jelas tertulis harus ditandatagani ketua umum dan sekjen. Nanti kalau dianggap tidak sah, kan susah," ujar Jusuf Kalla.

Baca selengkapnya BLAKBLAKAN JUSUF KALLA di majalah Tempo

Berita terkait

Pro-Kontra Berbagai Tokoh Soal Penerapan Ujian Nasional yang Dikabarkan akan Diterapkan Lagi

4 hari lalu

Pro-Kontra Berbagai Tokoh Soal Penerapan Ujian Nasional yang Dikabarkan akan Diterapkan Lagi

Ujian Nasional (UN) bagi siswa sekolah dasar dan menengah dikabarkan bakal diterapkan kembali. Ini pendapat tokoh yang pro dan kontra.

Baca Selengkapnya

Rano Karno Ingin Sambangi JK untuk Bahas Kelanjutan Pembangunan Museum Rasulullah

9 hari lalu

Rano Karno Ingin Sambangi JK untuk Bahas Kelanjutan Pembangunan Museum Rasulullah

Rano Karno mengatakan Jusuf Kalla bisa menjadi perantara komunikasi antara Indonesia dan pihak Arab Saudi.

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla soal Kabinet Prabowo yang Dikritik Gemuk: Sulit Koordinasinya, Tapi Kita Doakan

12 hari lalu

Jusuf Kalla soal Kabinet Prabowo yang Dikritik Gemuk: Sulit Koordinasinya, Tapi Kita Doakan

Jusuf Kalla turut menanggapi soal kabjnet Prsbowk yang dinilai gemuk.

Baca Selengkapnya

Perwakilan Golkar di Susunan Calon Kabinet Prabowo

17 hari lalu

Perwakilan Golkar di Susunan Calon Kabinet Prabowo

Prabowo juga memberikan sejumlah kursi calon wakil menteri maupun kepala badan untuk kader Partai Golkar.

Baca Selengkapnya

Partai Golkar akan Undang Jokowi dan Prabowo di Puncak HUT ke-60

17 hari lalu

Partai Golkar akan Undang Jokowi dan Prabowo di Puncak HUT ke-60

Puncak HUT Golkar akan diselenggarakan di Sentul International Convention Center (SICC) pada 12 Desember 2024.

Baca Selengkapnya

Golkar Dapat 3 Kursi Ketua Komisi dan 17 Wakil Ketua AKD di DPR

18 hari lalu

Golkar Dapat 3 Kursi Ketua Komisi dan 17 Wakil Ketua AKD di DPR

Sekjen Golkar, Muhammad Sarmuji, menyatakan kader yang akan menempatkan posisi ketua komisi akan diumumkan sehari sebelum penetapan.

Baca Selengkapnya

Komentar JK soal Calon Menteri Prabowo: Semua Keren-keren

19 hari lalu

Komentar JK soal Calon Menteri Prabowo: Semua Keren-keren

JK mengingatkan bahwa koordinasi antarmenteri menjadi hal yang sangat penting karena mempertimbangkan besarnya Kabinet Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Bahlil Terima Kasih ke Jokowi: Dilantik 3 Kali, Kemudian jadi Warna Kuning

26 hari lalu

Bahlil Terima Kasih ke Jokowi: Dilantik 3 Kali, Kemudian jadi Warna Kuning

Bahlil mengatakan bahwa ia dilantik tiga kali sebagai pejabat selama 10 tahun pemerintahan Jokowi. Jabatannya, kata dia bertahap taklangsung menteri.

Baca Selengkapnya

SBY dan JK Bakal Hadiri Acara Pelantikan Prabowo pada 20 Oktober 2024

26 hari lalu

SBY dan JK Bakal Hadiri Acara Pelantikan Prabowo pada 20 Oktober 2024

SBY dan Jusuf Kalla akan menghadiri pelantikan Presiden terpilih Prabowo Subianto pada Ahad, 20 Oktober 2024.

Baca Selengkapnya

Pasukan Bawah Tanah Jokowi Disebut Salah Kaprah karena Sebut Gibran Lambang Negara

29 hari lalu

Pasukan Bawah Tanah Jokowi Disebut Salah Kaprah karena Sebut Gibran Lambang Negara

Ternyata masih banyak pihak yang salah kaprah anggap Presiden dan Wakil Presiden sebagai lambang negara. Terakhir disebut Pasukan Bawah Tanah Jokowi.

Baca Selengkapnya