Penyebab Gunung Agung Meletus Selasa Sore
Reporter
Antara
Editor
Widiarsi Agustina
Rabu, 22 November 2017 06:14 WIB
TEMPO.CO, DENPASAR -- Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi pada Selasa 21 November 2017 menyatakan Gunung Agung di Karangasem, Bali, meletus sekitar pukul 17.05 Wita.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan letusan Gunung Agung di Kabupaten Karangasem, Bali, Selasa 21 November 2017, bertipe "freatik" atau terjadi karena adanya uap air bertekanan tinggi.
"Uap air tersebut terbentuk seiring dengan pemanasan air bawah tanah atau air hujan yang meresap ke dalam tanah di dalam kawah kemudian kontak langsung dengan magma," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dihubungi dari Denpasar.
English Version: Bali Volcano Mount Agung Erupts, Spewing 700 Meter Ash Cloud
Baca juga: PVMBG: Gempa Karangasem Picu Aktivitas Gunung Agung
Menurut dia, letusan freatik disertai dengan asap, abu dan material yang ada di dalam kawah. Sutopo menuturkan letusan freatik sulit diprediksi karena bisa terjadi tiba-tiba dan seringkali tidak ada tanda-tanda adanya peningkatan kegempaan.
Beberapa kali gunung api di Indonesia meletus freatik saat status gunung tersebut waspada atau level II seperti letusan Gunung Dempo, Gunung Dieng, Gunung Marapi, Gunung Gamalama, Gunung Merapi dan lainnya. Tinggi letusan freaktik, lanjut dia juga bervariasi, bahkan bisa mencapai 3.000 meter tergantung dari kekuatan uap airnya.
Baca juga: Gunung Agung Meletus, Ini 9 Rekomendasi PVMBG
:Jadi letusan freatik gunung api bukan sesuatu yang aneh jika status gunungapi tersebut di atas normal. Biasanya dampak letusan adalah hujan abu, pasir atau kerikil di sekitar gunung," imbuhnya.
Letusan freatik Gunung Agung, kata dia, bisa juga menjadi peristiwa yang mengawali episode letusan sebuah gunung api seperti Gunung Sinabung di Sumatera Utara yang timbul letusan freatik dari tahun 2010 hingga awal 2013, menjadi pendahulu dari letusan magmatik.
Sutopo menambahkan letusan magmatik adalah letusan yang lebih berbahaya yang disebabkan oleh magma dalam gunung api.
"Letusan magmatik ada tanda-tandanya, terukur dan bisa dipelajari ketika akan meletus," ucap Sutopo.