Sekjen Golkar Minta Masyarakat Tak Curigai Sakitnya Setya Novanto
Reporter
Ahmad Faiz Ibnu Sani
Editor
Rina Widiastuti
Jumat, 17 November 2017 09:57 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Partai Golkar Idrus Marham meminta publik tidak berprasangka buruk terkait kondisi kesehatan Setya Novanto. Menurut dia, fakta yang ada saat ini adalah Ketua Dewan Perwakilan Rakyat itu sedang terbaring di rumah sakit akibat kecelakaan lalu lintas.
Menurut Idrus, Setya Novanto tidak ada niat sama sekali untuk melarikan diri setelah ditetapkan sebagai tersangka kasus korupsi proyek kartu tanda penduduk elektronik atau e-KTP oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Ia mengatakan, Novanto justru kecelakaan saat hendak ke KPK.
Baca: Setya Novanto Masuk Daftar Buron, Pengacara Pertanyakan Wewenang
"Saya kira, cobalah siapa sih yang mau dengan cara seperti ini, sementara niat Novanto untuk memenuhi panggilan KPK sudah ada. Novanto ada, enggak lari, biarlah teman KPK berproses," katanya di Rumah Sakit Medika Permata Hijau, Jakarta, Jumat, 17 November 2017.
Idrus juga meminta kepada masyarakat agar tidak merisak Ketua Umum Partai Golkar itu di sosial media dan menuding bahwa sakitnya Setya hanyalah rekayasa. "Kalau seluruh proses kebangsaan kita diawali kecurigaan, ya bukan hanya Novanto tapi juga yang lain (dicurigai)," ujarnya.
Setya Novanto kembali ditetapkan sebagai tersangka korupsi e-KTP oleh KPK sejak Jumat, 10 November 2017. Namun ia berkali-kali mangkir dari panggilan KPK.
Baca: Setelah Kecelakaan Bersama Setya Novanto, Hilman Copot Plat Mobil
Komisi antirasuah itu pun berniat menjemput paksanya pada Rabu malam, 15 November 2017, di kediamannya. Namun, saat itu KPK tidak berhasil membawa Setya karena dia menghilang dan tidak ada di rumahnya. Kamis malam, 16 November 2017, Setya Novanto dikabarkan mengalami kecelakaan. Mobil yang ditumpanginya menabrak tiang listrik. Kini dia dirawat di Rumah Sakit Medika Permata Hijau.
Kabar kecelakaan Setya Novanto ditanggapi positif dan negatif oleh warganet. Ada yang bersimpati, tetapi tidak sedikit yang menaruh curiga dan menduga ini rekayasa agar bisa lepas dari jerat hukum.