PVMBG Akan Evaluasi Status Gunung Agung di Bali

Rabu, 15 November 2017 16:27 WIB

Umat Hindu membawa sesajen saat persembahyangan Hari Raya Galungan di tengah situasi aktifitas Gunung Agung pada level siaga di Pura Besakih, Karangasem, Bali, 1 November 2017. ANTARA FOTO

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Bidang Mitigasi Gunung Api, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Gede Suantika mengatakan masih menunggu sepekan ini untuk melakukan evaluasi status aktivitas Gunung Agung di Bali. “Kami masih menunggu beberapa hari lagi untuk evaluasi tingkat kegiatannya. Mungkin turun kalau tidak ada perubahan kenaikan aktivitas lagi,” katanya di Bandung, Rabu, 15 November 2017.

Gede mengatakan selama sepekan ini aktivitas kegempaan Gunung Agung cenderung terus turun. Kecenderungan penurunan terjadi setelah terjadi gempa di Karangasem pada 9 November 2017. “Gunung Agung sampai hari ini kelihatannya dari segi jumlah gempa menurun, sejak statusnya awas ke siaga itu menurun, kemudian setelah gempa 5 skala Richter (SR) itu naik sedikit selama 6 jam, terus turun lagi, datar lagi seperti sekarang ini,” ucapnya.

Baca juga: PVMBG: Gempa 5 SR di Karangasem Terkait Gunung Agung

Menurut Gede, mayoritas gempa yang terekam peralatan pengamatan aktivitas kegempaan Gunung Agung milik lembaganya adalah gempa tektonik lokal. Lokasinya berada di seputaran celah antara Gunung Agung dan Gunung Batur, di arah barat puncak Gunung Agung. “Gempa yang kami rekam itu gempa-tempa tektonik lokal semua. Kemudian ada juga beberapa gempa vulkanik, tapi keberadaan gempa tektonik lokal ini berada di celah antara Gunung Batur dan Gunung Agung.”

Gede mengatakan terjadi dua kali gempa dengan kekuatan relatif besar. Pertama berkekuatan 4,2 SR pada 26 September 2017, lalu gempa berkekuatan 5 SR, yang kemudian dikoreksi BMKG menjadi 4,8 skala Richter, pada 9 November 2017. “Mungkin gempa-gempa sebelumnya itu sebagai fore-shock, atau gempa rintisan dan gempa 5 skala Richter ini kemungkinan gempa utamanya. Kalau bukan, ini berarti masih fore-shock juga, tapi mudah-mudahan tidak. Kita masih anggap gempa 5 SR ini sebagai gempa yang paling besar,” kata Gede.

Gede menduga turunnya jumlah gempa yang terekam di Gunung Agung itu akibat munculnya gempa utama tersebut. Sumber gempa diduga berasal dari aktivitas zona lemah atau sesar di lokasi tersebut. “Selama ini sumber gempa bukan berada di bawah Gunung Agung, nyamping di antara Gunung Batur dan Gunung Agung,” ujarnya. “Untuk Gunung Agung, kita masih menunggu. Bisa saja terjadi migrasi sumber gempa ke bawah Gunung Agung. Tapi belum kita lihat itu.”

Baca juga: Pengungsi Gunung Agung Rayakan Galungan di Pengungsian

Pemantauan deformasi atau perubahan bentuk Gunung Agung menggunakan peralatan tilt-meter yang dipasang PVMBG di Besakih juga mencatat perubahan signifikan setelah gempa Karangasem 5 SR tersebut. “Awalnya naik terus. Begitu gempa 5 SR itu muncul, rekamannya terlihat mulai stabil lagi. Jadi kemungkinan gempa 5 SR ini dianggap sebagai precursor (tanda-tanda awal) berupa kenaikan tilt-meter itu,” tutur Gede.

Berita terkait

Erupsi Gunung Ruang, Badan Geologi Cabut Peringatan Bahaya Tsunami

14 hari lalu

Erupsi Gunung Ruang, Badan Geologi Cabut Peringatan Bahaya Tsunami

Gunung Ruang masih berstatus Awas, namun Badan Geologi sudah mencabut peringatan dini tsunami.

Baca Selengkapnya

Letusan Gunung Ruang, Badan Geologi Sempat Peringatkan Potensi Tsunami

18 hari lalu

Letusan Gunung Ruang, Badan Geologi Sempat Peringatkan Potensi Tsunami

Badan Geologi sempat mengingatkan potensi tsunami akibat erupsi Gunung Ruang Sulawesi Utara.

Baca Selengkapnya

61 Tahun Lalu Erupsi Gunung Agung Tewaskan Lebih Seribu Orang, Abu Vulkaniknya Sampai Greenland

50 hari lalu

61 Tahun Lalu Erupsi Gunung Agung Tewaskan Lebih Seribu Orang, Abu Vulkaniknya Sampai Greenland

Erupsi Gunung Agung di Bali menewaskan ribuan nyawa dan abu vulkaniknya sampai ke Greenland pada 16 Maret 1963. Ini kilas balik bencana alam itu.

Baca Selengkapnya

60 Kali Letusan Gunung Marapi Sepanjang Februari 2024

1 Maret 2024

60 Kali Letusan Gunung Marapi Sepanjang Februari 2024

Gunung Api Marapi di Sumatera Barat tercatat mengalami sekitar 60 kali sepanjang Februari 2024. Erupasi masih terjadi ketika proses akumulasi data.

Baca Selengkapnya

Gunung Ibu Erupsi Lagi, Pemukiman Warga Diguyur Hujan Abu

23 Februari 2024

Gunung Ibu Erupsi Lagi, Pemukiman Warga Diguyur Hujan Abu

Gunung Ibu Halmahera kembali meletus tengah malam, pada pergantian hari. Hujan abu mencapai pemukiman warga.

Baca Selengkapnya

Erupsi 42 Kali Bulan Ini, Abu Vulkanik Gunung Marapi Sempat Membumbung Hingga 900 meter

22 Februari 2024

Erupsi 42 Kali Bulan Ini, Abu Vulkanik Gunung Marapi Sempat Membumbung Hingga 900 meter

Sudah ada 42 kali letusan Gunung Marapi sejak awal Februari 2024 hingga hari ini. Abunya sempat menyundul ketinggian 900 meter.

Baca Selengkapnya

Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda Meletus, Abu Vulkanik Setinggi 450 Meter

26 November 2023

Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda Meletus, Abu Vulkanik Setinggi 450 Meter

PVMBG merekam aktivitas erupsi berupa lontaran abu vulkanik setinggi lebih kurang 450 meter dari atas puncak Gunung Anak Krakatau.

Baca Selengkapnya

Gunung Dukono Halmahera Meletus Pagi Ini

21 November 2023

Gunung Dukono Halmahera Meletus Pagi Ini

PVMBG menyampaikan Gunung Dukono di Pulau Halmahera, Provinsi Maluku Utara, pada Selasa, 21 November 2023, pukul 07.33 WIT meletus .

Baca Selengkapnya

Letusan Gunung Dukono Maluku Utara, Semburkan Abu Vulkanik 2.600 Meter

19 November 2023

Letusan Gunung Dukono Maluku Utara, Semburkan Abu Vulkanik 2.600 Meter

PVMBG mencatat adanya letusan berupa semburan abu vulkanik setinggi 2.600 meter yang keluar dari kawah Gunung Dukono di Maluku Utara.

Baca Selengkapnya

Hoax Gunung Slamet Jawa Tengah Meletus, Begini Kondisinya Menurut PVMBG

2 November 2023

Hoax Gunung Slamet Jawa Tengah Meletus, Begini Kondisinya Menurut PVMBG

PVMBG mengimbau masyarakat di sekitar Gunung Slamet, Jawa Tengah, untuk tenang dan tidak terpengaruh hoaks berkaitan dengan aktivitas vulkanik.

Baca Selengkapnya