TGKH Abdul Madjid, Pahlawan Nasional Pendiri Nahdlatul Wathan

Reporter

Amirullah

Editor

Amirullah

Kamis, 9 November 2017 14:10 WIB

Presiden Joko Widodo menganugerahkan gelar pahlawan kepada empat tokoh Indonesia di Istana Negara, Jakarta, 9 November 2017. Keempat tokoh yang mendapat gelar pahlawan berasal dari empat provinsi yang berbeda. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo alias Jokowi menganugerahkan gelar pahlawan nasional pada empat orang tokoh di Istana Negara, Kamis, 9 November 2017. Diantara tokoh yang diberi gelar pahlawan tersebut adalah Tuan Guru Kiai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid.

TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid adalah ulama kharismatis asal Lombok, Nusa Tenggara Barat. Tokoh yang dikenal juga dengan sebutan Tuan Guru Pancor ini adalah pendiri Nahdlatul Wathan, organisasi massa keislaman berpengaruh di wilayah NTB. Dalam Bahasa Indonesia, Nahdlatul Wathan berarti kebangkitan bangsa.

Tuan Guru Pancor lahir di Kampung Bermi, Pancor, Selong, Lombok Timur, pada 5 Agustus 1898. Dia wafat pada 21 Oktober 1997 pada usia 99 tahun.

Dilansir dari situs Nahdlatul Wathan, Tuan Guru Pancor mendapat pendidikan dari keluarga maupun Sekolah Rakyat Negara di Lombok. Pada usia 15 tahun, dia berangkat ke Mekkah untuk menimba ilmu di Madrasah As-Saulatiyyah. Setelah menyelesaikan pendidikan, dia kembali ke Tanah Air pada 1934 dan mendirikan Pondok Pesantren Al-Mujahidin.

Baca juga: Jokowi Beri Gelar Pahlawan Nasional pada 4 Tokoh, Ini Jasa Mereka

Advertising
Advertising

Berselang tiga tahun, pada 22 Agustus 1937, Tuan Guru Pancor mendirikan Madrasah Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah (NWDI) untuk murid laki-laki, dan mendirikan Madrasah Nahdlatul Banat Diniyah Islamiyah (NBDI) pada 21 April 1943 untuk murid perempuan. Kedua madrasah ini merupakan madrasah pertama yang berdiri di Pulau Lombok, dan merupakan cikal bakal berdirinya semua madrasah yang bernaung dibawah organisasi Nahdlatul Wathan.

Pada zaman penjajahan, TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid juga menjadikan madrasah NWDI dan NBDI sebagai pusat pergerakan kemerdekaan. Bersama guru-guru madrasah NWDI dan NBDI, TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid membentuk gerakan yang diberi nama Gerakan Al-Mujahidin, yang tujuan utamanya adalah untuk membela tanah air dan merebut kemerdekaan dari rongrongan penjajah dimasa itu.

Perkembangan madrasah-madrasah yang merupakan cabang dari NWDI dan NBDI cukup pesat. Pada 1952, tercatat sebanyak 66 madrasah telah didirikan oleh para alumni NWDI dan NBDI yang tersebar diberbagai daerah. Untuk lebih memudahkan dalam koordinasi, pembinaan dan pengembangan madrasah-madrasah cabang tersebut, 1 Maret 1953 TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid mendirikan organisasi Nahdlatul Wathan yang bergerak di bidang pendidikan, sosial, dan dakwah.

Baca juga: Pemberian Gelar Pahlawan Nasional Diberikan Tanggal 9 November

Hingga 1997, tercatat sebanyak 647 lembaga pendidikan telah didirikan, mulai dari tingkat taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi. Begitu pula dengan lembaga sosial dan dakwah Islamiyah yang berada dibawah naungan organisasi Nahdlatul Wathan, telah tersebar diseluruh provinsi di Indonesia. Hingga tahun 2016, tercatat lebih dari 1.000 madrasah yang berada dibawah naungan organisasi Nahdlatul Wathan telah didirikan.

Selain Tuan Guru KH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid, Jokowi juga menganugerahkan gelar pahlawan nasional untuk Laksamana Malahayati, Sultan Mahmud Riayat Syah, dan Lafran Pane. Penganugerahan itu dilakukan melalui Keputusan Presiden Nomor 115/TK/Tahun 2017 tentang Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional.

Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa sebelumnya mengatakan keempat nama tersebut dipilih berdasarkan jasa dan tindakan kepahlawanan mereka. Dengan kata lain, mereka yang tak terlibat di medan perang namun berjasa di bidang pergarakan berhak mendapatkan gelar Pahlawan Nasional juga.

"Jadi, penyandang gelar Pahlawan Nasional bukan hanya mereka yang berjasa di medan perang saja, tetapi mereka yang juga berjasa di bidang lain yang gaung dan manfaatnya dirasakan secara nasional," ujar Khofifah.


ISTMAN MP

Berita terkait

Luhut: World Water Forum Bali Akan Hasilkan 120 Proyek Senilai Rp 150 Triliun

8 jam lalu

Luhut: World Water Forum Bali Akan Hasilkan 120 Proyek Senilai Rp 150 Triliun

Luhut mengungkap itu lewat pernyataannya bahwa World Water Forum di Bali harus menghasilkan, apa yang disebutnya, concrete deliverables.

Baca Selengkapnya

Khawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak

9 jam lalu

Khawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak

Novel Baswedan, mengomentari proses pemilihan panitia seleksi atau Pansel KPK.

Baca Selengkapnya

Dapat Penugasan dari Golkar, Musa Rajekshah Ambil Formulir Pendaftaran di PDIP untuk Pilgub Sumut

9 jam lalu

Dapat Penugasan dari Golkar, Musa Rajekshah Ambil Formulir Pendaftaran di PDIP untuk Pilgub Sumut

Partai Golkar Sumut optimistis PDIP akan mengusung Musa Rajekshah dalam Pilgub Sumut 2024.

Baca Selengkapnya

Respons KSP Ihwal Jokowi Tunjuk Grace Natalie dan Juri Ardiantoro sebagai Staf Khusus Presiden

11 jam lalu

Respons KSP Ihwal Jokowi Tunjuk Grace Natalie dan Juri Ardiantoro sebagai Staf Khusus Presiden

Tenaga Ahli Utama KSP Ali Mochtar Ngabalin belum mengetahui di bidang apa Grace Natalie dan Juri Ardiantoro akan ditugaskan.

Baca Selengkapnya

Rumah Dinas Menteri di IKN Bisa Ditambah Jika Prabowo Bentuk Kementerian Baru, Pengamat: Pemborosan Anggaran

11 jam lalu

Rumah Dinas Menteri di IKN Bisa Ditambah Jika Prabowo Bentuk Kementerian Baru, Pengamat: Pemborosan Anggaran

Satgas Pelaksana Pembangunan Infrastruktur IKN menyebut rumah dinas menteri di IKN bisa ditambah jika presiden terpilih Prabowo Subianto membentuk kementerian baru. Pengamat menilai hal ini sebagai bentuk pemborosan anggaran.

Baca Selengkapnya

Kritik PDIP Tak Undang Jokowi ke Rakernas, Noel Kutip Puisi Soekarno

13 jam lalu

Kritik PDIP Tak Undang Jokowi ke Rakernas, Noel Kutip Puisi Soekarno

Noel mengutip puisi karya Presiden Pertama RI Soekarno, untuk mengkritik PDIP yang tidak mengundang Jokowi di Rakernas

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi Sampai Pimpin Rapat Khusus Sebelum Revisi Permendag 36/2023 Terbit, Pabrik Smelter Nikel Meledak Lagi Kali Ini Milik PT KFI

17 jam lalu

Terkini: Jokowi Sampai Pimpin Rapat Khusus Sebelum Revisi Permendag 36/2023 Terbit, Pabrik Smelter Nikel Meledak Lagi Kali Ini Milik PT KFI

Presiden Jokowi sampai memimpin rapat khusus sebelum diterbitkannya revisi ketiga Peraturan Menteri Perdagangan atau Permendag 36/2023.

Baca Selengkapnya

9 Mantan Komisioner KPK Kirim Surat ke Jokowi soal Kriteria Pansel KPK

17 jam lalu

9 Mantan Komisioner KPK Kirim Surat ke Jokowi soal Kriteria Pansel KPK

Pemilihan Pansel KPK patut menjadi perhatian karena mereka bertugas mencari figur-figur komisioner dan Dewan Pengawas KPK mendatang.

Baca Selengkapnya

Pansel KPK Tuai Perhatian dari Sejumlah Kalangan, Istana dan DPR Beri Respons

19 jam lalu

Pansel KPK Tuai Perhatian dari Sejumlah Kalangan, Istana dan DPR Beri Respons

Pembentukan Pansel Capim KPK menuai perhatian dari sejumlah kalangan. Pihak Istana dan DPR beri respons ini.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sampai Pimpin Rapat Revisi Ketiga Permendag 36/2023, Ada Apa?

19 jam lalu

Jokowi Sampai Pimpin Rapat Revisi Ketiga Permendag 36/2023, Ada Apa?

Presiden Jokowi memimpin rapat khusus sebelum diterbitkannya revisi ketiga Permendag 36/2023tentang larangan pembatasan barang impor.

Baca Selengkapnya