TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Dewan Gelar Jimly Asshiddiqie menyampaikan bahwa pemberian gelar Pahlawan Nasional akan dilakukan pada 9 November 2017 nanti. Adapun hal tersebut atas keputusan Presiden Joko Widodo dalam rapat di Istana Kepresidenan hari ini, Kamis, 26 Oktober 2017.
"Nanti akan kami umumkan pada saatnya melalui Sekretariat Negara, siapa yang mendapat gelar pahlawan untuk tahun ini," ujar Jimly saat dicegat awak media di kompleks Istana Kepresidenan, Kamis, 26 Oktober 2017.
Jimly melanjutkan bahwa ada sembilan kandidat penerima gelar pahlawan yang tengah dipertimbangkan saat ini. Rencananya, dari sembilan, akan dipilih tiga sampai empat nama yang menerima gelar pahlawan nasional pada 9 November 2017 nanti.
BACA:Menhan: Presiden Jokowi Tak Mau Gelar Pahlawan Nasional Diobral
Nah, tiga atau empat nama yang dipilih, jata Jimly, diupayakan agar tidak berasal dari pulau Jawa. Hal tersebut untuk memberikan kesan bahwa tak semua pahlawan nasional itu berasal dari Jawa.
Di luar perkara asal, syarat-syarat lain yang dipertimbangkan adalah besar pengabdian yang telah dilakukan serta kajian-kajina dari ahli sejarah. Waktu perjuangan pun menjadi pertimbangan sendiri.
"Ada dua nama mantan presiden yang selalu diusulkan tiap tahun. Tapi, kan masih ada yang perjuangannya di abad 17-18. Kalau pilih yang baru-baru, nanti kami dianggap bias dalam menilai," ujar Jimly menegaskan.
Kabar yang beredar, akan ada tiga figur yang menerima gelar Pahlawan Nasional di mana salah satunya pahlawan perempuan. Mereka adalah Sultan Mahmud dari Riau, Tuan Guru Muhammad Zainuddin Abdul Madjid dari Nusa Tenggara Barat, serta Malahayati dari Aceh.
ISTMAN MP