Kuburan Massal Korban Sejarah 1965 Kembali Ditemukan

Selasa, 24 Oktober 2017 18:54 WIB

Ketua Yayasan Penelitian Korban Pembunuhan 1965/1966 (YPKP65) Bedjo Untung dan rombongan mengadukan sejumlah laporan dan temuan baru terkait genosida 1965 kepada Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, Jakarta, 24 Oktober 2017. Tempo/Fajar Pebrianto

TEMPO.CO, Jakarta - Yayasan Penelitian Korban Pembunuhan 1965 atau YPKP65 mengklaim telah menemukan 10 lokasi kuburan massal yang disinyalir korban sejarah 1965. "Lokasi baru itu tersebar di lima daerah di pulau Jawa," ujar Ketua YPKP65 Bedjo Untung," ujarnya saat melaporkan temuan kepada Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, Jl. Latuharhary, Jakata Pusat, Selasa, 24 Oktober 2017.

Temuan terdeteksi di tiga lokasi di Jawa Tengah, yakni Purwodadi, Cilacap, Krobokan Semarang. Satu lokasi lain terletak di Sukabumi, Jawa Barat, sisanya di Magetan, Jawa Timur. Dengan temuan tersebut, kata Bedjo, total temuan lokasi kuburan massal korban sejarah 1965 mencapai 132 tempat. "Temuan ini semakin menguatkan adanya pembunuhan massa pada tahun 1965," kata dia.

Baca: TERBONGKAR: Di Sini Lokasi Rahasia Kuburan Massal Korban 1965

Bedjo menjelaskan, temuan 122 kuburan massal korban sejarah 1965 sebelumnya mayoritas terletak di Jawa Tengah. Para korban tersebar di 50 lokasi dengan jumlah 5.543 jiwa. Lokasi temuan lain yang cukup banyak terdapat di Jawa Timur dengan 28 lokasi dan Sumatera Barat dengan 21 lokasi. Lokasi kuburan massa lain disinyalir masih tersebar di banyak tempat. "Kemungkinan masih akan bertambah. "," ujarnya.

Bedjo bersama lima anggota YPKP65 mendatangi kantor Komnas HAM hari ini guna mengadukan sejumlah temuan dan laporan. Selain soal temuan kuburan massal baru, YPKP65 juga melaporkan tindakan intimidasi oleh tentara dan sejumlah organisasi kemasyarakatan terhadap anggota mereka. Mereka juga menyerahkan sejumlah dokumen rahasia Amerika Serikat seputar sejarah 1965 yang telah terdeklasifikasi.

Advertising
Advertising

Baca: Datangi Komnas HAM, Bedjo Untung YPKP65 Laporkan Dokumen AS

Lokasi kuburan massal ditelusuri anggota YPKP65 dengan menggandalkan informasi dari pelaku maupun korban 1965 yang masih hidup. "Mereka orang-orang daerah itu, kira-kira ada sekitar sepuluh orang di setiap Kabupaten/Kota," kata Bedjo. Bedjo meminta Komnas HAM mendata temuan tersebut dan mengungkap sejarah kekerasan yang terjadi pascatragedi sejarah 1965.

Komisioner Komnas HAM, Muhammad Nurkhoiron, yang menerima laporan tersebut berjanji bakal menindaklanjuti temuan YPKP65 meski 13 komisioner Komnas HAM saat ini akan mengakhiri masa jabatan. Ia memastikan pengaduan YPKP65 akan diteruskan ke komisioner baru nantinya. "Seluruh penyelidikan dari Komnas HAM dipastikan akan terus berjalan,” kata Nurkhoiron.

FAJAR PEBRIANTO

Berita terkait

Agus Widjojo, Gubernur Lemhannas yang Menginisiasi Rekonsiliasi Tragedi 1965

5 Oktober 2021

Agus Widjojo, Gubernur Lemhannas yang Menginisiasi Rekonsiliasi Tragedi 1965

Agus Widjojo merupakan Gubernur Lemhannas yang menginisiasi Rekonsiliasi Tragedi '65. Berikut adalah profil singkatnya.

Baca Selengkapnya

Gus Dur dan Permintaan Maaf atas Pembantaian 1965

4 Oktober 2021

Gus Dur dan Permintaan Maaf atas Pembantaian 1965

Gus Dur pernah meminta maaf atas pembantaian yang menimpa ratusan ribu terduga simpatisan PKI setelah peristiwa Gerakan 30 September 1965 (G30S)

Baca Selengkapnya

Kisah S. Parman yang Memiliki Kakak Petinggi PKI

1 Oktober 2021

Kisah S. Parman yang Memiliki Kakak Petinggi PKI

S. Parman memiliki kakak yang merupakan petinggi PKI dan diduga mengetahui rencana penculikan para jenderal pada aksi G30S

Baca Selengkapnya

Tiga Versi Cerita G30S Ini Memiliki Dalang yang Berbeda-Beda

30 September 2021

Tiga Versi Cerita G30S Ini Memiliki Dalang yang Berbeda-Beda

Siapa dalang sebenarnya di balik peristiwa G30S hingga kini masih menuai pertanyaan. Ada yang menyebut PKI, konflik militer, hingga CIA

Baca Selengkapnya

Sebelum 1965, PKI Pernah Terlibat dalam Dua Pemberontakan Ini

30 September 2021

Sebelum 1965, PKI Pernah Terlibat dalam Dua Pemberontakan Ini

PKI pernah terlibat dua pemberontakan melawan penjajahan kolonial Hindia Belanda

Baca Selengkapnya

Duka Maria dan Rukmini, Dua Wanita Istimewa Pierre Tendean

29 September 2021

Duka Maria dan Rukmini, Dua Wanita Istimewa Pierre Tendean

Kesehatan Maria Elizabeth Cornet menurun setelah anaknya, Pierre Tendean, wafat. Sementara Rukmini butuh bertahun-tahun memulihkan perasaannya

Baca Selengkapnya

Dua Film Ini Punya Kisah Alternatif Mengenai Tragedi 1965

29 September 2021

Dua Film Ini Punya Kisah Alternatif Mengenai Tragedi 1965

Jagal dan Senyap, dua film karya Joshua Oppenheimer ini punya cerita alternatif mengenai tragedi 1965

Baca Selengkapnya

Mereka yang Terasingkan di Negeri Orang usai G30S

29 September 2021

Mereka yang Terasingkan di Negeri Orang usai G30S

Setelah peristiwa G30S, pemerintahan Soeharto mencabut paspor mahasiwa Indonesia yang kuliah di negara-negara komunis

Baca Selengkapnya

Bicara Desukarnoisasi, Megawati Minta Nadiem Luruskan Sejarah 1965

24 November 2020

Bicara Desukarnoisasi, Megawati Minta Nadiem Luruskan Sejarah 1965

Megawati menilai sejarah di masa 1965-1967 seperti dipotong dan dihapus oleh pemerintah Orde Baru.

Baca Selengkapnya

YPKP 65 Laporkan 346 Kuburan Massal Korban 1965 ke Komnas HAM

3 Oktober 2019

YPKP 65 Laporkan 346 Kuburan Massal Korban 1965 ke Komnas HAM

YPKP 65, kata Bedjo, siap bekerja sama dengan Komnas HAM untuk menunjukkan lokasi keseluruhan kuburan massal.

Baca Selengkapnya