Golkar Terpuruk di Survei, GMPG Salahkan Setya Novanto

Reporter

Amirullah

Senin, 23 Oktober 2017 15:43 WIB

Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto (kedua dari kanan) menyerahkan potongan tumpeng kepada putri AH Nasution, Hendrianti Sahara pada acara HUT ke-53 Partai Golkar di kantor DPP Golkar Jakarta, 20 Oktober 2017. TEMPO/Putri.

TEMPO.CO, Jakarta - Generasi Muda Partai Golkar (GMPG) menilai menurunnya elektabilitas Partai Golkar dalam survei pemilihan umum disebabkan faktor Setya Novanto. Masyarakat dinilai sudah cerdas menilai moralitas Ketua Umum Golkar, yang disebut-sebut tersangkut korupsi proyek pengadaan Kartu Tanda Penduduk elektronik (e-KTP).

Anggota GMPG, Almanzo Bonara, menyatakan anjloknya elektabilitas itu sudah diperkirakan jauh sebelumnya. "Mungkin bisa mencapai titik sangat krusial jika Golkar masih tetap dinakhodai Setya Novanto," katanya dalam siaran pers, Senin, 23 Oktober 2017.

Baca: Setya Novanto Menang Praperadilan, JK: Citra Golkar Tetap Jelek ...

Menurut Almanzo, keterkaitan Setya dalam perkara korupsi e-KTP berpengaruh terhadap elektabilitas Golkar. Masyarakat semakin cerdas dan dapat menilai moralitas pimpinan partai yang tersandung skandal korupsi e-KTP itu. “Apalagi berupaya mempermainkan hukum," ujarnya.

Hal itu, kata dia, membentuk persepsi negatif publik serta gelombang antipati terhadap Golkar. Penurunan elektabilitas Golkar dianggap wajar terjadi.

Dalam salah satu survei oleh salah satu media nasional yang dipublikasikan pada 20 Oktober 2017, elektabilitas Golkar menurun. Golkar berada di posisi ketiga setelah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan Gerindra.

Baca juga: Setya Novanto Copot Yorrys Raweyai dari...

Dari hasil survei itu, elektabilitas Golkar sebagai partai pendukung pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla menurun 7,8 persen, sementara PDIP naik signifikan hingga mencapai 30,3 persen. Gerindra sebagai partai oposisi pemerintah naik 10,8 persen.

Angka tersebut dianggap menunjukkan kinerja partai. Posisi sebagai koalisi partai pendukung pemerintahan Jokowi-JK tidak memberikan efek signifikan terhadap elektabilitas partai. "Penurunan elektabilitas Golkar murni disebabkan faktor korupsi e-KTP, yang melibatkan Setya Novanto," ucapnya. Faktor korupsi e-KTP juga dianggap sangat membebani dan merugikan Golkar dalam melakukan kerja politik.

Karena itu, kata Almanzo, elektabilitas dan citra Golkar hanya dapat dilakukan melalui penyelesaian hukum korupsi e-KTP oleh Komisi Pemberantasan Korupsi serta pergantian Ketua Umum Golkar. Masih ada kesempatan bagi Golkar untuk berbenah. Jika hal itu tetap dibiarkan, Golkar akan menjadi korban dan terus-menerus tersandera dengan stigma negatif korupsi. "Dan tentunya memungkinkan Golkar tidak akan mampu meraih simpati publik dalam kontestasi demokrasi mendatang," tuturnya.

Berita terkait

243 Orang Daftar ke Golkar untuk Pilkada Sumut, Ijeck Sebut Penjaringan Lewat 3 Tahapan Survei

3 jam lalu

243 Orang Daftar ke Golkar untuk Pilkada Sumut, Ijeck Sebut Penjaringan Lewat 3 Tahapan Survei

Golkar melakukan survei untuk mengetahui nama-nama tokoh yang punya peluang paling kuat untuk menang dalam Pilkada Sumut.

Baca Selengkapnya

Alasan Golkar Buka Peluang Usung Irjen Ahmad Luthfi pada Pilkada Jateng

6 jam lalu

Alasan Golkar Buka Peluang Usung Irjen Ahmad Luthfi pada Pilkada Jateng

Golkar membuka peluang bagi tokoh di luar partai yang ingin maju pada Pilkada Jateng.

Baca Selengkapnya

Golkar Sumut: 234 Orang Daftar Jadi Calon Kepala Daerah, 44 Kantongi Surat Penugasan dari DPP

9 jam lalu

Golkar Sumut: 234 Orang Daftar Jadi Calon Kepala Daerah, 44 Kantongi Surat Penugasan dari DPP

Golkar Sumut telah menerima ratusan pendaftar untuk diusung dalam Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

PKS Buka Peluang Usung Musa Rajekshah di Pilkada Sumut

10 jam lalu

PKS Buka Peluang Usung Musa Rajekshah di Pilkada Sumut

PKS tengah mendatangi tokoh-tokoh potensial yang punya peluang untuk diusung di Pilkada Sumut.

Baca Selengkapnya

Pilkada 2024 Kota Semarang: PKS dan Golkar Jajaki Koalisi, Demokrat Usung Yoyok Sukawi

1 hari lalu

Pilkada 2024 Kota Semarang: PKS dan Golkar Jajaki Koalisi, Demokrat Usung Yoyok Sukawi

PKS dan Golkar Kota Semarang jajaki koalisi untuk memenuhi syarat 20 persen kursi legislatif guna mengusung calon di Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Nama Kapolda Ahmad Luthfi Masuk Radar Golkar untuk Pemilihan Gubernur Jawa Tengah 2024

1 hari lalu

Nama Kapolda Ahmad Luthfi Masuk Radar Golkar untuk Pemilihan Gubernur Jawa Tengah 2024

Nama Kapolda Jateng Irjen Ahmad Luthfi masuk radar Partai Golkar untuk ikut dalam kontestasi Pilgub Jateng 2024.

Baca Selengkapnya

PKS Sebut NasDem Bakal Bergabung Usung Imam Budi Hartono-Ririn A Rafiq di Pilkada Depok

2 hari lalu

PKS Sebut NasDem Bakal Bergabung Usung Imam Budi Hartono-Ririn A Rafiq di Pilkada Depok

PKS dan Golkar akan berkoalisi di Pilkada Depok dengan mengusung pasangan Imam Budi Hartono - Ririn Farabi A Rafiq. NasDem dikabarkan akan bergabung.

Baca Selengkapnya

PKB Bahas Koalisi dengan PKS untuk Pilkada 2024 di Kota Depok

3 hari lalu

PKB Bahas Koalisi dengan PKS untuk Pilkada 2024 di Kota Depok

PKS Kota Depok membuka peluang bagi partai politik untuk bergabung pada Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Alasan Gerindra Jajaki Koalisi dengan Golkar pada Pilkada 2024 di Kabupaten Bogor

4 hari lalu

Alasan Gerindra Jajaki Koalisi dengan Golkar pada Pilkada 2024 di Kabupaten Bogor

Dengan perolehan 12 kursi di Pileg, Gerindra bisa mengusung pasangan calon sendiri di Pilkada 2024 Kabupaten Bogor.

Baca Selengkapnya

Menakar Peluang Emil Dardak sebagai Wakil Khofifah Lagi setelah PDIP Merapat

4 hari lalu

Menakar Peluang Emil Dardak sebagai Wakil Khofifah Lagi setelah PDIP Merapat

Sebelum PDIP masuk, Khofifah telah lebih dahulu didukung Partai Golkar, Gerindra, Demokrat dan PAN sejak sebelum Pemilu 2024 berlangsung.

Baca Selengkapnya