Dokumen Rahasia AS Tak Pengaruhi Penyelesaian Tragedi 1965

Kamis, 19 Oktober 2017 20:20 WIB

Demonstrasi menentang kedatang Green, Duta Besar Amerika Serikat, di Jakarta, Agustus 1965. Dok. Perpustakaan Nasional

TEMPO.CO, Jakarta - Tenaga Ahli Deputi V Kantor Staf Presiden, Theo Litaay, mengatakan pihaknya akan mendalami dokumen rahasia Amerika Serikat yang memuat informasi soal sejarah1965. Ia memastikan keberadaan dokumen itu tidak akan berpengaruh dalam proses penyelesaian kasus 1965.

“Saya kira penyikapan atas informasi sejarah itu akan berlangsung seiring dengan waktu. Ini informasi awal yang kita terima, tentu akan kita dalami dan kita kaji lagi,” kata Theo di kantor Amnesty International Indonesia, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis 19 Oktober 2017.

Theo menjelaskan penyelesaian peristiwa 1965 tetap harus melihat realitas politik di Indonesia. Pengkajian terhadap dokumen tersebut, kata dia, untuk menentukan respons pemerintah Indonesia.”Dokumen itu tidak berpengaruh. Rekonsiliasi tetap berjalan,” ujarnya.

Baca juga: Ketua GP Ansor Belum Tahu Dokumen Rahasia AS Soal Sejarah 1965

Theo optimistis pemerintah masih terus melanjutkan tahapan penyelesaian kasus 1965 sebelum pemerintahan Presiden Joko Widodo rampung. “Idealnya selesai, kalau tidak selesai, dilanjutkan pemerintahan berikutnya. Tapi kita dorong terus,” ujar dia.

Advertising
Advertising

Sebelumnya, dokumen rahasia Kedutaan Besar Amerika Serikat di Indonesia periode 1964-1968 mengungkap sejumlah fakta tragedi pembantaian ratusan ribu anggota dan simpatisan Partai Komunis Indonesia (PKI). Dokumen tersebut menyebutkan bahwa Angkatan Darat terlibat dalam rencana penggulingan Presiden Sukarno setelah Gerakan 30 September 1965.

Angkatan Darat juga mempersenjatai anggota Hansip di kampung-kampung untuk mengawasi pergerakan pendukung PKI dan memperluas rantai komando hingga pelosok desa. Mereka melibatkan organisasi keagamaan dalam pembantaian massal pada 1965-1966.

Baca juga: Mengapa PKI Punya Banyak Massa Sebelum 1965, Penelitian Ini...

Sebanyak 39 dokumen terkait sejarah 1965 di Indonesia dipublikasikan secara terbuka atas permintaan lembaga nirlaba National Security Archive di The George Washington University, Amerika Serikat. Kebanyakan di antaranya adalah surat kawat (telegram), laporan mingguan Kedutaan kepada Kementerian Luar Negeri AS, serta sebuah laporan situasi terbaru dari Direktur Intelijen Angkatan Udara RI.

Simak: Dokumen 1965 Diungkap, Amerika Terlibat dalam Pembantaian PKI

Berita terkait

Agus Widjojo, Gubernur Lemhannas yang Menginisiasi Rekonsiliasi Tragedi 1965

5 Oktober 2021

Agus Widjojo, Gubernur Lemhannas yang Menginisiasi Rekonsiliasi Tragedi 1965

Agus Widjojo merupakan Gubernur Lemhannas yang menginisiasi Rekonsiliasi Tragedi '65. Berikut adalah profil singkatnya.

Baca Selengkapnya

Gus Dur dan Permintaan Maaf atas Pembantaian 1965

4 Oktober 2021

Gus Dur dan Permintaan Maaf atas Pembantaian 1965

Gus Dur pernah meminta maaf atas pembantaian yang menimpa ratusan ribu terduga simpatisan PKI setelah peristiwa Gerakan 30 September 1965 (G30S)

Baca Selengkapnya

Kisah S. Parman yang Memiliki Kakak Petinggi PKI

1 Oktober 2021

Kisah S. Parman yang Memiliki Kakak Petinggi PKI

S. Parman memiliki kakak yang merupakan petinggi PKI dan diduga mengetahui rencana penculikan para jenderal pada aksi G30S

Baca Selengkapnya

Tiga Versi Cerita G30S Ini Memiliki Dalang yang Berbeda-Beda

30 September 2021

Tiga Versi Cerita G30S Ini Memiliki Dalang yang Berbeda-Beda

Siapa dalang sebenarnya di balik peristiwa G30S hingga kini masih menuai pertanyaan. Ada yang menyebut PKI, konflik militer, hingga CIA

Baca Selengkapnya

Sebelum 1965, PKI Pernah Terlibat dalam Dua Pemberontakan Ini

30 September 2021

Sebelum 1965, PKI Pernah Terlibat dalam Dua Pemberontakan Ini

PKI pernah terlibat dua pemberontakan melawan penjajahan kolonial Hindia Belanda

Baca Selengkapnya

Duka Maria dan Rukmini, Dua Wanita Istimewa Pierre Tendean

29 September 2021

Duka Maria dan Rukmini, Dua Wanita Istimewa Pierre Tendean

Kesehatan Maria Elizabeth Cornet menurun setelah anaknya, Pierre Tendean, wafat. Sementara Rukmini butuh bertahun-tahun memulihkan perasaannya

Baca Selengkapnya

Dua Film Ini Punya Kisah Alternatif Mengenai Tragedi 1965

29 September 2021

Dua Film Ini Punya Kisah Alternatif Mengenai Tragedi 1965

Jagal dan Senyap, dua film karya Joshua Oppenheimer ini punya cerita alternatif mengenai tragedi 1965

Baca Selengkapnya

Mereka yang Terasingkan di Negeri Orang usai G30S

29 September 2021

Mereka yang Terasingkan di Negeri Orang usai G30S

Setelah peristiwa G30S, pemerintahan Soeharto mencabut paspor mahasiwa Indonesia yang kuliah di negara-negara komunis

Baca Selengkapnya

Bicara Desukarnoisasi, Megawati Minta Nadiem Luruskan Sejarah 1965

24 November 2020

Bicara Desukarnoisasi, Megawati Minta Nadiem Luruskan Sejarah 1965

Megawati menilai sejarah di masa 1965-1967 seperti dipotong dan dihapus oleh pemerintah Orde Baru.

Baca Selengkapnya

YPKP 65 Laporkan 346 Kuburan Massal Korban 1965 ke Komnas HAM

3 Oktober 2019

YPKP 65 Laporkan 346 Kuburan Massal Korban 1965 ke Komnas HAM

YPKP 65, kata Bedjo, siap bekerja sama dengan Komnas HAM untuk menunjukkan lokasi keseluruhan kuburan massal.

Baca Selengkapnya