Dokumen Rahasia AS Soal Sejarah 1965 Diungkap ke Publik

Reporter

Juli Hantoro

Editor

Juli Hantoro

Rabu, 18 Oktober 2017 16:53 WIB

Sugimin (tiga dari kanan) saat menarik jenazah enam jenderal dan satu perwira dari sumur Lubang Buaya, 4 Oktober 1965. (Istimewa)

TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 39 dokumen milik Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta mengenai Sejarah 1965 diungkap ke publik. Dokumen yang sudah terdeklasfikasi tersebut mengungkap bahwa Amerika Serikat punya pengetahuan yang detail bahwa Angkatan Darat Indonesia melakukan sebuah kampanye pembunuhan massal melawan Partai Komunis Indonesia (PKI) yang dimulai pada 1965.

Dokumen tersebut diungkap oleh lembaga National Security Archive di George Washington University, Amerika Serikat pada Selasa, 17 Oktober 2017 waktu setempat. Sebanyak 39 dokumen itu berasal dari sekitar 30 ribu halaman arsip laporan harian Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta mulai 1964-1968.

Baca juga: Tudingan PKI dan Cerita Histeria Tiap 30 September

Banyak dari koleksi itu sebelumnya sangat rahasia, kemudian diproses di National Declassification Center untuk merespon ketertarikan publik yang berkembang atas dokumen milik Amerika yang terkait dengan pembunuhan massal pada 1965-1966.

Seperti yang dikutip dari laman nsarchive.gwu.edu dari dokumen itu terungkap bahwa para diplomat di Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta menyimpan data pimpinan Partai Komunis Indonesia (PKI) yang dieksekusi, dan pejabat Amerika yang aktif mendukung usaha Angkatan Darat Indonesia menghancurkan gerakan buruh yang berhaluan kiri di Indonesia.

Advertising
Advertising

Simak: Dokumen 1965 Diungkap, Amerika Terlibat dalam Pembantaian PKI

Dokumen-dokumen tersebut juga membahas salah satu babak paling penting dalam sejarah Indonesia dan hubungan Amerika Serikat-Indonesia, yang menyaksikan runtuhnya hubungan secara bertahap antara Jakarta dan Washington, perang tingkat rendah dengan Inggris mengenai pembentukan Malaysia, naiknya tensi antara Angkatan Darat dan PKI, meningkatnya radikalisasi, Presiden Indonesia Soekarno, dan ekspansi operasi rahasia AS yang bertujuan memicu bentrok antara Angkatan Darat dan PKI.

Ketegangan itu meletus setelah upaya pengecilan Angkatan Darat oleh Gerakan 30 September-sekelompok perwira militer dengan kolaborasi beberapa pimpinan PKI.

Setelah menghancurkan gerakan tersebut, yang telah menculik dan membunuh enam jenderal Angkatan Darat, pihak Angkatan Darat dan sekutu paramiliternya meluncurkan sebuah kampanye pemusnahan terhadap PKI dan organisasi-organisasi sayapnya. Membunuh hingga 500 ribu orang yang dianggap pendukung PKI antara Oktober 1965 dan Maret 1966, memenjarakan hingga satu juta lainnya, dan akhirnya melengserkan Sukarno dan menggantinya dengan Jenderal Soeharto, yang memerintah Indonesia selama 32 tahun berikutnya. Soeharto akhirnya jatuh pada Mei 1998.

Baca juga: Ini Cara Jitu Berantas PKI Versi Soekarno

Pengacara Hak Asasi Manusia Veronica Koman mengatakan pembunuhan massal pada 1965-1966 adalah salah satu kejahatan kemanusiaan paling buruk di dunia. Sejarah 1965 adalah rahasia paling kelam.

"Korban 1965-1966 sudah sangat tua sekarang, dan saya khawatir mereka tidak akan melihat keadilan sebelum mereka meninggal. Mudah-mudahan dengan data ini terungkap, kebenaran bisa muncul dan pelaku bisa dimintai pertanggungjawabannya," kata Veronica Koman seperti dikutip Associated Press.

HARMANI

Berita terkait

Agus Widjojo, Gubernur Lemhannas yang Menginisiasi Rekonsiliasi Tragedi 1965

5 Oktober 2021

Agus Widjojo, Gubernur Lemhannas yang Menginisiasi Rekonsiliasi Tragedi 1965

Agus Widjojo merupakan Gubernur Lemhannas yang menginisiasi Rekonsiliasi Tragedi '65. Berikut adalah profil singkatnya.

Baca Selengkapnya

Gus Dur dan Permintaan Maaf atas Pembantaian 1965

4 Oktober 2021

Gus Dur dan Permintaan Maaf atas Pembantaian 1965

Gus Dur pernah meminta maaf atas pembantaian yang menimpa ratusan ribu terduga simpatisan PKI setelah peristiwa Gerakan 30 September 1965 (G30S)

Baca Selengkapnya

Kisah S. Parman yang Memiliki Kakak Petinggi PKI

1 Oktober 2021

Kisah S. Parman yang Memiliki Kakak Petinggi PKI

S. Parman memiliki kakak yang merupakan petinggi PKI dan diduga mengetahui rencana penculikan para jenderal pada aksi G30S

Baca Selengkapnya

Tiga Versi Cerita G30S Ini Memiliki Dalang yang Berbeda-Beda

30 September 2021

Tiga Versi Cerita G30S Ini Memiliki Dalang yang Berbeda-Beda

Siapa dalang sebenarnya di balik peristiwa G30S hingga kini masih menuai pertanyaan. Ada yang menyebut PKI, konflik militer, hingga CIA

Baca Selengkapnya

Sebelum 1965, PKI Pernah Terlibat dalam Dua Pemberontakan Ini

30 September 2021

Sebelum 1965, PKI Pernah Terlibat dalam Dua Pemberontakan Ini

PKI pernah terlibat dua pemberontakan melawan penjajahan kolonial Hindia Belanda

Baca Selengkapnya

Duka Maria dan Rukmini, Dua Wanita Istimewa Pierre Tendean

29 September 2021

Duka Maria dan Rukmini, Dua Wanita Istimewa Pierre Tendean

Kesehatan Maria Elizabeth Cornet menurun setelah anaknya, Pierre Tendean, wafat. Sementara Rukmini butuh bertahun-tahun memulihkan perasaannya

Baca Selengkapnya

Dua Film Ini Punya Kisah Alternatif Mengenai Tragedi 1965

29 September 2021

Dua Film Ini Punya Kisah Alternatif Mengenai Tragedi 1965

Jagal dan Senyap, dua film karya Joshua Oppenheimer ini punya cerita alternatif mengenai tragedi 1965

Baca Selengkapnya

Mereka yang Terasingkan di Negeri Orang usai G30S

29 September 2021

Mereka yang Terasingkan di Negeri Orang usai G30S

Setelah peristiwa G30S, pemerintahan Soeharto mencabut paspor mahasiwa Indonesia yang kuliah di negara-negara komunis

Baca Selengkapnya

Bicara Desukarnoisasi, Megawati Minta Nadiem Luruskan Sejarah 1965

24 November 2020

Bicara Desukarnoisasi, Megawati Minta Nadiem Luruskan Sejarah 1965

Megawati menilai sejarah di masa 1965-1967 seperti dipotong dan dihapus oleh pemerintah Orde Baru.

Baca Selengkapnya

YPKP 65 Laporkan 346 Kuburan Massal Korban 1965 ke Komnas HAM

3 Oktober 2019

YPKP 65 Laporkan 346 Kuburan Massal Korban 1965 ke Komnas HAM

YPKP 65, kata Bedjo, siap bekerja sama dengan Komnas HAM untuk menunjukkan lokasi keseluruhan kuburan massal.

Baca Selengkapnya