KPK Optimistis Menang Praperadilan Setya Novanto

Rabu, 27 September 2017 07:39 WIB

Hakim tunggal Chepy Iskandar memeriksa berkas yang diberikan KPK terkait status tersangka kasus dugaan korupsi e-KTP Setya Novanto dalam sidang praperadilan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jakarta, 25 September 2017. TEMPO/Ilham Fikri
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Biro Hukum Komisi Pemberantasan Korupsi Setiadi optimistis pihaknya akan memenangi praperadilan yang diajukan oleh tersangka dugaan korupsi e-KTP Setya Novanto. Menurut dia, selain bekerja keras dalam pembuktian, bersikap optimistis adalah hal pelengkap yang bisa dilakukan.
"Kami harus yakin dan optimis. Menang atau tidak memang ada di tangan Tuhan, tapi kami berharap yang terbaik untuk negeri ini," ujar Setiadi usai menjalani sidang praperadilan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa malam, 26 September 2017.
Setiadi menjelaskan, optimisme dia dan timnya berasal dari perasaan bisa menggali testimoni, beradu argumentasi, dan bertanya jawab dengan saksi ahli pemohon yang hadir. Pada sidang itu, Setya membawa tiga saksi ahli yang terdiri atas Romli Atmasasmita, Gede Panca Aswata, dan Chairul Huda.
Testimoni para saksi ahli pun, menurut Setiadi, masih dalam batas wajar. Beberapa testimoni malah sudah sering disampaikan dalam sidang sidang praperadilan yang dijalani KPK selama ini. Misalnya tentang prosedur penetapan tersangka, keabsahan penyidik KPK, hingga penerapan sanksi administrasi untuk terpidana korupsi.
Sebagai catatan, saksi ahli Gede Panca sempat menyatakan bahwa sanksi administrasi seperti pengganti kerugian negara hingga tuntas adalah hukuman yang lebih pantas untuk koruptor. Menurutnya, sanksi pidana yang dipilih KPK selama ini kurang memberikan efek jera dilihat dari masih banyaknya perkara korupsi dan operasi tangkap tangan.
"Kalau hukum pidana itu, selain masalah pidana kurungan denda dan penjara, kan secara administrasi bisa dikenakan uang pengganti atau denda. Jadi, kan antara hukum pidana dan administrasi dijadikan satu di dalam putusan tipikor," ujar Setiadi.
Untuk agenda sidang praperadilan berikutnya yang akan digelar hari ini, Setiadi mengatakan bahwa dirinya akan mengikuti sidang praperadilan lagi. Dua saksi ahli dari pihaknya sudah disiapkan. Keduanya adalah pakar hukum.
"Tadi kami sampaikan juga tambahan alat bukti jadi total akan ada sekitar 260-an. Jadi sebegitu kualitas dan kuantitas barang bukti dokumen dan surat untuk membuktikan," ujar Setiadi. Adapun beberapa bukti baru yang ditambahkan di antraranya bukti rekaman serta data pembicaraan atau transkrip antara pihak yang bermasalah, termasuk Setya Novanto.

Berita terkait

Khawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak

1 hari lalu

Khawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak

Novel Baswedan, mengomentari proses pemilihan panitia seleksi atau Pansel KPK.

Baca Selengkapnya

Pengacara Jelaskan Kondisi Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Usai Dilaporkan ke KPK

1 hari lalu

Pengacara Jelaskan Kondisi Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Usai Dilaporkan ke KPK

Bekas Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy Hutahaean disebut butuh waktu untuk beristirahat usai dilaporkan ke KPK

Baca Selengkapnya

Istri akan Dampingi Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Klarifikasi LHKPN di KPK

1 hari lalu

Istri akan Dampingi Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Klarifikasi LHKPN di KPK

KPK menjadwalkan pemanggilan Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta, Rahmady Effendy Hutahaean, untuk memberikan klarifikasi soal kejanggalan LHKPN

Baca Selengkapnya

9 Mantan Komisioner KPK Kirim Surat ke Jokowi soal Kriteria Pansel KPK

1 hari lalu

9 Mantan Komisioner KPK Kirim Surat ke Jokowi soal Kriteria Pansel KPK

Pemilihan Pansel KPK patut menjadi perhatian karena mereka bertugas mencari figur-figur komisioner dan Dewan Pengawas KPK mendatang.

Baca Selengkapnya

Pansel KPK Tuai Perhatian dari Sejumlah Kalangan, Istana dan DPR Beri Respons

1 hari lalu

Pansel KPK Tuai Perhatian dari Sejumlah Kalangan, Istana dan DPR Beri Respons

Pembentukan Pansel Capim KPK menuai perhatian dari sejumlah kalangan. Pihak Istana dan DPR beri respons ini.

Baca Selengkapnya

Penjelasan Istri Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta soal Pinjaman Rp 7 Miliar yang jadi Polemik

1 hari lalu

Penjelasan Istri Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta soal Pinjaman Rp 7 Miliar yang jadi Polemik

Margaret Christina Yudhi Handayani Rampalodji, istri bekas Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy Hutahaean menjelaskan asal-usul Rp 7 miliar.

Baca Selengkapnya

Penyitaan Rumah dalam Kasus Korupsi, Terbaru Rumah Syahrul Yasin Limpo dan Tamron Raja Timah Bangka

1 hari lalu

Penyitaan Rumah dalam Kasus Korupsi, Terbaru Rumah Syahrul Yasin Limpo dan Tamron Raja Timah Bangka

Penyitaan rumah dalam dugaan kasus korupsi Syahrul Yasin Limpo dan Tamron Raja Timah Bangka. Apa landasan penyitaan aset tersangka korupsi?

Baca Selengkapnya

2 Selebritas Windy Idol dan Nayunda Nabila Diperiksa KPK, Tersangkut Kasus Korupsi Siapa?

1 hari lalu

2 Selebritas Windy Idol dan Nayunda Nabila Diperiksa KPK, Tersangkut Kasus Korupsi Siapa?

Windy Idol dan Nayunda Nabila Nizrinah terseret dalam dugaan kasus korupsi yang berbeda hingga diperiksa KPK. Apa sangkut pautnya?

Baca Selengkapnya

Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Diseret Urusan PT Cipta Mitra Agro, Pengacara: Itu Bisnis Istrinya

1 hari lalu

Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Diseret Urusan PT Cipta Mitra Agro, Pengacara: Itu Bisnis Istrinya

Pengacara eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy merasa heran kliennya diseret dalam kasus yang melibatkan perusahaan sang istri.

Baca Selengkapnya

KPK Periksa Kepala Bea Cukai Purwakarta Senin Mendatang soal LHKPN yang Janggal

2 hari lalu

KPK Periksa Kepala Bea Cukai Purwakarta Senin Mendatang soal LHKPN yang Janggal

KPK menjadwalkan pemanggilan Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy Hutahaean pada Senin pekan depan.

Baca Selengkapnya