Wakil Ketua Komisi VI DPR dari PDIP Aria Bima memberikan keterangan pers terkait skandal video porno di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (25/4). ANTARA/Andika Wahyu
TEMPO.CO, Solo - Anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat Aria Bima mengaku khawatir merebaknya isu komunisme beberapa waktu belakangan menjadi sebuah teror dalam masyarakat. Kondisi itu dinilai berbahaya lantaran berpotensi membuat masyarakat saling tuduh dan saling tuding.
Menurut dia, memunculkan isu komunisme boleh dilakukan sebagai bentuk kewaspadaan. "Namun yang lebih berbahaya saat isu itu menjadi hal yang mengakibatkan disharmonisasi di tengah masyarakat," katanya di sela-sela sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan di Solo, Sabtu, 23 September 2017.
Aria menyebutkan Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) harus melakukan tindakan yang lebih nyata jika melihat indikasi kebangkitan komunisme. "Jangan hanya bilang komunis seperti rasa asin, tapi TNI harus mengejar garamnya," ujarnya.
Apalagi TNI juga memiliki pengalaman dan kemampuan untuk mengetahui pihak-pihak yang tengah membangun ideologi komunis. "Seharusnya segera ditindak seperti pemberantasan aksi teroris," ucapnya. Dia meyakini payung hukum yang bisa menjadi dasar penindakan itu sudah cukup lengkap.
Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu juga melihat kemunculan komunisme sudah menjadi sebuah isu liar. "Kemungkinan adanya saling tuduh ini juga sangat berbahaya," tuturnya.
Selama ini, MPR sendiri juga terus menanamkan ideologi Pancasila melalui sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan. Dia menegaskan ideologi Pancasila sudah bersifat final. "Membangkitkan ideologi komunis adalah sebuah pengkhianatan," katanya.