INFO NASIONAL - Tantangan dalam kebangsaan kita adalah globalisasi. Sumber daya alam Indonesia yang melimpah membuat pihak asing memiliki banyak kepentingan. Hal ini diungkapkan Wakil Ketua MPR RI H. Mahyudin. ST, MM, dalam acara Dialog Kebangsaan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI, Sabtu, 16 September 2017 di Purwakarta.
"Tapi bangsa Indonesia menjadi bangsa konsumtif, bukan produktif. Indonesia menjual hasil alam untuk beli barang konsumtif. Bangsa Indonesia mudah meniru dan kagetan," ucap Mahyudin di depan peserta sosialisasi yang merupakan anggota Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI) Cabang Purwakarta.
Ia menyebutkan, pemimpin harus memimpin dengan cinta. Jangan menunjukkan budaya korupsi karena saat ini korupsi banyak ditemui pada pimpinan, mulai dari kepala daerah, bupati hingga gubernur.
Mahyudin mengatakan, Bung Karno menggali Pancasila dari budaya Indonesia sendiri. Empat pilar merupakan alat perekat bangsa untuk bersatu.
Menurutnya, rasa kebangsaan Indonesia kini mulai luntur, anak bangsa mudah diadu domba dan terjadi sikut-sikutan. "Korupsi harus dihapuskan, juga radikalisme. Dalam 72 tahun Indonesia merdeka, tantangan kebangsaan tak pernah selesai," ujarnya.
Baca juga:
Ia mengatakan, Pancasila menyatukan berbagai macam suku, agama, dan etnis, hanya saja orang Indonesia mudah kagum pada hal-hal baru dari luar. "Belajar agama sama ustaz biasa saja. Yang penting ilmunya benar. Jangan mudah tertipu ajakan seperti ISIS. Jangan mudah dirayu ajakan jihad atau tindakan radikal," kata Mahyudin.
Ia mengatakan banyak menyimak perkembangan Purwakarta dan memuji kiprah Dedi Mulyadi sebagai bupati. Seperti, saat Dedi diundang berbicara di PBB mengenai budaya Sunda.
Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi mengatakan, bicara empat pilar harus konsisten agar empat pilar kebangsaan digali kembali menjadi sistem hukum Indonesia.
Acara sosialisasi juga dihadiri anggota DPR/MPR Popong Otje Djundjunan dan Ketua DPRD Purwakarta.(*)