TEMPO.CO, Kendari - Dosen Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin (Unhas), Laode Muhammad Syarif, lolos lima besar calon pimpinan (capim) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) . Warga Sulawesi Tenggara yang merupakan daerah kelahiran Laode Syarif pun merasa bangga.
Warga menilai Laode Syarif, kelahiran Muna, memang pantas masuk di jajaran komisioner lembaga antirasuah itu. "Selamat buat Pak Laode, semoga bisa amanah dalam melaksanakan tugas dan bisa membersihkan para koruptor," ungkap seorang warga Kendari, Laode Polondo, Kamis malam.
Laode Songko menilai lolosnya anggota aktif Akademi Hukum Lingkungan IUCN dan salah satu anggota komite IUCN dalam bidang pengajaran dan pengembangan kapasitas itu sebagai anggota KPK, menjadi kebanggaan tersendiri bagi warga Sulawei Tenggara.
Hal yang sama disampaikan Titin, warga Kemaraya, Kendari. Titin mengungkapkan, sosok Laode Syarif sebagai dosen Fakultas Hukum dan Senior Adviser Partnership for Governance Reform in Indonesia, perlu dijadikan teladan.
“Sebagai orang Sulawesi Tenggara sangat bangga, ada putra daerah yang lolos sebagai anggota KPK. Meski saya tidak pernah bertemu langsung, saya bangga,” ujar Titin.
Sekadar diketahui, Laode Muhammad Syarif, putra daerah dari Walengkabola, Desa Oempu, Kecamatan Tongkuna, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara, adalah putra dari pasangan almarhum Laode Hasidu dan Waode Esi. Setelah tamat SLTA di Muna, Laode Syarif melanjutkan kuliah di Universitas Hasanuddin Makassar.
Laode Syarif juga aktif dalam Proyek Pengendalian Korupsi Indonesia. Selain mengajar, ia merupakan perancang kurikulum dan pelatih utama dari Kode Etik Hakim dan Pelatihan Hukum Lingkungan Hidup di Mahkamah Agung.
ROSNIAWANTY FIKRI