Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Heboh Suap Dokter: Tak Bisa, Resepkan, Nanti Aku Kasih Mobil

Editor

Saroh mutaya

image-gnews
Ilustrasi kedokteran
Ilustrasi kedokteran
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta--Kolusi antara dokter dan perusahaan obat terlihat dari resep yang diberikan. Dokter yang terikat “janji” dengan perusahaan obat biasa meresepkan obat yang tidak perlu buat pasien. Misalnya antibiotik dan vitamin. “Padahal kadang cukup dengan dinasihati beristirahat yang cukup dan makan teratur bisa sembuh,” kata Zaenal Abidin, Ketua Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI).

Baca juga: Suap Dokter=40 % Harga Obat: Ditawari Pergi Haji hingga PSK

Ditemui di Kantor Pusat IDI, Jalan Dr Sam Ratulangi, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat tiga pekan lalu, dia mengakui masih ada dokter yang main mata dengan perusahaan. Padahal sanksi bagi dokter yang melakukan hal itu cukup berat, sampai pencabutan izin praktek.

Banyak keluhan masih ada dokter yang suka meresepkan obat yang tak dibutuhkan pasien. Benarkah ini pengaruh kongkalikong dengan perusahaan obat?
Bisa karena orang yang datang ke dokter memang sudah sakit. Tapi saya tidak menutup kemungkinan adanya kerja sama seperti itu, karena Majelis Kehormatan Etika Kedokteran (MKEK) kadang menegur dokter yang melakukan itu, tapi tidak disebut dokter siapa.

Apakah sulit menghentikan kerja sama yang merugikan pasien itu?
Dalam etika kedokteran, dokter dibolehkan mendapat sponsorship berupa biaya transportasi, penginapan, dan makan untuk pendidikan berkelanjutan seperti seminar atau simposium.

Apakah belakangan ini ada laporan ke majelis etik mengenai dugaan persekongkolan perusahaan farmasi dan dokter dalam peresepan obat?
Banyak, tapi kalau terkait dengan obat saya belum tahu.

Kami mendapatkan banyak data dan informasi bahwa masih banyak dokter menerima gratifikasi dari perusahaan farmasi.
Iya, tapi tidak sebanyak dulu. Sebenarnya dulu belum ada aturan gratifikasi, sekarang baru ada. Semuanya sudah berhati-hati untuk menerima macam-macam. Yang tidak boleh begini: ada perusahaan obat datang dan mengatakan, “Resepkan obat saya, sekian resep selama satu tahun, saya kasih kamu mobil.” Atau, “Saya kasih kamu mobil sekarang, tapi saya kontrol resep itu.”

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Selanjutnya baca temuan investigasi dalam Majalah Tempo terbaru.

Tim Investigasi Tempo

Baca juga: Suap Dokter=40 % Harga Obat: Inilah 3 Hal yang Mengejutkan

 

 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Puan Maharani Minta Polri Tindak Tegas Mafia Obat Covid-19

1 Agustus 2021

Ketua DPR RI Puan Maharani saat menyampaikan pidato dalam rapat paripurna ke-17 masa persidangan V tahun 2020-2021 di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis, 6 Mei 2021. Rapat Paripurna tersebut beragendakan mendengarkan pidato ketua DPR RI dalam rangka pembukaan masa persidangan V tahun 2020-2021. TEMPO/M Taufan Rengganis
Puan Maharani Minta Polri Tindak Tegas Mafia Obat Covid-19

Puan Maharani mengutuk praktik mafia obat, terlebih untuk obat terapi Covid-19. Meminta mereka ditindak tegas.


Bantah Terawan, YLKI Sebut Harga Obat Mahal karena Mafia Impor

27 November 2019

(ki-ka) Ketua BPOM RI Penny K Lukito, Ketua LPPOM MUI Lukmanul Hakim dan Ketua YLKI Tulus Abadi saat konferensi pers di gedung BPOM, Jakarta Pusat, 5 Februari 2018. BPOM menemukan adanya DNA babi dalam Viostin DS dan Enzyplex serta sekaligus mencabut peredaran produk tersebut dari pasaran. TEMPO/Fakhri Hermansyah
Bantah Terawan, YLKI Sebut Harga Obat Mahal karena Mafia Impor

YLKI menilai rencana Menkes Terawan Agus Putranto untuk mengambil alih perizinan obat tidak bakal mampu menurunkan harga obat.


Diancam Mafia, Nyawa Conor McGregor Dihargai Rp 14,3 Miliar

11 Januari 2018

Conor McGregor bercengkerama dengan Rita Ora dalam Fashion Award 2017 di London, akhir pekan lalu. (dailymail.co.uk)
Diancam Mafia, Nyawa Conor McGregor Dihargai Rp 14,3 Miliar

Bintang MMA dari UFC yang namanya sedang berkibar, Conor McGregor, dikabarkan sedang terlibat masalah dengan mafia Irlandia dan diancam untuk dibunuh.


Kasus Obat Palsu, IDI dan YLKI Desak Penguatan BPOM  

10 September 2016

Petugas kepolisian merilis barang bukti kasus obat kadaluarsa di Polda Metro Jaya, Jakarta, 5 September 2016. Polisi berhasil membongkar peredaran obat kedaluwarsa dan kosmetik palsu di salah satu toko obat yang beroperasi di wilayah Pramuka, Jakarta Timur yang dijual kembali ke pasaran dengan kemasan baru dan mengubah tahun kadaluwarsa obat.  M IQBAL ICHSAN/TEMPO
Kasus Obat Palsu, IDI dan YLKI Desak Penguatan BPOM  

IDI meminta pengawasan obat dan makanan diperketat.


Ingin Harga Obat Murah, KPPU Gandeng UNDP  

25 Mei 2016

Komisi Pengawas Persaingan Usaha. TEMPO/Amston Probel
Ingin Harga Obat Murah, KPPU Gandeng UNDP  

KPPU menggandeng UNDP agar masyarakat lebih mudah mengakses obat murah.


Tak Pernah Terjadi, Pemenang Lelang Obat Dibatalkan LKPP

9 Februari 2016

medicineworld.org
Tak Pernah Terjadi, Pemenang Lelang Obat Dibatalkan LKPP

Pelaku industri farmasi mempertanyakan akuntabilitas Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) yang membatalkan pemenang lelang obat


Obat di Indonesia Termahal di ASEAN, Ini Dalih Menkes

8 Januari 2016

Menteri Kesehatan, Nila Djuwita Moeloek, melakukan sidak alat pendeteksi virus Ebola di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, 3 November 2014. Sidak tersebut dilakukan untuk memperketat masuknya virus ebola ke Indonesia melalui bandara dan pelabuhan. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat.
Obat di Indonesia Termahal di ASEAN, Ini Dalih Menkes

Menteri Nila Moeloek mengatakan, obat-obatan paten tertentu seperti obat kanker mahal karena masih dibuat perusahaan farmasi asing.


KPPU: Harga Obat di Indonesia Termahal di ASEAN  

15 Desember 2015

Pengunjung menghadiri pameran niaga industri farmasi
KPPU: Harga Obat di Indonesia Termahal di ASEAN  

KPU menyebutkan harga obat di Indonesia termasuk salah satu yang termahal dibanding negara-negara tetangga di Asia Tenggara.


Tekan Harga Obat di Indonesia, Ini Usul KPPU  

15 Desember 2015

Pengunjung menghadiri pameran niaga industri farmasi
Tekan Harga Obat di Indonesia, Ini Usul KPPU  

KPPU mengusulkan pemerintah mengambil sejumlah langkah untuk menekan harga obat di Indonesia yang selama ini tergolong termahal di Asia Tenggara.


Ini Surat Edaran Perhimpunan Dokter Tanggapi Suap Farmasi  

13 November 2015

Ilustrasi dokter/kesehatan. Pixabay.com
Ini Surat Edaran Perhimpunan Dokter Tanggapi Suap Farmasi  

Investigasi Tempo menemukan sebanyak 2.125 dokter diduga menerima suap hingga Rp 131 miliar dari perusahaan farmasi.