TEMPO.CO, Serpong - B.J. Habibie, presiden ke-3 Indonesia, meminta Presiden Joko Widodo mendukung produksi pesawat R80. Pesawat rancangan Habibie itu akan diproduksi oleh PT Regio Aviasi Industri.
"Yang kami butuhkan adalah dukungan pemerintah untuk membiayai bagian Indonesia, bagian swasta dan luar negeri akan ikut kalau dari pemerintah ikut menyumbang, dalam arti mengatakan 'silakan'. Karena industri pesawat terbang seperti Boeing dan Airbus dapat bantuan yang sama," kata Habibie di Griya Widya Bakti Puspitek, Serpong, Senin, 13 April 2015.
Habibie mengungkapkan, saat ini pengerjaan R80 masih dalam tahap desain awal. Meski demikian, pihaknya telah melakukan studi kelayakan pesawat ini di Amerika Serikat. "Jawabannya ini yang paling tepat untuk Indonesia," kata Habibie.
Habibie menargetkan R80 dapat mulai mengudara pada 2019, dengan catatan pemerintah mampu memberi bantuan. R80, menurut Habibie, akan mampu bersaing dengan kehebatan Boeing 777 karena lebih cocok digunakan untuk tipe bandara khas negara kepulauan seperti Indonesia.
Manajer Marketing Regio Aviasi Industri Wuri Rejeki mengatakan terdapat tiga perusahaan maskapai penerbangan komersial dalam negeri dengan total pesanan 145 unit pesawat. "Ada Nam Air yang memesan 100 unit, Kalstar yang memesan 25 unit, dan Trigana Air yang memesan 20 unit," kata Wuri.
Wuri berharap pemerintah mendukung produksi R80 tak hanya dalam bentuk dana. "Di tempat lain diberikan dukungan oleh pemerintahnya bukan dalam bentuk uang, tapi jaminan, karena ini adalah industri strategis," ujarnya.
Menanggapi permintaan itu, Jokowi mengatakan akan menjadikan produksi pesawat ini sebagai program nasional. Namun ia tak merinci detail program tersebut.
TIKA PRIMANDARI