TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian Resor Brebes meminta pemerintah segera membatasi jadwal operasi kendaraan berat di jalur Pantai Utara Jawa wilayah eks-Karesidenan Pekalongan. “Kalau langkah itu tidak segera ditempuh, warga di jalur tengah bisa marah,” kata Kepala Polres Brebes Ajun Komisaris Besar Ferdy Sambo, Senin, 11 Agustus 2014. (Baca: Lintasi Jembatan Comal, Kendaraan Berat Ditimbang)
Sejak Jembatan Comal ambles pada pertengahan bulan lalu, seluruh kendaraan berat di jalur Pantura dari arah barat (Jakarta-Semarang) dialihkan ke jalur selatan melalui jalur tengah. Meski Jembatan Comal sisi utara telah diperbaiki secara darurat dan dibuka pada 24 Juli lalu, kendaraan dengan berat di atas 10 ton tetap dilarang melintas. (Baca: Comal Ambles Lagi, PU: Itu Berita Sensasi )
Walhasil, seluruh kendaraan berat seperti tronton, kontainer, hingga trailer terus membanjiri jalur tengah. Menurut Ferdy, jalur tengah yang menghubungkan Tegal, Brebes, Banyumas, dan Purwokerto itu sebenarnya kurang layak dilalui kendaraan berat. Selain sarat tikungan dan tanjakan, jalur tengah juga cukup sempit.
”Jalur tidak bisa dilalui kendaraan berat yang berpapasan dari dua arah. Ini yang sering menyebabkan kemacetan panjang,” ujar Ferdy. Dua truk derek yang disiapkan di pos Tonjong dan Paguyangan juga tidak bisa berbuat banyak ketika ada truk besar yang rusak di tengah kemacetan. (Baca: Bina Marga Keluhkan Pemberitaan Amblesnya Jembatan Comal)
Hingga kini, 60 anggota Polres Brebes yang sejatinya bertugas mengatur arus mudik dan balik Lebaran di jalur tengah masih disiagakan di pos Tonjong dan Paguyangan. “Sekarang dipindahkan ke pos. Coba kalau masih di tenda-tenda, bagaimana nasib mereka ketika ada truk yang remnya blong,” tutur Ferdy. (Baca: Diduga Pungli di Jembatan Comal, 10 Polisi Ditangkap)
Ferdy mengusulkan kendaraan berat hanya diperbolehkan beroperasi dari pukul 20.00 atau 21.00 sampai 05.00 WIB. Dengan demikian, warga sekitar bisa beraktivitas seperti biasa sejak pagi hingga petang. Kepala Polres Tegal Ajun Komisaris Besar Tommy Wibisono sepakat dengan usulan Ferdy.
“Kalau kendaraan berat terus dibiarkan melintas di jalur tengah sepanjang hari, aktivitas warga sekitar akan terganggu. Roda perekonomian lumpuh. Warga bisa emosi,” kata Tommy, yang juga berharap perbaikan Jembatan Comal segera selesai. (Baca: Jembatan Comal Turun karena Proses Pemadatan)
Adeni Yusuf Suseno, 29 tahun, warga Kecamatan Dukuhturi, Kabupaten Tegal, menuturkan kemacetan parah terjadi di jalur tengah pada Ahad malam hingga Senin dinihari. “Macetnya merata dari Klonengan, Tegal, sampai Banyumas,” ujar Aden.
DINDA LEO LISTY
Terpopuler:
Prabowo Disebut Terasing dari Pemilihnya
Aburizal Bakrie: Enggak Ada Pecat-pecatan
Poempida Bantah Kabar Kalla Muntah Darah
Pembalap Denny Triyugo Tewas di Sirkuit Sentul