TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Linda Amalia Sari Gumelar, menyatakan masih ada kesenjangan antara anak laki-laki dan perempuan dalam mendapatkan akses pendidikan.
"Kenyataannya, masih ada disparitas rata-rata lama sekolah antara anak laki-laki dan perempuan," kata Linda di kantor Kementerian Kesejahteraan Rakyat, Selasa, 16 Juli 2013.
Menurut Linda, mayoritas anak laki-laki mendapat pendidikan yang lebih lama dari perempuan. Rata-rata anak laki-laki mengenyam pendidikan selama 8,3 tahun, sedangkan anak perempuan hanya sampai 7 tahun. Angka putus sekolah, kata Linda, juga lebih banyak dialami oleh anak perempuan ketimbang anak laki-laki.
Linda mengatakan, salah satu penyebab masih rendahnya prioritas pendidikan untuk anak perempuan adalah faktor sosial dan ekonomi masyarakat yang rendah. Masyarakat cenderung memilih menghentikan pendidikan anak perempuan ketimbang anak laki-laki. "Istilah perempuan dan laki-laki itu sama saja, masih belum terlalu melekat di hati sebagian masyarakat," ucapnya.
Linda berharap, ke depan, masyarakat bisa mengubah paradigma dan perlakuan terhadap anak laki-laki dan perempuan. Pemerintah pusat dan daerah pun diharapkan bisa menyusun program pembangunan yang lebih responsif gender. Pemerintah menargetkan kesetaraan gender bisa diwujudkan paling lama 2025 mendatang.
IRA GUSLINA SUFA
Topik Terhangat:
Hambalang Jilid 2 | Rusuh Nabire | Bursa Capres 2014 | Pemasok Narkoba | Eksekutor Cebongan
Berita Terpopuler:
Yakuza Invasi ke Indonesia
Soal Jokowi, Prabowo: Saya yang Bawa Dia dari Solo
Ahok: Pasar Tanah Abang Bukan Punya Emak Mereka
Lelang, Mobil Mewah Wapres Diduga Hasil Cuci Uang
Hakim Beda Pendapat Soal Perkara Luthfi Hasan