TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Presiden Bacharuddin Jusuf Habibie ternyata punya alasan menulis buku laris Habibie & Ainun yang sudah memasuki cetakan ketiga. Buku yang kemudian difilmkan dengan judul yang sama dan membuahkan lebih dari 3 juta penonton hanya dalam tiga minggu.
Dalam wawancaranya kepada Tempo pada Rabu, 16 Januari 2013, Habibie blak-blakan menceritakan alasannya menulis buku. Buku itu sendiri banyak mengisahkan perjalanan hidup Habibie bersama mendiang istrinya, Hasri Ainun Habibie Besari.
Selama wawancara berlangsung hampir satu setengah jam, suara Habibie selalu bergetar dan matanya terus berkaca-kaca setiap kali dia menyebutkan nama Ainun. Ainun meninggal pada 22 Mei 2010 di Munchen, Jerman.
"Saya tenggelam dalam kesedihan," kata Habibie kepada Tempo di kediamannya, Patra Kuningan, Jakarta Selatan. Presiden ketiga Indonesia ini mengaku depresi dan nyaris gila karena kematian kekasih jiwanya.
Habibie baru mengetahui Ainun menderita kanker ovarium dua bulan sebelum istrinya meninggal. Hal itu membuatnya syok.
Beberapa waktu berselang setelah kematian Ainun, Habibie masih linglung. Suatu hari, pukul 02.30 dini hari, masih dengan pakaian tidur, Habibie berjalan kaki di sekeliling rumahnya. Ia menangis seperti anak kecil yang mencari ibunya. Orang-orang sekitarnya pun mengkhawatirkan keadaannya.
Habibie kemudian konsultasi dengan profesor dokter yang telah menjadi langganan keluarga. Hasil pemeriksaan itu menyatakan hubungan Habibie-Ainun terlalu dekat. "Psikosomatis malignant istilahnya, sehingga tenggelam dalam kesedihan," Habibie berujar.
Menurut tim dokter, cerita Habibie, jika dia tak berbuat apapun, Habibie bisa mengikuti jejak istrinya. Maka, dokter pun memberi empat saran. Pertama, Habibie dirawat di rumah sakit jiwa. Kedua, tetap di rumah tapi ada tim dokter dari Indonesia dan Jerman yang ikut merawat. Ketiga, curhat kepada orang-orang yang dekat dengan Habibie dan Ainun. Keempat, dengan menulis.
"Saya pilih menulis, saya pilih yang keempat," ujar mantan Menteri Negara Riset dan Teknologi ini.
Pilihan Habibie tak salah. Ia pelan-pelan dapat menenangkan dirinya dan buku Habibie & Ainun pun laris manis. Buku ini telah dicetak ke dalam beberapa bahasa, selain Bahasa Indonesia tentunya, yakni seperti Inggris, Arab, dan Jerman.
Dan, dengan judul yang sama, buku ini pun difilmkan dan menyedot jutaan penonton. Saat wawancara berlangsung, film ini masih diputar di gedung-gedung bioskop dan penonton film Habibie & Ainun yang disutradarai Faozan Rizal ini sudah mencapai 3,3 juta penonton selama sekitar tiga minggu itu.
NIEKE INDRIETTA
Terpopuler:
Mila Kunis Jadi Penyihir Cantik di Wizard of Oz
Dosen ITB Garap Film Hantu
Inilah Penerima Hadiah Sastra Rancage 2013
Kompetisi Drama Berbahasa Sunda Digelar
AMI Awards 2013 Dirancang Seperti Grammy
Indra Birowo Kangen Perankan Tokoh Serius
Cara Marcella Ungkapkan Cinta yang Tak Terucap