Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

53 Tahun Majalah Tempo, Berdiri Meski Berkali-kali Alami Pembredelan dan Teror

image-gnews
Goenawan Mohamad dikerumuni wartawan di depan gedung Mahkamah Agung setelah sidang gugatan TEMPO pada Juni 1996. Setelah lengsernya Soeharto pada 1998, majalah Tempo kembali terbit hingga hari ini, bahkan, saat ini Tempo sudah menginjak usianya ke-50. Dok. TEMPO/Rully Kesuma
Goenawan Mohamad dikerumuni wartawan di depan gedung Mahkamah Agung setelah sidang gugatan TEMPO pada Juni 1996. Setelah lengsernya Soeharto pada 1998, majalah Tempo kembali terbit hingga hari ini, bahkan, saat ini Tempo sudah menginjak usianya ke-50. Dok. TEMPO/Rully Kesuma
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Tepat hari ini 53 tahun lalu Majalah Tempo terbit perdana pada 6 Maret 1971. Sebelumnya, pada Februari 1971, terbit edisi perkenalan majalah Tempo tanpa tanggal dengan cover berjudul “Tragedi Minarni dan Kongres PBSI”  menampilkan atlet bulu tangkis Minarni  Soedarjanto.

Selanjutnya, 6 Maret 1971 edisi perdananya terbit dengan cover berjudul “Film Indonesia: Selamat Datang, Sex.” Dalam masthead terbitan awal tertera Yayasan Jaya Raya, Jaya Press sebagai penerbit. 

Tempo didirikan oleh enam wartawan yakni Goenawan Mohamad (GM), Harjoko Trisnadi, Fikri Jufri, Lukman Setiawan, Usamah, dan Christianto Wibisono. Mereka berunding dengan Ciputra selaku pendiri atau ketua Yayasan Jaya Raya, serta Eric Samola yang menjabat sebagai sekretaris. Rapat dilaksanakan di kantor Ciputra, di kawasan Proyek Senen yang kemudian menghasilkan dibentuknya majalah Tempo bermodal dari Yayasan Jaya Raya.

Sebelum bernegosiasi dengan Ciputra, asal-usul berdirinya Tempo sebenarnya dimulai secara tidak langsung pada 1969. Saat itu sekelompok pemuda bermimpi untuk membuat majalah berita mingguan. Upaya ini menghasilkan terbitnya majalah bernama Ekspres, dengan beberapa tokoh seperti GM, Fikri Jufri, Christianto Wibisono, dan Usamah menjadi bagian dari pendiri dan pengelola awal.

Namun, terjadi perpecahan karena perbedaan prinsip antara redaksi dan pemilik modal utama. Goenawan dan rekan-rekannya keluar dari Ekspres pada 1970. Di tempat lain di Jakarta, Harjoko Trisnadi menghadapi masalah dengan Majalah Djaja, yang dikelola oleh Pemerintah DKI sejak 1962 dan mengalami kesulitan terbit.

Dalam menghadapi situasi ini, karyawan Djaja menulis surat kepada Gubernur DKI saat itu, Ali Sadikin, meminta agar majalah tersebut diswastakan dan dikelola oleh Yayasan Jaya Raya, yang merupakan yayasan di bawah Pemerintah DKI. Ini kemudian memicu pertemuan tiga pihak dan akhirnya melahirkan Majalah Tempo.

Asal Usul Nama Tempo

Nama "Tempo" dipilih karena empat alasan. Pertama, singkat dan mudah diucapkan oleh orang Indonesia dari berbagai daerah. Kedua, terdengar netral tanpa mengejutkan atau merangsang. Ketiga, tidak melambangkan golongan tertentu. Keempat, arti "Tempo" sederhana, yaitu waktu, yang umum digunakan oleh banyak penerbitan jurnalistik di seluruh dunia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tiga tahun kemudian, pada 4 Februari 1974, Yayasan Jaya Raya dan PT Pikatan mendirikan PT Grafiti Pers, dengan kepemilikan saham bersama 50 persen masing-masing. PT Pikatan dibentuk oleh pendiri Tempo agar karyawan memiliki kesempatan memiliki saham. Sejak saat itu, PT Grafiti Pers juga tercantum sebagai penerbit majalah Tempo.

Majalah Tempo pada awalnya menampilkan artikel tentang seni, gaya hidup, dan perilaku yang terasa segar dan baru. Meskipun mulai diterima di pasaran, majalah ini menghadapi sejumlah tantangan selama perjalanannya.

Berkali-kali MajalahTempo Dibredel Masa Orde Baru

Tempo pertama kali dibredel pada 1982 ketika Orde Baru berkuasa. Saat itu, Tempo dibredel karena dianggap terlalu tajam mengkritik rezim Orde Baru dan kendaraan politiknya, Partai Golkar. Pembredelan itu dilakukan Pemerintah terhadap Majalah Tempo terkait Pemilu 1982.

Pembredelan kedua terjadi pada 21 Juni 1994, ketika Majalah Tempo dibredel oleh pemerintah melalui Menteri Penerangan Harmoko. Alasan pembredelan ini adalah karena Tempo dianggap terlalu kritis dalam mengkritik Habibie dan Soeharto terkait pembelian kapal bekas dari Jerman Timur. Setelah Soeharto lengser pada 21 Mei 1998, mantan karyawan Majalah Tempo melakukan pertemuan ulang. Hasilnya, disepakati bahwa Majalah Tempo harus kembali terbit. Sejak 6 Oktober 1998, majalah ini kembali diterbitkan di bawah manajemen PT Arsa Raya Perdana.

Selama perjalanan majalah ini, berbagai ujian datang, termasuk serangkaian teror. Salah satunya adalah pelemparan bom molotov ke kantor redaksi Majalah Tempo di Jalan Proklamasi 72, Menteng, Jakarta Pusat, pada dini hari setelah majalah tersebut menerbitkan laporan tentang Rekening Gendut Para Jenderal.

Pilihan Editor: 53 Tahun Majalah Tempo, Profil Minarni Soedarjanto yang Menjadi Cover Pertama

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

AS Tuduh Rusia Sebarkan Video Hoaks Soal Pemilu AS

3 hari lalu

Kamala Harris dan Donald Trump. FOTO/Erin Schaff/Pool via REUTERS dan REUTERS/Mike Segar
AS Tuduh Rusia Sebarkan Video Hoaks Soal Pemilu AS

Rusia dituduh menyebarkan video hoaks tentang imigran Haiti yang ikut memilih di pemilu AS.


Sebut KPU Habiskan Uang Negara, Anggota Baleg DPR Usul Komisi Pemilihan Jadi Lembaga Adhoc 2 Tahun

4 hari lalu

Anggota Komisi IX DPR RI Saleh Partaonan Daulay
Sebut KPU Habiskan Uang Negara, Anggota Baleg DPR Usul Komisi Pemilihan Jadi Lembaga Adhoc 2 Tahun

Saleh menilai, adanya KPU ini hanya menghabiskan uang negara. Padahal, menurut dia KPU hanya bekerja selama dua tahun saja.


Mau Evaluasi Pemilu, Komisi II DPR Pertimbangkan Revisi 3 UU Politik

4 hari lalu

Ketua Komisi II DPR RI Muhammad Rifqinizamy Karsayuda saat memimpin rapat kerja dengan Menteri ATR/Kepala BPN di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, 30 Oktober 2024.  TEMPO/M Taufan Rengganis
Mau Evaluasi Pemilu, Komisi II DPR Pertimbangkan Revisi 3 UU Politik

Komisi II DPR akan mengevaluasi pelaksanaan Pemilu melalui revisi terhadap paket UU terkait politik.


Airlangga Hartarto Yakin Prabowo Bisa Bawa Ekonomi Tumbuh 8 Persen: Belajar dari 1986-1997

5 hari lalu

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, saat membuka Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) di Jakarta Convention Center Senayan, Rabu, 30 Oktober 2024. TEMPO/Hammam Izzuddin
Airlangga Hartarto Yakin Prabowo Bisa Bawa Ekonomi Tumbuh 8 Persen: Belajar dari 1986-1997

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan target Presiden Prabowo Subianto membawa perekonomian Indonesia tumbuh 8 persen bukan hal yang mustahil.


Jepang Diselimuti Ketidakpastian Usai Pemilu

7 hari lalu

Shigeru Ishiba. REUTERS/Kim Kyung-Hoon/Pool
Jepang Diselimuti Ketidakpastian Usai Pemilu

Ketidakpastian kondisi pemerintahan di Jepang telah membuat mata uang yen berada dilevel terendah dalam tiga bulan.


Prabowo Kenang Sumitro Djojohadikusumo: Jauh Lebih Pintar dari Saya

7 hari lalu

Capres nomor urut 2, Prabowo Subianto berziarah ke makam sang ayah, Soemitro Djojohadikoesoemo di TPU Karet Bivak, Jakarta Selatan Kamis, 15 Februari 2024. Foto:TKN Prabowo-Gibran
Prabowo Kenang Sumitro Djojohadikusumo: Jauh Lebih Pintar dari Saya

Presiden Prabowo Subianto menceritakan peranan ayahnya, Sumitro Djojohadikusumo dalam membentuk karakternya.


BEM FISIP Unair Dibekukan, KIKA: Seperti Kembali ke Era Soeharto

8 hari lalu

Karangan Bunga Prabowo - Gibran yang dibuat oleh BEM FISIP Unair. Foto: dok BEM Fisip Unair
BEM FISIP Unair Dibekukan, KIKA: Seperti Kembali ke Era Soeharto

KIKA menilai pembekuan terhadap BEM FISIP Unair mencerminkan sikap otoriter seperti yang ada di era pemerintahan Soeharto.


Presiden Prabowo Subianto Badan Pengawas Pembangunan Meniru Orde Baru

10 hari lalu

Presiden Prabowo Subianto Badan Pengawas Pembangunan Meniru Orde Baru

Badan ini bertugas mengoptimalkan program pembangunan, mengawasi anggaran negara, dan memonitor semua program pemerintah.


CSIS Khawatir DPR Tambah Anggota di Pemilu 2029 Imbas Kabinet Gemuk Prabowo

10 hari lalu

Peneliti CSIS Arya Fernandez TEMPO/Dewi Nurita
CSIS Khawatir DPR Tambah Anggota di Pemilu 2029 Imbas Kabinet Gemuk Prabowo

CSIS menjelaskan kemungkinan DPR menambah jumlah anggota imbas besarnya jumlah kementerian di kabinet Prabowo.


Goenawan Mohamad Terima Lifetime Achievement Award dari Ubud Writers and Readers Festival

11 hari lalu

Goenawan Mohamad menerima Lifetime Achievement Award dari Janet DeNeefe, Direktur Ubud Writers & Readers Festival, di Puri Agung Ubud, Ubud, Bali pada Rabu, 23 Oktober 2024/Dok. Niskala Studio
Goenawan Mohamad Terima Lifetime Achievement Award dari Ubud Writers and Readers Festival

Lifetime Achievement Award diberikan kepada Goenawan Mohamad atas kontribusinya yang mendalam bagi sastra dan jurnalisme Indonesia.