TEMPO.CO, Garut - Bupati Garut, Jawa Barat Aceng H.M.Fikri mengaku telah menyiapkan naskah pembelaan untuk Mahkamah Agung setebal 11 halaman atas pemakzulan dirinya oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Garut. Dia mengaku pasrah dengan keputusan Mahkamah Agung.
“Saya akan mengungkapkan semua kejadian dan bukti ke MA sebagai pembelaan,” katanya Selasa 8 Januari 2013.
Menurut kuasa hukum Bupati Aceng , Ujang Sujai Toujiri, pleidoi Aceng akan diserahkan ke MA pada Rabu, 9 Januari 2013. Dia mengatakan materi pembelaan itu meminta MA membatalkan permohonan para wakil rakyat untuk melengserkan Bupati Aceng. Pemakzulkan Bupati Aceng dinilai cacat hukum. Alasannya, sebanyak 35 persen dari 50 anggota dewan melakukan pernikahan siri.
Bahkan, kata Ujang, ada di antaranya yang hingga kini telah memiliki anak tanpa akta lahir. “Keputusan dewan itu jeruk makan jeruk, yang menghakimi dan yang dihakimi sama busuknya,” ujarnya.
Ujang menilai pelanggaran etika yang dilakukan Bupati Aceng hanya cukup sampai pemberian sanksi, tidak ke pemecatan. “Pemecatan kepala daerah oleh dewan hanya bisa dilakukan bila terjerat pidana umum dan pidana khusus,” kata dia.
Menurut dia, dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah tak disebutkan sanksi bagi kepala daerah bila melanggar etika. “Tidak ada sanksi tegas di undang-undang itu, dengan permohonan maaf saja sudah cukup, karena ini hanya pelanggaran etika,” ujarnya.
Menjadikan pernikahan siri Aceng dengan Fani Octora sebagai acuan untuk melengserkan sang bupati, menurut dia, merupakan kesalahan. Alasannya, pernikahan itu sesuai dengan syariat agama Islam dan tak bertentangan dengan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Pernikahan. “Pak Aceng itu menikah bukan sebagai Bupati tapi sebagai pribadi dan acaranya juga dilakukan di rumah pribadi,” ujarnya.(Baca:Nikah Siri, Bupati Garut Bisa Kena Pasal Berlapis )
Karena itu, Ujang meminta MA menolak permohonan DPRD Garut. Selain itu, Mahkamah Agung Putuskan Nasib Aceng dalam 30 Hari dan diminta untuk menangguhkan pemakzulan Bupati Aceng karena sedang digugat di Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung.
SIGIT ZULMUNIR