TEMPO.CO, Madiun - Penyidikan hingga proses peradilan perkara penyelundupan imigran gelap yang melibatkan lima oknum Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI-AD) di Jawa Timur tak menyentuh bos besar yang menjadi otak penyelundupan.
Dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) yang disusun Polisi Militer maupun fakta persidangan belum terungkap siapa dalangnya meskipun muncul sejumlah nama.
Dalam proses persidangan di Pengadilan Militer Madiun yang saat ini masih berlangsung, hanya mengungkap jaringan sindikat di tingkat bawah atau yang bertugas di lapangan, yakni mengatur teknis dan pembagian dana operasional serta upah anggota sindikat.
Sindikat di level bawah ini melibatkan lima oknum TNI AD kelas bintara, yakni Sersan Dua Ilmun Abdul Said, Sersan Dua Kornelius Nama, Kopral Kepala Karyadi, Pembantu Letnan Satu Susiali, dan Sersan Kepala Khoirul Anam. Mereka bekerja sama dengan sejumlah warga sipil yang kini diadili di Pengadilan Negeri Tulungagung dan akan dijatuhi vonis hari ini, Rabu, 12 September 2012.
Ilmun adalah Bintara Pembina Desa (Babinsa) Komando Rayon Militer (Koramil) Sokobanah, Sampang. Kornelius tercatat sebagai Babinsa Koramil Bluto, Sumenep. Sedangkan Karyadi, Susiali, dan Khoirul merupakan Babinsa Koramil Besuki, Tulungagung.
Mereka terlibat penyelundupan ratusan imigran gelap asal Timur Tengah yang akan diberangkatkan ke Australia melalui sejumlah pantai di Jawa Timur selama 2010-2011, yang diberangkatkan melalui Situbondo, Tulungagung, dan Trenggalek. Dalam setiap pemberangkatan, Ilmun berperan sebagai koordinator lapangan dan pembagi dana. Sedangkan Kornelius dan kawan-kawan memandu dan menyiapkan operasional di lapangan sebelum imigran berlayar ke Australia.
Kepala Oditur Militer Madiun, Upang Juwaeni, menuturkan sebagai penuntut umum hanya berwenang menuntut para terdakwa berdasarkan BAP Polisi Militer dan fakta persidangan. “Tugas Polri dan Polisi Militer untuk mengembangkan jika ada jaringan di atasnya,” katanya, Rabu, 12 September 2012.
Dalam BAP dan beberapa kali sidang, terdakwa Ilmun sempat menyebut sejumlah nama. “Saya menerima order dari kakak saya dan katanya ini pengiriman wisatawan asing,” ujarnya dalam sidang, Selasa, 11 September 2012. Kakak kandungnya, Aziz Abdul Said, adalah warga sipil asal Kupang, Nusa Tenggara Timur.
Selain Aziz, ada nama yang disebut Ilmum berkerja sebagai anggota Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres). Namun, Ilmun mengaku belum pernah bertemu dengan orang ini dan hanya berhubungan melalui telepon atas perantaraan Aziz.
Ilmun juga menyebut nama Asep alias Ciprut, warga sipil. Anggota Paspampres dan Asep dia sebut sebagai koordinator yang memberi perintah dari Jakarta.
Menurut Upang, aparat pernah memburu Aziz namun sampai sekarang belum ditemukan. Pihak Oditur Militer juga tidak yakin dengan nama yang disebut-sebut sebagai anggota Paspampres. “Kami nggak tahu apakah dia benar-benar anggota Paspamres atau hanya mengaku-ngaku saja,” ujar Upang.
ISHOMUDDIN
Terpopuler:
Kepergok Plesiran di Denmark, Anggota DPR ''Ngeles''
Wa Ode: Fakta Sidang Mirwan Terlibat
''Yang Bilang Ical Bukan Capres Golkar, Zalim''
Kritik Guru di Facebook, Siswa SMA Dikeluarkan
UN Gantikan Ujian Seleksi Masuk Universitas
Mr. X Menderita Luka Bakar Stadium IV