TEMPO.CO, Jakarta - Polres Kediri Kota menggerebek geng motor balap liar. Selain mengganggu pengendara, komunitas ini juga kerap terlibat perkelahian dengan komunitas sepeda motor lainnya.
Juru bicara Polresta Kediri, Ajun Komisaris Surono, mengatakan para pembalap ini diamankan dari arena balap liar di kawasan Stadion Brawijaya Kediri, Sabtu malam, 22 Apri 2012.
Saat digerebek, mereka sedang menggelar balapan liar yang diikuti anggota kelompok yang sebagian besar para pelajar. "Kelompok ini sangat meresahkan," kata Surono, Senin, 23 April 2012.
Setelah mendengar informasi mengenai aksi mereka, polisi mengerahkan lebih dari 100 personel untuk melakukan penggerebekan. Mereka terdiri dari Satuan Lalu Lintas, Reserse Kriminal, Sabhara, dan Intelijen. Dari segala arah, petugas menggerebek arena balap liar yang menggunakan sebagian badan jalan.
Polisi menangkap siapa pun yang berada di lokasi kejadian, baik pembalap maupun suporternya. Sayang, mereka berhasil melarikan diri dari penangkapan itu dan hanya menyisakan 124 sepeda motor.
Sebanyak 124 sepeda motor berbagai tipe diamankan polisi dari arena balap. Rata-rata kendaraan itu sudah dimodifikasi untuk kebutuhan balapan. Sebanyak 73 sepeda motor tak dilengkapi surat tanda nomor kendaraan, 10 sepeda motor pengemudinya tak memiliki SIM, dan 41 lainnya tak memiliki kelengkapan sepeda motor standar. "Mereka bisa mengambilnya kembali asal memasang kelengkapan motor di sini," kata Surono.
Menurut pantauan Tempo, rata-rata pemilik sepeda motor itu adalah anak di bawah umur. Bahkan beberapa di antaranya masih duduk di bangku sekolah dasar. Mereka tampak mengambil sepeda motornya di kantor polisi dengan ditemani orang tuanya. "Saya hanya diajak teman," kata AN, bocah kelas V SD di Kecamatan Ngadiluwih, soal keikutsertaannya dalam kelompok itu.
Kepala Satuan Lalu Lintas Polresta Kediri Ajun Komisaris Suprianto mengatakan saat ini terdapat 28 klub sepeda motor di Kediri. Mereka selalu membangun komunikasi dengan polisi untuk memantau kegiatan dan keanggotaannya. Klub-klub ini rutin melakukan konvoi dan menghindari bentrokan dengan kelompok balap liar.
Dalam aksinya, para pembalap ini menggunakan jalan umum sebagai rute balapan. Menempuh jarak 10 kilometer, mereka dengan ugal-ugalan melintasi sejumlah perempatan lampu merah, pertokoan, kantor polisi, hingga markas Komando Distrik Militer (Kodim) 0809.
HARI TRI WASONO