Curhat Eks Anggota Gafatar Soal Permukiman Dibakar di Kalimantan

Reporter

Selasa, 26 Januari 2016 00:20 WIB

Anak-anak bermain bola di penampungan eks-anggota Gafatar di Panti Sosial Bina Insan Cipayung, Jakarta, 24 Januari 2016. Eks-anggota Gafatar di panti ini akan mendapatkan bimbingan psikologis serta diberikan materi mengenai NKRI dan agama. ANTARA/Akbar Nugroho Gumay

TEMPO.CO, Bojonoegoro - Namanya Axel, 28 hari, bayi laki-laki pasangan Sujarno,34 tahun, dan Mariyatun, 30 tahun. Axel lahir di kampung eks anggota Gerakan Fajar Nusantara atau Gafatar di sebuah tempat di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat, 28 Desember 2015.

Ceritanya, Axel lahir dengan bantuan dokter lewat operasi bedah caesar dalam kondisi hiruk-pikuk di perkampungan yang dihuni eks anggota Gafatar.

Warga Kalimantan Barat menolak kehadiran para pendatang yang sebagian berasal dari Pulau Jawa itu. Mereka membuka lahan hutan, kemudian bercocok tanam. Dalam situasi yang memanas itu, Mariyatun hendak melahirkan. Dalam situasi yang serba terbatas, Mariyatun dan suaminya meminta petugas kesehatan membantu proses persalinan. Ketika itu, kondisi ibu satu anak ini tidak memungkinkan melahirkan normal.

Kemudian datang bantuan medis yang menawari wanita asal Dusun Taji, Desa Sukorejo, Kecamatan Tambakrejo—sekitar 40 kilometer dari Kota Bojonegoro—untuk mendapatkan bantuan bedah caesar. Operasi berhasil dengan lancar dan bayi laki-laki berambut hitam lebat dengan kulit sawo matang itu lahir sehat.

Belum genap satu pekan, orang tuanya memberinya dengan nama Axel. Nama itu sendiri dipilihnya bersama suaminya, Sujarno, di perkampungan eks anggota Gafatar.”Saya buat sendiri namanya,” ujar Mariyatun kepada Tempo di Bojonegoro, Senin, 25 Januari 2016.

Baca: Hibur Eks Gafatar, Gus Ipul Tantang Menyanyi Bareng

Namun, setelah lahir, beberapa pekan kemudian, suasana di perkampungan eks anggota Gafatar di Kabupaten Mampawah memanas. Warga di perkampungan menolak keberadaan organisasi Gafatar. Mereka mengusir para pendatang dari tanah Jawa itu, kemudian membakar harta bendanya. Rumah, peralatan elektronik, baju, dan perkakas dapur hangus dilalap api.

Pada saat itu, bayi Axel bersama kedua orang tua dan kakak perempuannya, Nurul Fatimah, mengungsi di tempat penampungan milik pemerintah Kabupaten Mempawah dan pemerintah Provinsi Kalimantan Barat. Selama beberapa hari, terhitung sejak pembakaran, bayi yang usianya belum genap satu bulan itu diajak ke sana-kemari oleh orang tuanya. “Saya bersyukur bayi saya tetap sehat,” kata Mariyatun.

Padahal selama hidup di penampungan bersama ratusan eks anggota Gafatar, keluarga Sujarno hidup terbatas. Kalau soal makanan, tentu bisa tercukupi. Namun cuaca musim hujan dan warga kampung yang menolak kehadiran organisasi ini jadi tekanan hidup keluarga tersebut. Berada di perantauan dengan cita-cita hidup bertani dan menjadi anggota Gafatar pelan-pelan berubah jadi petaka. ”Saya belajar bertani dan jadi anggota Gafatar atas kemauan sendiri,” ujar Sujarno bersama istri dan anak bayinya kepada Tempo di Bojonegoro, Senin, 25 Januari 2016.

Baca: Dipulangkan ke Madiun, Pengikut Gafatar Bingung Soal Pekerjaan

Kemudian, tawaran dari pemerintah pusat yang mengkoordinasi kepulangan eks anggota Gafatar datang. Dalam kondisi serba tidak pasti, eks Kepala Bidang Pemuda dan Olahraga Gafatar Bojonegoro ini menyambut ajakan untuk balik kampung. Akhirnya, dia bersama lebih dari 370 eks anggota Gafatar pulang menaiki kapal dari pelabuhan di Pontianak, Kalimantan Barat, menuju Tanjung Perak, Surabaya, Jumat, 22 Januari 2016. Akhirnya, setelah merantau lebih dari empat bulan, Sujarno dan keluarganya kembali ke kampung halaman.

Yang menarik, selama berada di penampungan dan perjalanan jauh dari Kalimantan Barat ke Surabaya, bayi Axel dalam kondisi sehat. Axel jarang menangis dan kondisi tubuhnya juga tidak panas. “Bayi ini bisa jadi pengingat hidup,” ujar Mariyatun, istri Sujarno.

Baca: Eks-Gafatar: Dipulangkan ke Kampung Bukan Solusi

Camat Tambakrejo Ngasiaji mengatakan akan berupaya membantu sosialisasi terhadap keluarga eks anggota Gafatar agar bisa diterima kembali di masyarakat. Awalnya dimulai dengan pendekatan terhadap tokoh-tokoh masyarakat dan pemuka agama untuk bisa terus memberi nasihat kepada warga eks anggota Gafatar. “Ya, pasti tetap kami pantau,” ujarnya di Bojonegoro, Senin, 25 Januari 2016. Dia menyebut ada bantuan berupa pasokan kebutuhan makanan pokok, juga bantuan kesehatan, terutama untuk bayinya, serta uang tunai dari pemerintah.”Mereka juga tetap warga saya."




SUJATMIKO

Berita terkait

SAR Timika Hentikan Pencarian ABK KM Papua Jaya 2 yang Diduga Jatuh ke Laut, Empat Hari Tidak Ditemukan

10 hari lalu

SAR Timika Hentikan Pencarian ABK KM Papua Jaya 2 yang Diduga Jatuh ke Laut, Empat Hari Tidak Ditemukan

Penyisiran untuk mencari ABK KM Papua Jaya 2 itu dilakukan sesuai Sarmap Prediction Basarnas Command Center (BBC), namun hasilnya nihil.

Baca Selengkapnya

Temuan Kerangka Manusia Ditimbun di Belakang Rumah di Kabupaten Wonogiri, Ada Bekas Luka Terbakar

16 hari lalu

Temuan Kerangka Manusia Ditimbun di Belakang Rumah di Kabupaten Wonogiri, Ada Bekas Luka Terbakar

Penemuan kerangka manusia yang diduga korban pembunuhan itu berawal dari laporan orang hilang oleh keluarganya.

Baca Selengkapnya

Satu Keluarga Pemain Ski Hilang di Zermatt Swiss

58 hari lalu

Satu Keluarga Pemain Ski Hilang di Zermatt Swiss

Lima dari total orang hilang di gunung Tte Blanche Swiss tersebut adalah satu keluarga.

Baca Selengkapnya

Bawaslu: Satu Petugas Pengawas Pemilu di Papua Tengah Hilang dan Belum Ditemukan

27 Februari 2024

Bawaslu: Satu Petugas Pengawas Pemilu di Papua Tengah Hilang dan Belum Ditemukan

Bawaslu menyebut petugas pengawas Pemilu asal Papua Tengah itu dilaporkan hilang sejak 11 Februari lalu.

Baca Selengkapnya

Tanggal 3 Februari Hari Apa? Ada Perayaan Hari Cincin Pernikahan

3 Februari 2024

Tanggal 3 Februari Hari Apa? Ada Perayaan Hari Cincin Pernikahan

Tanggal 3 Februari hari apa? Hari ini diperingati sebagai hari cincin pernikahan, hari orang hilang, hingga hari perawan suyapa.

Baca Selengkapnya

Akun X Aksi Kamisan Mendadak Hilang

17 Januari 2024

Akun X Aksi Kamisan Mendadak Hilang

KontraS menyampaikan bahwa pihaknya sedang berusaha untuk memulihkan akun X Aksi Kamisan @aksikamisan.

Baca Selengkapnya

Kebun Binatang Ragunan Ramai di Libur Akhir Tahun, Pusat Informasi Sibuk Umumkan Orang Hilang

1 Januari 2024

Kebun Binatang Ragunan Ramai di Libur Akhir Tahun, Pusat Informasi Sibuk Umumkan Orang Hilang

Hampir 60 ribu pengunjung datang ke Kebun BInatang Ragunan pada hari terakhir 2023, namun puncak kunjungan diperkirakan terjadi hari ini.

Baca Selengkapnya

Polsek Duren Sawit Belum Terima Laporan Orang Hilang Perihal Temuan Mayat di Kalimalang

5 Desember 2023

Polsek Duren Sawit Belum Terima Laporan Orang Hilang Perihal Temuan Mayat di Kalimalang

Kapolsek Duren Sawit mengatakan mayat di Kalimalang telah dievakuasi ke RSCM untuk pengecekan identitas.

Baca Selengkapnya

Upaya Identifikasi Tengkorak Manusia di Duren Sawit, Polisi Terima Laporan Orang Hilang Pertama

27 November 2023

Upaya Identifikasi Tengkorak Manusia di Duren Sawit, Polisi Terima Laporan Orang Hilang Pertama

Temuan mayat manusia tinggal tengkorak dan beberapa tulang itu sudah terjadi sejak 23 Oktober lalu.

Baca Selengkapnya

Penemuan Mayat di Kali Angke, Korban Diduga Tewas Bunuh Diri Setelah Pergi Meninggalkan Rumah 3 Hari

15 November 2023

Penemuan Mayat di Kali Angke, Korban Diduga Tewas Bunuh Diri Setelah Pergi Meninggalkan Rumah 3 Hari

Sebelum mayat korban ditemukan mengambang di Kali Angke, keluarga korban sempat melaporkan SB sebagai orang hilang.

Baca Selengkapnya