Tiga Kejanggalan Isu Broker Lobi Jokowi ke Amerika

Reporter

Senin, 9 November 2015 09:46 WIB

Presiden Jokowi didampingi Ibu Negara Iriana tiba di Pangkalan Militer Andrews, Amerika Serikat, 25 Oktober 2015 pukul 12.30 Waktu Setempat. Foto: Laily/Setpres/Setkab.go.id

TEMPO.CO, Jakarta - Isu adanya lobi untuk memuluskan pertemuan Presiden Amerika Serikat Barack Obama dengan Presiden Joko Widodo ditanggapi guru besar hukum internasional Universitas Indonesia, Hikmahanto Juwana.

Hikmahanto menilai artikel yang ditulis Michael Buehler, dosen ilmu politik Asia Tenggara pada School of Oriental and African Studies di London, tidak tepat informasi. Buehler mengungkapkan melalui artikelnya berjudul “Waiting in the White House Lobby” yang dipublikasikan dalam situs New Mandala, Jumat, 6 November 2015. (Lihat video Dialog di Amerika, Jokowi Minta Menteri Jawab Pertanyaan)

Menurut Hikmahanto, artikel Michael yang didasarkan pada dokumen Services Agreement antara Pareira International Pte Ltd dan R&R Partners banyak yang tidak tepat. "Informasi yang disampaikan digabung dengan ilmu mencocokkan," kata Hikmahanto Juwana dalam keterangan tertulisnya, Minggu, 8 November 2015.

SIMAK: Dokumen Ini Beberkan Biaya Jasa Lobi Pertemuan Jokowi-Obama

Pertama, menurut Hikmahanto, dalam dokumen itu, tidak ada satu kata pun yang merujuk pada pemerintah Indonesia. Kedua, dokumen itu tak menyebutkan bagaimana hubungan antara Pareira International Pte Ltd dan pemerintah Indonesia. Namun Michael Buehler menyimpulkan dalam dokumen ini seolah lobi itu atas permintaan pemerintah Indonesia. "Padahal bisa saja Pareira International Pte Ltd disewa oleh pebisnis Indonesia," ujar Hikmahanto.

Ketiga, rujukan terkait dengan ruang lingkup kerja dari lobbyist (yang disebut dalam perjanjian sebagai konsultan) tidak merujuk pada pertemuan Presiden RI dengan Presiden AS.

Hikmahanto menjelaskan, dalam ruang lingkup perjanjian, ada tiga hal. Pertama, mengatur pertemuan dengan para pejabat, baik di legislatif maupun pemerintah. Kedua, menyampaikan isu-isu saat legislatif dan pemerintah (joint sessions) bertemu. Ketiga, mengidentifikasi dan bekerja dengan tokoh berpengaruh di Amerika Serikat.

"Ruang lingkup pekerjaan ini seolah berkaitan dengan kunjungan Presiden Jokowi ke AS," tuturnya.

BACA: Bayar Lobi Obama US$ 80 Ribu, Ini Imbalan untuk Jokowi

Hikmahanto mengatakan kemungkinan Michael Buehler merangkai artikelnya antara Services Agreement dan informasi yang didapat dari berbagai pihak dari Indonesia. Atas dasar ini, argumentasi yang hendak disampaikan adalah Presiden Jokowi tidak memegang kendali terhadap pemerintahan. "Padahal apa yang disampaikan oleh Michael banyak spekulasinya dan bertentangan dengan norma diplomasi antarnegara," ucapnya.

Pertama, untuk kunjungan antara kepala pemerintahan dan kepala negara tidak dikenal brokeruntuk mempertemukan. Semua diatur melalui channel-channel diplomatik dan pemerintahan. "Kedua, cerita tentang ketidakharmonisan antara Menkopolhukam dan Menlu tidak didasarkan pada analisis ilmiah, melainkan gosip-gosip politik yang mungkin didapat oleh Michael dari media dan teman-temannya di Indonesia," katanya lagi.

Ketiga, adalah prematur bila Michael mengaitkan Pareira disewa oleh pemerintah Indonesia. Sebab, bila melihat Services Agreement, tidak ada rujukan kata “pemerintah Indonesia”.

BACA:
Menteri Luhut: Indonesia Punya Pelobi di Amerika, tapi...
Ini Tantangan Luhut untuk Pengunggah Dokumen Lobi Jokowi

Untuk itu, pemerintah Indonesia melalui Kedutaan Besar Indonesia di Inggris dapat meminta klarifikasi dari Michael. "Klarifikasi ini bisa diminta melalui universitas di mana Michael bekerja. Ini perlu dilakukan karena dapat mempengaruhi kredibilitas universitas tersebut, meski Michael mempunyai kebebasan akademis," ujar Hikmahanto.

Seperti diberitakan sebelumnya, muncul tudingan adanya upaya lobi dari pihak tertentu sebelum Presiden Joko Widodo bisa bertemu dengan Presiden AS Barack Obama di Gedung Putih. Dikabarkan bahwa sebuah perusahaan konsultan Singapura telah membayar US$ 80 ribu atau setara Rp 1 miliar kepada sebuah firma pelobi asal Las Vegas untuk membantu Presiden Joko Widodo mendapatkan akses ke Gedung Putih, dalam muhibah Jokowi ke Amerika Serikat pada akhir Oktober lalu.

BISNIS.COM



Berita terkait

Bos Microsoft ke Indonesia, Investasi hingga Luhut Menjamin Keuntungan

5 jam lalu

Bos Microsoft ke Indonesia, Investasi hingga Luhut Menjamin Keuntungan

Presiden Jokowi menerima kunjungan kerja Chief Executive Officer Microsoft Satya Nadella di Istana Kepresidenan Jakarta, pada Selasa, 30 April 2024

Baca Selengkapnya

CEO Microsoft Ketemu Jokowi Bahas Investasi Rp 14 Triliun, Ini Profil Satya Nadella

6 jam lalu

CEO Microsoft Ketemu Jokowi Bahas Investasi Rp 14 Triliun, Ini Profil Satya Nadella

CEO sekaligus Chairman Microsoft Satya Nadella bertemu Jokowi, kemarin. Berikut profilnya.

Baca Selengkapnya

Siapa Sosok David Tobing yang Gugat Rocky Gerung?

7 jam lalu

Siapa Sosok David Tobing yang Gugat Rocky Gerung?

Rocky Gerung dinyatakan tidak bersalah dalam gugatan penghinaan presiden yang diajukan David Tobing. Bagaimana kilas baliknya?

Baca Selengkapnya

Ragam Pendapat Pakar Soal Komposisi Kabinet Prabowo-Gibran

20 jam lalu

Ragam Pendapat Pakar Soal Komposisi Kabinet Prabowo-Gibran

Prabowo-Gibran diminta memperhatikan komposisi kalangan profesional dan partai politik dalam menyusun kabinetnya.

Baca Selengkapnya

Swasembada Gula dan Bioetanol, Kementerian BUMN Gabungkan Danareksa-Perhutani

20 jam lalu

Swasembada Gula dan Bioetanol, Kementerian BUMN Gabungkan Danareksa-Perhutani

Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara atau BUMN Kartika Wirjoatmodjo menjelaskan keterlibatan Kementerian BUMN dalam proyek percepatan swasembada gula dan bioetanol.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut Redistribusi Tanah Rampung Tahun Depan: Presiden Baru Hanya Urus Sedikit

21 jam lalu

Jokowi Sebut Redistribusi Tanah Rampung Tahun Depan: Presiden Baru Hanya Urus Sedikit

Jokowi mengatakan selama 10 tahun dia menjabat sebagai presiden urusan konflik tanah selalu menjadi keluhan utama warga.

Baca Selengkapnya

Warga Desa Temurejo Tagih Sertifikat Tanah ke Jokowi: Mohon Diselesaikan Sebelum Turun Jabatan

21 jam lalu

Warga Desa Temurejo Tagih Sertifikat Tanah ke Jokowi: Mohon Diselesaikan Sebelum Turun Jabatan

Presiden Jokowi ditagih sertifikat tanah oleh warga dalam kunjungan kerja ke Jawa Timur.

Baca Selengkapnya

Jokowi dan Ma'ruf Amin Dukung Timnas U-23 Indonesia Lolos ke Olimpiade Paris 2024 Usai Gagal ke Final Piala Asia U-23 2024

22 jam lalu

Jokowi dan Ma'ruf Amin Dukung Timnas U-23 Indonesia Lolos ke Olimpiade Paris 2024 Usai Gagal ke Final Piala Asia U-23 2024

Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin tetap memberikan dukungan semangat kepada Timnas U-23 Indonesia bisa lolos Olimpiade Paris 2024.

Baca Selengkapnya

Tunjuk Pamannya Jadi Plh Sekda Kota Medan, Berikut Sederet Kontroversi Bobby Nasution

23 jam lalu

Tunjuk Pamannya Jadi Plh Sekda Kota Medan, Berikut Sederet Kontroversi Bobby Nasution

Bobby Nasution kembali menuai kontroversi setelah melantik pamannya menjadi Sekda Kota Medan. Ini deretan kontroversinya.

Baca Selengkapnya

Jokowi Kunker ke Banyuwangi, Bakal Serahkan Sertifikat Tanah Elektronik

1 hari lalu

Jokowi Kunker ke Banyuwangi, Bakal Serahkan Sertifikat Tanah Elektronik

Presiden Jokowi bertolak ke Banyuwangi, Jawa Timur, untuk kunjungan kerja.

Baca Selengkapnya