TNI dan Universitas Airlangga Kerja Sama Hadapi Bioterorisme

Reporter

Minggu, 6 September 2015 10:07 WIB

Seorang bapak memoto anaknya yang berpose saat menaiki kendaraan tempur milik TNI AD dalam pameran Alutsista di Tangerang, Banten, 21 Desember 2014. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat

TEMPO.CO, Surabaya – Universitas Airlangga mempererat kerja sama dengan Tentara Nasional Indonesia dalam rangka ketahanan dan bela negara.


Melalui pameran alat utama sistem persenjataan (alutsista), dua lembaga itu menyadari pentingnya sinergi antara dunia akademik dan militer guna mengantisipasi bentuk terorisme di masa mendatang. Salah satunya ialah ancaman bioterorisme.

“Ke depan, perang itu bukan lagi antara satu tank berhadapan dengan tank yang lain, tetapi perang-perang bentuk lain menggunakan teknologi super canggih, misalnya dengan virus,” kata Rektor Universitas Airlangga Moh. Nasih saat membuka Pameran Alutsista TNI, Sabtu, 5 September 2015.

Nasih mengungkapkan bioterorisme penting untuk diantisipasi sehingga dunia kampus perlu mempersiapkan diri. Untuk itu mahasiswa Unair didorong menghasilkan produk penelitian melalui riset di berbagai macam laboratorium yang dimilikinya. “Kami dorong mahasiswa untuk menghasilkan produk, daripada beli dari luar negeri. Bangsa kita sangat mampu,” ujarnya.

Kerja sama dengan TNI, kata Nasih, sebenarnya telah terbangun sejak lama. Sehingga pameran alutsista yang digelar Sabtu hari ini hingga 6 September 2015 menjadi salah satu bentuk sinergi keduanya. “Ini menggabungkan dua kekuatan, universitas dengan militer, demi ketahanan negara,” tutur Nasih.

Mewakili TNI, Kepala Satuan Garnisun Tetap III/Surabaya Brigadir Jenderal (Mar) R. Gatot Suprapto menyatakan kerja sama dengan universitas untuk menangkal bioterorisme merupakan langkah positif.


“Dengan membuat vaksin penangkal virus untuk mencegah bioterorisme, kami mencoba mengembangkan pertahanan berbasis pengetahuan bersama-sama,” kata Gatot.

Gatot menambahkan, bioterorisme bukan lagi sekadar isu ancaman bagi negara-negara di dunia. “Memang ke depan akan menjadi berpotensi. Kita lihat flu burung belum tentu sekadar penyakit, tapi mungkin saja dari negara lain yang ingin menjatuhkan peternakan kita,” kata dia.

Digelar dalam rangka hari ulang tahun TNI ke-70, pameran alutsista ini sekaligus sebagai bentuk pertanggungjawaban atas anggaran negara yang dialokasikan untuk TNI. “Kami memperkenalkan alutsista kepada mahasiswa dan masyarakat , agar semakin mendekatkan antara TNI dengan rakyat,” imbuh Gatot.

Yang dipamerkan tidak hanya alutsista buatan luar negeri, namun juga karya putra bangsa seperti PT Pindad dan PT Dirgantara, juga hasil penelitian dari TNI sendiri. Mulai panser impor seperti Leopard asal Jerman, Tarantula bikinan Korea Selatan, Komodo karya PT Pindad, serta berbagai meriam, senapan, senjata laras panjang, dan artileri terbaru.

ARTIKA RACHMI FARMITA

Berita terkait

Bamsoet Tegaskan FKPPI Harus Mampu Menjaga Pemilu Damai

21 Januari 2024

Bamsoet Tegaskan FKPPI Harus Mampu Menjaga Pemilu Damai

Bamsoet menegaskan peran Front Keadilan Pemuda dan Pemudi Indonesia (FKPPI) sebagai bagian integral dari bela negara, yang harus mampu menjaga kelancaran Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Hari Bela Negara Tak Bisa Dipisahkan Peran Sjafruddin Prawiranegara Presiden PDRI yang Dilupakan

19 Desember 2023

Hari Bela Negara Tak Bisa Dipisahkan Peran Sjafruddin Prawiranegara Presiden PDRI yang Dilupakan

Ditetapkannya Hari Bela Negara tak bisa dipisahkan dari peran Sjafruddin Prawiranegara Presiden Indonesia saat PDRI.

Baca Selengkapnya

SBY Tetapkan 19 Desember Hari Bela Negara, Apa Alasannya?

19 Desember 2023

SBY Tetapkan 19 Desember Hari Bela Negara, Apa Alasannya?

Peringatan Hari Bela Negara ditetapkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhyono untuk mengenang jasa-jasa pahlawan dalam mendirikan Pemerintah Darurat Republik Indonesia pada 19 Desember 1948

Baca Selengkapnya

Bamsoet: Empat Pilar MPR dan Bela Negara Saling Menguatkan

1 Agustus 2023

Bamsoet: Empat Pilar MPR dan Bela Negara Saling Menguatkan

Pancasila sebagai dasar negara, landasan ideologi, falsafah, dan sumber etika moral memberikan nafas sekaligus arah tujuan dalam upaya bela negara

Baca Selengkapnya

UGM Gelar Pelatihan Bela Negara, Apa Saja yang Dipelajari?

7 Desember 2022

UGM Gelar Pelatihan Bela Negara, Apa Saja yang Dipelajari?

Bela negara dari UGM ini diikuti oleh mahasiswa afirmasi asal Papua dan Papua Barat yang menempuh pendidikan di perguruan tinggi sekitar DIY.

Baca Selengkapnya

Rektor: UI Siap Jalankan Program Griya Moderasi Beragama dan Bela Negara

3 Desember 2022

Rektor: UI Siap Jalankan Program Griya Moderasi Beragama dan Bela Negara

Rektor Universitas Indonesia (UI) Ari Kuncoro menyatakan kesiapannya dalam menjalankan program yang diluncurkan pemerintah itu.

Baca Selengkapnya

9 Negara yang Memberlakukan Bela Negara Pasca-Perang Dunia II

28 September 2022

9 Negara yang Memberlakukan Bela Negara Pasca-Perang Dunia II

Yang teranyar adalah bela negara ala Presiden Putin, rakyat diminta terlibat dalam perang menyerang Ukraina. Perintah ini banyak ditolak warga.

Baca Selengkapnya

Bela Negara dalam Berbagai Spektrum, di Antaranya Wajib Militer Ala Putin

28 September 2022

Bela Negara dalam Berbagai Spektrum, di Antaranya Wajib Militer Ala Putin

Bela negara dalam spektrum keras, dapat dilakukan dengan cara melindungi negara dari ancaman musuh bersenjata di medan pertempuran.

Baca Selengkapnya

4 Pandangan tentang Komponen Cadangan atau Komcad TNI

10 September 2022

4 Pandangan tentang Komponen Cadangan atau Komcad TNI

keberadaan ASN dalam Komcad berguna untuk meningkatkan kualitas Komponen Cadangan

Baca Selengkapnya

Bamsoet: Bela Negara Tanggung Jawab Seluruh WNI

6 September 2022

Bamsoet: Bela Negara Tanggung Jawab Seluruh WNI

Bela negara bukan sekadar siap angkat senjata. Bela negara termasuk mengatasi ancaman ideologi yang menyuburkan intoleransi, separatis, dan pemahaman religi yang dangkal.

Baca Selengkapnya