Sekjen Transparansi International Indonesia, Teten Masduki (kanan) bersama Direktur Hukum dan HAM Bappenas Diani Sadiawati (tengah), dan Direktur Jaringan Kerja KPK Sudjanarko (kiri) menjawab sejumlah pertanyaan wartawan seusai pertemuan Forum Anti Korupsi III di Jakarta, Senin (30/7). ANTARA/Ujang Zaelani
TEMPO.CO, Tulungagung – Lolosnya nama Sudjanarko sebagai calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) membuat bangga mantan gurunya. Mereka berharap Sudjanarko yang dulu pendiam itu bisa melenggang hingga menjadi salah seorang pimpinan komisi antirasuah.
Haris Supadi, mantan guru Sudjanarko di Sekolah Menengah Persiapan Pembangunan yang kini berubah nama menjadi Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Boyolangu, Tulungagung, Jawa Timur, menilai anak didiknya tersebut mempunyai moralitas bagus. “Dia tidak pernah neko-neko, nilai akademisnya juga bagus,” kata Haris, Rabu, 2 September 2015.
Meski cukup lama tidak berkomunikasi dengan Sudjanarko, tapi Haris masih meyakini integritas mantan muridnya itu dalam memberantas korupsi. Semasa remaja, Sudjanarko yang dibesarkan dari keluarga petani pasangan Soekardji dan Suparmi dikenal pendiam. Tumbuh di keluarga sederhana justru membuat dia hobi membaca.
Anak ke-8 dari sebelas bersaudara ini juga dikenal mudah bergaul dengan orang yang baru dikenal. Sifatnya yang pendiam lambat laun hilang saat ia aktif dalam organisasi kemahasiswaan Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia di Fakultas Elektro Universitas Brawijaya, Malang.
Kabar masuknya Sudjanarko sebagai salah satu kandidat calon pimpinan KPK membuat para guru dan orang yang pernah mengenalnya bangga. Mereka berharap Sudjanarko lolos seleksi tahap berikutnya. “Yang jelas membanggakan warga Tulungagung,” kata Agus Winoto, Wakil Kepala Kurikulum SMA 1 Boyolangu.
Sudjanarko yang kini masih menjabat sebagai Direktur Direktorat Pembinaan Jaringan Kerja Sama Antar-Komisi dan Instansi KPK ini dinyatakan lolos seleksi. Sudjanarko pernah mengajukan diri dalam seleksi pimpinan KPK pada akhir 2014 untuk menggantikan Busyro Muqoddas. Namun upayanya gagal sampai tahap wawancara.
Sebelum aktif di KPK, lulusan Tokai University, Jepang, ini pernah malang melintang di korporat. Dia pernah menduduki jabatan Kepala Dinas PT Boma Bisma Indra pada 2000–2003 dan Manajer PT Warsila Indonesia pada 2003–2004.