Muktamar, NU Jombang Beda dengan Salahuddin Wahid

Senin, 3 Agustus 2015 14:51 WIB

Pengasuh Ponpes Tebuireng KH. Salahuddin Wahid (kiri) bersama kyai lainnya saat tahlil akbar di Ponpes Tebuireng Jombang, Jawa Timur, Kamis (27/9) malam. ANTARA/Syaiufl Arif

TEMPO.CO, Jombang - Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Jombang berbeda pendapat dengan tokoh NU dari Jombang, KH Salahudin Wahid atau Gus Solah. PCNU Jombang sepakat pemilihan Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) melalui musyawarah mufakat oleh ahlul halli wal aqdi (ahwa) yang komposisinya diusulkan oleh PCNU dan Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU).

“PCNU Jombang sejak dulu konsisten soal ahwa, baik sebelum muktamar di Makassar maupun di Jombang, kami mewacanakan ahwa sampai sekarang,” kata Rais Syuriah PCNU Jombang KH Abdul Nasir Fattah, Senin, 3 Agustus 2015.

Nasir mengatakan alasan PCNU Jombang mendukung Rais Aam PBNU dipilih melalui ahwa karena dalam sejarahnya, Rais Aam PBNU tidak ditentukan melalui pemilihan langsung. “Tidak tahu munculnya sistem pilihan langsung itu kapan, tapi sejak dulu ahwa semuanya,” katanya.

PCNU Jombang juga telah menyerahkan sembilan nama ulama khos yang diusulkan masuk dalam ahwa. Sembilan nama ini akan diranking dengan usulan semua PCNU dan PWNU hingga ditetapkan sembilan dengan suara terbanyak. Sembilan nama ahwa ini yang nanti memilih dan menetapkan Rais Aam. “Kami sudah menyerahkan nama-namanya tapi rahasia,” ujar Nasir.

Sementara itu, kubu Gus Solah tetap menolak mekanisme ahwa untuk pemilihan Rais Aam diterapkan dalam muktamar kali ini. Salah satu pendukung Gus Solah, Andi Jamaro Dulung, mengatakan keputusan Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama NU 14-15 Juni 2015 di Jakarta tentang mekanisme ahwa cacat hukum. “Munas tidak berwenang memutuskan itu, yang berwenang ada di forum muktamar sebagai forum tertinggi di NU,” kata bekas Ketua PBNU era KH Hasyim Muzadi ini.

Gus Solah juga sependapat. Menurutnya, meski mekanisme ahwa sudah diputuskan dalam konferensi besar (konbes) dan munas yang digelar sebelum Muktamar, mekanisme itu tetap harus dibahas di muktamar. “Kalau muktamar tidak setuju ya tidak bisa diterapkan,” katanya.

Ia juga menyesalkan kebijakan panitia yang mewajibkan peserta muktamar menyerahkan sembilan nama usulan ahwa. “Ini namanya pemaksaan, belum tahu apa itu ahwa sudah disuruh begitu,” katanya.

ISHOMUDDIN

Berita terkait

Disebut Manfaatkan NU untuk Politik Praktis, Sekjen PBNU: Sudah Sesuai Aturan

46 hari lalu

Disebut Manfaatkan NU untuk Politik Praktis, Sekjen PBNU: Sudah Sesuai Aturan

Sekjen PBNU merespon tudingan memanfaatkan NU untuk politik praktis.

Baca Selengkapnya

Penggagas Muktamar Luar Biasa NU Klaim Dapat Dukungan 326 Cabang

48 hari lalu

Penggagas Muktamar Luar Biasa NU Klaim Dapat Dukungan 326 Cabang

Muktamar luar biasa Nahdlatul Ulama direncanakan pertengahan Oktober mendatang. Akan digelar di Cirebon.

Baca Selengkapnya

Tim Pansus PKB Besutan PBNU akan Sowan ke Ma'ruf Amin

5 Agustus 2024

Tim Pansus PKB Besutan PBNU akan Sowan ke Ma'ruf Amin

Tim panel PBNU akan mendatangi pengurus senior PKB yang mengetahui sejarah PKB dan NU.

Baca Selengkapnya

MUI Nonaktifkan Dua Anggota Buntut Kunjungan Kader NU ke Israel

17 Juli 2024

MUI Nonaktifkan Dua Anggota Buntut Kunjungan Kader NU ke Israel

Dua anggota MUI diduga terafiliasi dengan organisasi Yahudi. Organisasi itu diduga berhubungan dengan kunjungan lima kader NU ke Israel.

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Sebut Kesalahan Kader NU yang Bertemu Presiden Israel

17 Juli 2024

Jusuf Kalla Sebut Kesalahan Kader NU yang Bertemu Presiden Israel

Jusuf Kalla menyinggung lima kader NU yang tersenyum saat bertemu dengan Presiden Israel. Senyum itu tergambar dari foto mereka di media sosial.

Baca Selengkapnya

Dubes RI Resmikan Pesantren Pertama NU di Jepang

5 Mei 2024

Dubes RI Resmikan Pesantren Pertama NU di Jepang

Duta Besar Republik Indonesia untuk Jepang Heri Akhmadi meresmikan pesantren pertama Nahdlatul Ulama (NU)

Baca Selengkapnya

Manuver Merebut Suara NU

2 September 2023

Manuver Merebut Suara NU

Dipilihnya Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar disebut-sebut untuk mengerek elektabilitas mereka dengan mendulang suara NU.

Baca Selengkapnya

Profil Muhaimin Iskandar, Ketua Umum PKB yang Didukung Jadi Capres atau Cawapres 2024

24 Juli 2023

Profil Muhaimin Iskandar, Ketua Umum PKB yang Didukung Jadi Capres atau Cawapres 2024

Muhaimin Iskandar alias Cak Imin didukung sebagai bakal capres maupun cawapres oleh kiai dan santri. Berikut profil Muhaimin Iskandar.

Baca Selengkapnya

Sahur Bersama Menag, Gus-gus Se-Jawa Berikrar Siap Berdayakan NU Demi Kemaslahatan Umat

16 April 2023

Sahur Bersama Menag, Gus-gus Se-Jawa Berikrar Siap Berdayakan NU Demi Kemaslahatan Umat

Para putra kiai pesantren siap mengabdikan diri secara aktif dalam rangka memberdayakan NU agar bisa terus memberikan kemaslahatan yang luas

Baca Selengkapnya

Pesan Yandri Susanto saat Pelantikan PC/PAC Fatayat NU

5 Maret 2023

Pesan Yandri Susanto saat Pelantikan PC/PAC Fatayat NU

Yandri meminta Fatayat NU menjalankan dakwah dengan sejuk, sekaligus mensosialisasikan Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.

Baca Selengkapnya