TEMPO Interaktif, Jakarta:Para tokoh agama meminta agar masyarakat tidak terpancing oleh pesan pendek (SMS) bernada provokatif yang beredar di masyarakat belakangan ini. SMS tersebut berisi ancaman terhadap masyarakat etnis tionghoa dengan mengatasnamakan umat Islam. "Masyarakat diminta tidak terpancing, tidak terhasut dan tetap tenang,"kata Ketua PP Muhammadiyah, Dien Syamsudien.Para tokoh agama tersebut meminta agar pemerintah mengambil tindakan tegas berupa langkah hukum. "Terutama ambil tindakan preventif,"ujar Dien.SMS tersebut intinya adalah ancaman terhadap etnis Tionghoa yang dituding sebagai biang keterpurukan bangsa. Dalam SMS tersebut juga mengatasnamakan umat Islam serta mencantumkan kata-kata Allahu Akbar sebanyak 5 kali.Menurut Sungkarisma, Ketua Umum Pergerakan Reformasi Indonesia menjelaskan peristiwa kekerasan yang terjadi akhir-akhir ini mempunyai kecenderungan untuk mengadudomba masyarakat. Indikasinya mulai dari kasus pembunuhan 3 siswi SMA, kasus Madi serta SMS ini. Namun dia percaya akar toleransi beragama masih ada. Sehingga masalah akan teratasi.Sedangkan Rusli dari Walubi meminta khususnya kepada etnis Tionghoa agar tidak terprovokasi. Ia meminta umat Budha untuk meneruskan ibadah. "Kepada provokator harap hentikan teror dan membantu bangsa ini untuk kembali bangkit,"kata Rusli.Sementara itu Gunawan Cahyadi seorang pengacara beretnis Tionghoa mengusulkan agar tokoh agama membuat laporan secara resmi kepada pihak kepolisian tentang kasus-kasus berbau SARA yang terjadi dan ikut memantau penyelesaiannya. "Agar tidak terulang lagi kejadian Mei 1998,"tegas Gunawan. Dia juga menuntut pemerintah mengungkap dalang kasus berbau SARA tersebut.Sekretaris Jenderal Garda Kemerdekaan Husein Hashem, minta pemerintah tak turut memperuncing masalah, dengan menyebut kesesatan suatu golong tertentu. "Pemerintah seharusnya mengayomi seluruh warga negara Bangsa ini dan polisi mengambil tindakan tegas terhadap pelaku anarki yang menamakan agama atau kelompok tertentu,"ujarnya.Dien berharap dengan melakukan pertemuan tokoh antar agama ini agar tidak kecolongan seperti kasus-kasus SARA sebelumnya. Dia juga menyambut baik respon Kapolri untuk menanggapi SMS ini.Ami Afriatni