Bila Perantau Jadi Rebutan Calon Kepala Daerah
Editor
Setiawan Adiwijaya
Sabtu, 27 Juni 2015 04:19 WIB
TEMPO.CO , Yogyakarta: Partisipasi aktif masyarakat perantau kabupaten Gunungkidul dalam pemilihan kepala daerah serentak yang digelar Desember 2015 dinilai menjadi salah satu penentu utama kemenangan para kandidat calon.
Salah satu kandidat dari jalur perorangan Gunungkidul, Benyamin Sudaramadi mengatakan suara perantau terutama yang tergabung dalam Ikatan Keluarga Gunungkidul (IKG) dari berbagai menjadi target utamanya mendongkrak suara pilkada nanti.
“Dari IKG sendiri kami sudah menargetkan paling tidak bisa menyumbang 80 persen dalam perolehan suara nanti,” ujar Benyamin kepada Tempo Jumat 26 Juni 2015. Benyamin maju dengan kandidat wakil bupati dari kalangan Nahdlatul Ulama dan bekas birokrat, Mustangid.
Dari syarat minimal dukungan yang diberikan pada Komisi Pemilihan Umum, Benyamin yang juga mantan Ketua IKG itu dinyatakan telah lolos seleksi administratif dan tinggal menunggu verifikasi faktual untuk bisa lolos resmi tahap pendaftaran calon 26-28 Juli 2015 nanti. “Anggota IKG terkenal militan, jadi memang saya andalkan,” ucap Bunyamin.
Dari para anggota IKG yang berasal dari 144 desa di Kabupaten Gunungkidul, pengusaha yang memiliki berbagai perusahaan itu mengaku sampai saat ini hanya kesulitan menggalang koordinasi dukungan di 15 desa. Pemetaan Benyamin yang juga mantan pengurus IKG, total anggota IKG tercatat sekitar 90 ribu keluarga dan pemilih pemula sebanyak 30 ribu orang.
Dengan jalur independen, pemilih yang yang dibidik Benyamin-Mustangid memfokuskan kalangan pemuda dan pemilih pemula. “Yang masih idealis, dan masih bisa diajak playon (bergerak cepat),” ujarnya.
Untuk menjaga dukungan suaranya, pengusaha perusahaan koperasi bus Bakmi Jawa itu juga bakal menggencarkan kampanye tertutup dalam bentuk tatap muka dibanding kampanye terbuka yang turun ke jalan.
Menghadapi sejumlah kandidat kuat termasuk inkumben Bupati Gunungkidul, Badingah yang sudah resmi diusung Partai Golkar atau Subardi yang diusung koalisi gemuk Partai Gerindra, PKS, Hanura, PKB, dan PAN, Benyamin tak menyiapkan strategi khusus.
“Semua kandidat memang kuat, terutama sisi basis massa, pasti jauh lebih kuat dari saya, tapi saya mengalir saja,” katanya.
Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Keadilan Sejahtera Gunungkidul Arif Wibowo kepada Tempo sempat mengakui figur non partai politik seperti Benyamin yang juga tokoh IKG bisa cukup kuat elektabilitasnya. Sebab, termasuk tokoh dikenal terutama para perantau asal Gunungkidul.
“Figur ini bisa sangat menentukan, tak hanya peluang menang namun juga besar kecilnya biaya kampanye yang harus dikeluarkan,” kata Arif. PKS bersama gerbong koalisinya terutama Gerindra masih menunggu rekomendasi dari pengurus pusat atas kanddidat yang akan mereka usung.
“Kalau yang kami usulkan ditolak pusat ya sama saja, karena tetap ada survei atas kandidat ini,” ucap Arif.
Sekretaris Partai Golkar Gunungkidul, Heri Nugroho mengatakan untuk mengusung Bupati Badingah pihaknya bakal memaksimalkan model kampanye terbuka jika sudah meandapat kepastian koalisi dengan partai lain. Sebab suara Golkar di Gunungkidul belum memenuhi syarat guna mengusung calon sendiri.
“Kami pendekatan kampanye terbuka namun dengan cara-cara kesenian-kebudayaan, seperti menggelar wayangan atau pentas seni lain karena Bu badingah sudah cukup populer, terutama di akar rumput,” ujarnya.
PRIBADI WICAKSONO