Politisi Ali Mochtar Ngabalin (kedua kanan), Johnson Panjaitan (kanan) bersama sejumlah pengamat dan politisi meninggalkan gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) usai melaporkan adanya mafia minyak di Jakarta, Selasa (14/2). ANTARA/Puspa Perwitasari
TEMPO.CO, Jakarta - Rapat Konsolidasi Nasional Partai Golkar kubu Aburizal Bakrie di Hotel Grand Sahid Jakarta diserbu massa dari kubu Agung Laksono. Situasi ricuh setelah ada insiden pemukulan terhadap Wakil Bendahara Umum Golkar versi Munas Bali, Ali Mochtar Ngabalin.
Juru bicara Partai Golkar kubu Ical, Nurul Arifin, mengatakan massa yang menyerang membawa senjata tajam. "Ali Mochtar Ngabalin hampir saja dibacok. Untung diamankan polisi," ujarnya melalui pesan pendek yang Tempo terima, Selasa, 10 Maret 2015.
Menurut Nurul, bentrokan ini kemungkinan dipicu oleh debat panas antara Ali dan pengurus DPP Partai Golkar kubu Agung Laksono, Yorrys Raweyai. Debat itu terjadi beberapa jam lalu di sebuah stasiun televisi nasional.
Dalam debat itu, Yorrys dan Ali mempermasalahkan keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasona Laolly yang mengesahkan kepengurusan kubu Agung Laksono. Ali mengatakan bahwa keputusan itu telah memanipulasi sidang Mahkamah Partai Golkar yang tak memenangkan kubu siapa pun. Ali juga menyebut musyawarah nasional yang digelar kubu Agung di Ancol sebagai munas abal-abal.
Pernyataan Ali ini memicu emosi Yorrys. Yorrys pun menantang Ali untuk bertemu secara langsung. Tantangan Yorrys itu disanggupi Ali.
Nurul mengatakan, beberapa jam setelah debat itu berlangsung, puluhan orang mendatangi Hotel Sahid. Mereka mencari Ali dan hendak membacoknya.
Hingga saat ini, menurut Nurul, pihak kepolisian masih berjaga-jaga di hotel Sahid untuk menjaga kemungkinan terjadinya bentrokan yang lebih besar. "Mereka mau membubarkan rapat," ujarnya.