TEMPO.CO, Jakarta - Pejabat Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto, disebut-sebut akan merombak kepengurusan internal partai setelah dikukuhkan
menjadi orang nomor satu di partai berlambang beringin tersebut. Politikus Golkar, Ahmadi Noor Supit, menuturkan bahwa ada beberapa posisi penting yang bakal dirombak, yaitu sekretaris jenderal, bendahara umum, koordinator bidang kepartaian, dan koordinator pemenangan pemilu.
Baca: Airlangga Hartarto Berpotensi Depak Orang-orang Setya Novanto
Beberapa nama sudah muncul untuk mengisi jabatan tersebut. Contohnya, Firman Soebagyo atau Erwin Aksa sebagai bendahara umum, menggantikan Robert Kardinal. Selain itu, ucap dia, koordinator kepartaian akan diisi oleh Nurdin Halid, yang merupakan ketua harian saat ini. “Tapi semua bisa berubah,” kata Ahmadi, Selasa, 19 Desember 2017.
Posisi Sekjen Partai Golkar yang dijabat oleh Idrus Marham kini diincar oleh sejumlah kalangan. Pergantian itu seiring dengan akan dikukuhkannya Airlangga Hartarto menjadi Ketua Umum Golkar dalam Musyawarah Nasional Luar Biasa Golkar hari ini, Rabu, 20 Desember 2017. Berikut ini sejumlah nama kandidat kuat sekretaris jenderal partai berlambang beringin itu:
1. Ibnu Munzir
Politikus Golkar ini menjabat anggota Dewan Perwakilan Rakyat sejak 1997 sampai saat ini.
2. Nusron Wahid
Saat ini ia menjabat Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI).
3. Rizal Mallarangeng
Saat ini ia menjabat Wakil Ketua Dewan Pakar Partai Golkar.
4. Eko Wiratmoko
Eko merupakan wajah baru di Partai Golkar. Sebelumnya ia merupakan tentara dengan pangkat terakhir letnan jenderal dengan tugas sebagai Sekretaris Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan. Ketika itu, Menkopolhukam dijabat oleh Luhut Binsar Pandjaitan.
Baca: Golkar Rombak Pengurus, Idrus Marham Diganti Eko Wiratmoko?
5. Ahmad Doli Kurnia
Ia merupakan salah satu motor yang lantang meminta Setya Novanto mundur dari jabatan Ketua Umum Golkar karena terjerat kasus e-KTP.
6. Idrus Marham
Idrus merupakan tokoh senior Partai Golkar dengan jabatan sekretaris jenderal selama delapan tahun ke belakang.
Adapun Airlangga Hartarto masih belum bersedia banyak berkomentar mengenai rencana perombakan kepengurusan Golkar tersebut. “Lihat nanti saja,” katanya.
SUMBER: WAWANCARA