Bambang Widjojanto keluar Mabes Polri setelah penahannya ditangguhkan, Jakarta, Sabtu, 24 Januari 2015. Bambang ditangkap Badan Reserse Kriminal Mabes Polri terkait sengketa Pilkada 2010 di Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah. TEMPO/Dian Triyuli Handoko
TEMPO.CO, Depok - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Bambang Widjojanto mengaku merasa ditekan saat ditangkap penyidik Badan Reserse Kriminal Mabes Polri pada Jumat, 23 Januari 2015. Beberapa bentuk tekanan yang dirasakan Bambang mulai dari proses penangkapan yang dianggap berlebihan sampai menahan buang air kecil. (Baca: Jokowi Dikritik, Tedjo: Pertanyaan Menyudutkan)
Sesaat setelah masuk ke mobil Toyota Fortuner yang membawa Bambang dan anaknya dari Depok ke Mabes Polri, Bambang meminta agar penyidik berhenti di suatu tempat. "Saya mau buang air kecil," kata Bambang di rumahnya di Depok, Sabtu, 24 Januari 2015. (Baca: Penghancuran KPK: Tiga Indikasi PDIP-Mega Bermain)
Selain itu, Bambang meminta izin agar dapat berganti pakaian karena dia masih mengenakan sarung, baju koko, dan peci. Namun dua permintaan Bambang tak digubris polisi. Walhasil, selama dua jam perjalanan dari Depok menuju gedung Bareskrim Mabes, Bambang menahan pipis sambil memangku anak keduanya, Izzat. (Baca: Menteri Tedjo Sebut KPK Ingkar Janji ke Jokowi)
Dalam perjalanan, Bambang memberikan penjelasan kepada Izzat bagaimana prosedur penangkapan yang benar. "Izzat, yang namanya proses penangkapan syaratnya harus seperti ini. Kalau penangkapan tidak ada syarat ini, salah," ujar Bambang mengulang ucapannya kepada anaknya. (Baca: Bambang KPK Bicara Soal PDIP dan Abraham Samad)
Selama memberikan penjelasan, tiba-tiba seorang penyidik Bareskrim Polri berkata, "ada plester enggak?" Mendengar itu, Bambang merasa polisi terganggu ihwal percakapannya dengan Izzat. (Baca: Orang Goblok pun Tahu, Ini Serangan Balik Polisi)
Seorang penyidik kemudian bertanya apakah Bambang masih mengingatnya. "Supaya tahu saja ya, Mas Bambang ini perkaranya banyak," ujar Bambang menirukan ucapan polisi tadi. Bambang kemudian menjawab agar penyidik jangan bicara soal perkara di dalam mobil. "(Bicara perkara) nanti kalau saya sudah diperiksa," kata Bambang. (Baca: Todung: Cicak Vs Buaya Jilid II Bisa Lebih Dahsyat)
Sepanjang perjalanan, Bambang mengaku merasa diteror karena anaknya ditanya macam-macam. "Maksudnya apa tanya-tanya begitu," ujar Bambang. (Baca: Terungkap, Bos Polisi Penangkap Bambang KPK)
Sesampainya di gedung Bareskrim, Bambang masuk dari pintu depan. "Mereka bilang, 'belum ada nyamuk'," kata Bambang menirukan ucapan seorang penyidik. Nyamuk yang dimaksud adalah wartawan. (Baca juga: 3 Firasat Bambang Widjojanto Sebelum Ditangkap)