Enam Kelas Sehari, Sebuah Kisah Guru di Raja Empat

Reporter

Senin, 16 Juni 2014 22:32 WIB

TEMPO.CO, Raja Ampat -Saban hari, Atika Lestaluhu harus bersiap untuk pindah dari satu kelas ke kelas lain di Sekolah Dasar Negeri 19 Kampung Harapan Jaya Kepulauan Misool, Raja Ampat. Guru honorer ini mengatakan sudah terbiasa mengajar secara berbarengan untuk kelas satu hingga kelas enam. "Tidak susah," katanya kepada Tempo di Kampung Harapan Jaya, Kepulauan Misool, Raja Ampat Papua Barat pada 10 Juni 2014. (baca : Perahu Cepat Harapan Jaya)


Menurut perempuan kelahiran Ambon 28 Mei 1970 ini, hanya terdapat empat guru di sekolah tempat ia bekerja. Ada dua perempuan dan dua pria, termasuk salah satunya adalah sang kepala sekolah. Sebagian guru masih harus merampungkan jenjang pendidikannya di Kota Sorong yang berjarak empat jam 4 jam dari Kampung Harapan Jaya. Mereka berangkan dengan kapal cepat, termasuk juga Atika. Berbeda dengan guru yang lain yang ke Sorong, Atika memilih belajar di jurusan Tarbiyah di UIN Alauddin Makassar. Sehingga sekolah kerap mengalami kekosongan guru.

Bila tiga guru harus pergi ke Sorong, guru yang tersisa harus bergantian mengajar murid dari kelas satu hingga kelas enam sekaligus. Jurus terjitunya adalah bergantian mengajar. Memang, jumlah murid satu kelas sekolah itu tidak banyak, antara 5 hingga 15 orang." Tapi tetap susah mengajar kelas satu, karena meraka yang paling bising," kata wanita yang sudah 3 tahun menetap di kampung itu.

Triknya adalah, pertama, ia akan mengajar di sebuah kelas. Tak berapa lama, ia pun memberi tugas di kelas itu untuk dikerjakan dan berpindah ke kelas lain. Kemudian, ia beri tugas lagi di kelas kedua, dan berpindah mengajar ke kelas berikutnya. Anak kelas 1 hingga kelas 4 memiliki kelas sendiri, tapi kalau kelas 5 dan 6, kelasnya di gabung. "Karena mereka sudah besar, jadi tidak terlalu ribut seperti kelas 1 dan 2," kata wanita yang memakai kerudung dengan banyak sobekan itu.

Untuk mengurangi kebisingan saat mengajar, ibu delapan anak ini sengaja memulangkan anak murid kelas 1 dan 2 pada pukul sepuluh pagi. "Agar anak-anak kelas atas bisa diajar lebih banyak," kata guru yang mengajar semua mata pelajaran termasuk pendidikan kesehatan jasmani dan muatan lokal bahasa daerah setempat itu.

Walau dengan segala keterbatasan, guru berhonor Rp 750 ribu perbulan itu mengaku senang mengajar anak-anak muridnya. "Yang penting kan anak-anak mendapat pendidikan yang baik. Kalau di sini kan pendidikan susah, guru saja susah di sini," kata Atika yang berharap segera diangkat menjadi salah satu guru tetap di sekolahnya itu.

MITRA TARIGAN

Berita terkait

Hari Guru Sedunia, Berikut 9 Fakta Menarik Guru di Seluruh Dunia

6 Oktober 2023

Hari Guru Sedunia, Berikut 9 Fakta Menarik Guru di Seluruh Dunia

Data UNESCO di Hari Guru Sedunia, dunia membutuhkan 69 juta guru untuk mencapai tujuan penyediaan pendidikan dasar dan menengah universal di 2030.

Baca Selengkapnya

Guru Honorer Diangkat Jadi CPNS, MenPAN-RB: Banyak Data Siluman

13 Maret 2018

Guru Honorer Diangkat Jadi CPNS, MenPAN-RB: Banyak Data Siluman

MenPAN-RB Asman Abnur mengatakan, saat ini pemerintah sedang menginvestigasi data guru honorer K2 yang diusulkan bisa menjadi CPNS.

Baca Selengkapnya

Selama Dua Bulan 1.759 Guru Honorer di Depok Belum Terima Honor

21 Februari 2018

Selama Dua Bulan 1.759 Guru Honorer di Depok Belum Terima Honor

Wali Kota Depok Mohammad Idris mengatakan tidak ada unsur kesengajaan dalam keterlambatan pembayaran gaji guru honorer itu.

Baca Selengkapnya

Honor Guru Ngaji di Subang Setara Harga Lampu Neon 16 Watt  

9 Maret 2017

Honor Guru Ngaji di Subang Setara Harga Lampu Neon 16 Watt  

Jumlah guru mengaji yang sudah mendapatkan honor dari APBD Kabupaten Subang sebanyak 3.000 dari total 6.000 orang.

Baca Selengkapnya

Bertemu Wapres JK, Korpri Suarakan Nasib Guru Honorer  

28 November 2016

Bertemu Wapres JK, Korpri Suarakan Nasib Guru Honorer  

Salah satu anggota Korpri mempertanyakan proses Tim Penilai Akhir untuk memilih pejabat eselon I.

Baca Selengkapnya

Guru Honorer SMA/SMK Keluhkan Hilangnya Tunjangan  

18 November 2016

Guru Honorer SMA/SMK Keluhkan Hilangnya Tunjangan  

Para guru juga tidak bisa mengharapkan honor dari sekolah karena sebagian besar sekolah swasta di Cirebon kekurangan murid.

Baca Selengkapnya

Guru Honorer Laporkan Pemkot Bandung ke Ombudsman

24 Oktober 2016

Guru Honorer Laporkan Pemkot Bandung ke Ombudsman

Sebelumnya, dana untuk pembayaran honor guru dikelola
sendiri, tapi kini dana itu dikelola PGRI.

Baca Selengkapnya

Pegawai Honorer K-2 Mengadu ke Ombudsman RI  

25 Mei 2016

Pegawai Honorer K-2 Mengadu ke Ombudsman RI  

Ombudsman akan mempertemukan guru honorer itu dengan pihak Kementerian PAN-RB.

Baca Selengkapnya

May Day, Guru Tagih Honor Mengajar yang Nunggak Tiga Bulan

2 Mei 2016

May Day, Guru Tagih Honor Mengajar yang Nunggak Tiga Bulan

Sebanyak 997 guru honorer kesulitan ekonomi lantaran macetnya honor mereka Rp550 ribu per bulan. Atasan mereka tetap mengharuskan mereka mengajar.

Baca Selengkapnya

Jawa Barat Bakal Angkat Guru Honorer Setara PNS

30 Maret 2016

Jawa Barat Bakal Angkat Guru Honorer Setara PNS

Gaji guru honor di Jawa Barat bakal setaraf pegawai negeri sipil.

Baca Selengkapnya