Warga Marah dan Tak Tega Mahasiswa ITN Dipelonco  

Reporter

Sabtu, 14 Desember 2013 05:41 WIB

ANTARA/Asep Fathulrahman

TEMPO.CO, Malang - Kerasnya kegiatan Kemah Bakti Desa atau KBD yang diadakan Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang, membuat warga yang mendiami lokasi obyek wisata Pantai Goa Cina, RT 49/RW 09, Dusun Rowotrate, Desa Sitiarjo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, merasa tidak tega.

Sebagian besar warga pun marah saat melihat banyak mahasiswa baru peserta KBD dikasari dengan bentakan dan hukuman fisik yang berat. Mulyati, misalnya, bahkan sampai menangis saat melihat Fikri Dolasmantya Surya duduk selonjoran di teras warung kosong milik tetangganya dalam kondisi pucat dan sangat lemas pada Jumat sore, 11 Oktober 2013, atau sehari sebelum Fikri meninggal. Fikri tampak pucat dan sangat letih. (# Pelonco Maut ITN Malang)

"Mau ngasih minum saja dilarang panitia karena itu sudah aturannya buat pembentukan karakter. Saya sampai menangis di dapur. Saya membatin "jangan sampai anak-cucuku diperlakukan begitu". Kok bisa ya mereka tega begitu," kata Mulyati kepada Tempo pada Jumat pagi, 13 Desember 2013.

Selain kejadian itu, dia dan banyak warga kerap mendengar peserta KBD dibentak-bentak. Warga sempat melihat peserta KBD berguling-guling di jalan berpasir di siang hari sepanjang 30-40 meter. Ada juga yang disuruh push-up. Digambarkan pula betapa ketatnya panitia mengawasi. Selalu saja ada seorang pengawas yang menunggu di pintu toilet sambil menghitung sampai tiga saat mahasiswa pipis. Pengawas di pintu kamar mandi sesuai jenis kelamin.

"Kalau lewat sampai hitungan ketiga, pintu digedor-gedor. Saya sempat menegur panitia karena saya khawatir ada apa-apa di kamar mandi saya. Tapi dijawab tidak ada apa-apa. Seorang panitia bilang kepada saya bahwa mereka dulu juga dipelonco begitu. Padahal, ada beberapa peserta yang celananya basah, mungkin karena pipisnya belum selesai, atau celananya belum terkancing," kata dia.

Sutiyani mengangguk-angguk. Ibu dua anak ini menceritakan beberapa warga yang dilarang memberi makan dan minum kepada mahasiswa yang dipelonco. Beberapa mahasiswa memang mengaku tak berani menerimanya karena akan diganjar hukuman berat bila ketahuan.

"Tapi ada juga yang nyuri-nyuri makan-minum sedikit kok saat panitia lengah. Pintu kamar mandi dijagain biar adik-adik mahasiswa itu tidak minum, entah itu minum air pemberian warga atau minum air sumur. Ada peserta sampai bilang "aku bisa mati kalau begini terus", mungkin karena sudah enggak kuat," kata perempuan berumur 28 tahun itu.

Rasa marah dan iba juga dipunya Sih Panrimo, anggota Paguyuban Mitra Kelola Wanawisata Pantai Goa Cina. Panrimo bertubuh legam tinggi-besar dengan tato di sekujur badan. Ia bersama Maryono, ketua Paguyuban, sempat melihat Fikri dibanting dan ditendang di bagian rusuk kiri-kanan pada Kamis pagi, 10 Oktober. Pakaian Fikri sampai sobek-sobek dan kotor.

Berbeda dengan Maryono, Panrimo meninggalkan lokasi penganiayaan. "Saya tak tega, apalagi katanya itu sudah sesuai aturan," ujar Panrimo.

Sedangkan, Maryono yang bertubuh lebih kecil dan bertato di sekujur dada sempat menegur Natalia Damayanti, seorang panitia, karena dia dan kawan-kawan kejam menghukum Fikri hanya gara-gara mahasiswa bertubuh bongsor itu membuang nasi. Maryono bahkan melarang panitia menggelar hukuman di dekat bangunan kayu lima toilet.

"Pokoknya jangan dekat-dekat atau kelihatan saya. Setelah dilarang, mereka pindahkan kegiatan di luar barak di depan warung-warung atau di tempat lain yang tidak bisa sepenuhnya saya lihat," kata Maryono.

Marah dan iba warga makin bertambah pada Jumat, 11 Oktober. Sekitar pukul 11 siang, Maryono sempat melihat sejumlah mahasiswa, kebanyakan perempuan, yang pingsan di dekat portal loket masuk. Mereka ada yang dibonceng dengan sepeda motor dan diangkut dengan mobil pick-up ke barak induk. Total, panitia mendirikan empat barak ala militer.

Di sekitar pukul 15.00, Panrimo sempat melihat Fikri dikerubuti di depan warung milik Mbah Ri. Fikri terlihat lemas dan pucat, persis yang disaksikan Mulyati dari dekat. Dan, pada Sabtu, 12 Oktober, sekitar pukul 10 pagi, banyak panitia perempuan dan mahasiswa yang menangis. Cerita yang beredar di masyarakat, waktu itu Fikri sudah meninggal dan dibawa diam-diam dengan pick-up Panther biru ke Puskesmas Sitiarjo. Bak mobil ditutup dengan kain terpal.

ABDI PURMONO

Terkait:
Begini Brutalnya Pelonco ITN Versi Warga Sitiarjo

Pengelola Gua Cina Sempat Tolak Perpeloncoan ITN

Saksi Pelonco Maut: Fikri Dibanting dan Ditendang

Kontras Temukan Bukti Kekerasan Perpeloncoan ITN

Berita terkait

Hindari Pelonco, Pengenalan Siswa Baru di Tegal Diisi Permainan Tradisional  

19 Juli 2017

Hindari Pelonco, Pengenalan Siswa Baru di Tegal Diisi Permainan Tradisional  

Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di Kota Tegal dilakukan dengan cara yang tak biasa.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Pelonco Maut ITN Terancam Dipecat  

27 Januari 2014

Mahasiswa Pelonco Maut ITN Terancam Dipecat  

Kontras Surabaya menilai pasal yang dikenakan penyidik kepolisian tidak tepat.

Baca Selengkapnya

4 Tersangka Pelonco Maut ITN Diperiksa Pekan Ini  

21 Januari 2014

4 Tersangka Pelonco Maut ITN Diperiksa Pekan Ini  

Rektor ITN Malang Soeparno Djiwo belum mengetahui siapa yang ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus pelonco maut ITN.

Baca Selengkapnya

Polisi Tetapkan Empat Tersangka Kasus Pelonco ITN  

20 Januari 2014

Polisi Tetapkan Empat Tersangka Kasus Pelonco ITN  

Mereka dijerat Pasal 359 KUHP.

Baca Selengkapnya

Tersangka Pelonco Maut ITN Ditetapkan Pekan Depan

10 Januari 2014

Tersangka Pelonco Maut ITN Ditetapkan Pekan Depan

Calon tersangka selama ini kooperatif, sehingga tidak ditahan.

Baca Selengkapnya

Kontras Tagih Kasus Kekerasan ITN ke Polda Jatim  

7 Januari 2014

Kontras Tagih Kasus Kekerasan ITN ke Polda Jatim  

Bahkan sejumlah senior mahasiswa nonpanitia juga melakukan

kekerasan. Kegiatan itu dinilai seperti program semimiliter

tapi tak terencana.

Baca Selengkapnya

Buntut Pelonco Maut ITN, Polisi Periksa Rektor

26 Desember 2013

Buntut Pelonco Maut ITN, Polisi Periksa Rektor

Kontras Surabaya menilai rektor, kepala jurusan, dan dekan harus ikut bertanggungjawab atas tewasnya Fikri dalam pelonco tersebut.

Baca Selengkapnya

Dampak pelonco ITN, Disiapkan Rambu Opspek

21 Desember 2013

Dampak pelonco ITN, Disiapkan Rambu Opspek

APTISI juga merumuskan model orientasi program studi dan pengenalan kampus (Opspek).

Baca Selengkapnya

Rektor ITN: Mahasiswa Tak Jujur Soal Foto  

20 Desember 2013

Rektor ITN: Mahasiswa Tak Jujur Soal Foto  

Panitia hanya memberikan foto kegiatan yang baik dalam laporan kepada Rektor ITN.

Baca Selengkapnya

Gelar Perkara Pelonco ITN Malang di Polda Jatim  

20 Desember 2013

Gelar Perkara Pelonco ITN Malang di Polda Jatim  

Setelah gelar perkara akan ditentukan siapa yang bertanggung jawab dan ditetapkan sebagai tersangka.

Baca Selengkapnya