Lima Temuan ICW Dalam Kasus Korupsi Bupati Cianjur

Reporter

Rabu, 18 September 2013 07:11 WIB

Asisten Tindak Pidana Khusus Kejaksaan Tinggi Jawa Barat, Fadil Zumhana, memberikan keterangan terkait pemanggilan Bupati Cianjur Tjetjep Muchtar seputar korupsi anggaran makan minum sebesar Rp 7 miliar, Kamis (8/3). TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Bandung - Indonesia Corruption Watch (ICW) tengah menelusuri dugaan korupsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Cianjur periode 2007-2010. Koordinator ICW, Danang Widoyoko, mengatakan Bupati Cianjur Tjetjep Muhtar Soleh dan istrinya, Yana Rosdiana, ditengarai terlibat dalam kasus yang merugikan negara hingga Rp 6,09 miliar tersebut. "Bupati sebagai pelaku utama belum tersentuh, istrinya gagal dihadirkan dalam persidangan," kata dia dalam jumpa pers di Rumah Seni Sarasvati Bandung, Selasa 17 September 2013.

Menurut Danang, korupsi terjadi karena Tjetjep menarik uang sebesar Rp. 188 juta tiap bulan dengan cara memanipulasi berbagai pengeluaran. Setelah kasus ini terungkap, Tjetjep pernah mengembalikan uang senilai Rp 225,6 juta ke kas daerah. "Tapi hal ini tidak bisa menghentikan pengusutan," ujarnya.

Dugaan peran Tjetjep dalam kasus korupsi ini sempat disebut jaksa penuntut dalam sidang dakwaan dua anak buahnya di Pengadilan Tipikor Bandung awal tahun ini. Namun pengusutan keterlibatan Tjetjep hingga kini tidak jelas. Istri Tjetjep, Yana Rosdiana, juga sempat dipanggil jaksa penyidik ke Kejaksaan maupun oleh jaksa penuntut di Pengadilan, namun dia tak pernah datang. "Kenapa penanganan kasus ini lambat? Apakah ada ada intervensi dari Kepala Kejaksaan Tinggi saat itu atau ada intervensi politik karena Bupati berasal Partai Demokrat?" kata Danang.

Seperti apa temuan ICW dalam kasus ini? Berikut petikannya.

1. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan. Pengeluaran untuk jaminan kesehatan masing-masing sebesar Rp 240 juta pada 2007 dan 2008 tidak dilengkapi bukti. eks Kepala Bagian Keuangan Kabupaten Cianjur Eddy Iryana meminta verifikasi tidak dipersulit karena uang tersebut untuk keperluan Bupati. Pada 2009, uang Rp. 225,6 juta diserahkan ke Bupati dan tidak ada pertanggungjawaban. Setelah kasus ini terungkap, Tjetjep mengembalikan Rp 225,6 juta ke kas daerah.

2. Pemeliharaan Rumah Jabatan. Tidak ada pertanggungjawaban untuk belanja senlai Rp 106,92 juta tersebut. Edi Iryana meminta verifikasi tidak dipersulit karena uang untuk keperluan Bupati. Pemeliharaan rumah jabatan ternyata juga dibiayai dari anggaran Bagian Umum Sekretariat Daerah (Setda) dan Pengelolaan Aset dan Administrasi Umum (PAAU). Alokasi ini atas perintah Tjetjep melalui Heri Khairuman, Ajudan Bupati.

3. Pemeliharaan Mobil Jabatan. Tidak ada pertanggungjawaban untuk belanja senilai Rp 106,92 juta tersebut. Edi Iryana meminta verifikasi tidak dipersulit karena uang untuk keperluan Bupati. Pemeliharaan rumah jabatan ternyata juga dibiayai dari anggaran Bagian Umum Setda dan Pengelolaan Aset dan Administrasi Umum (PAAU). Alokasi ini atas perintah Bupati melalui Heri Khairuman, Ajudan Bupati.

4. Pakaian dinas. Dari anggaran Rp 504 juta, belanja riil yang didasari bukti kuitansi ternyata hanya senilai Rp 286,5 juta. Pada 2010, ada aliran uang senilai Rp 126 juta dibayarkan kepada CV Amirani, CV Tunggal Putri dan CV Surya Tirta Buana untuk belanja fiktif. Karena setelah dicairkan, ternyata uang tersebut diberikan kepada Bupati melalui istrinya.

5. Biaya Perjalanan Dinas. Total anggaran Rp 504 juta, tapi realisasi belanjanya hanya Rp 286,5 juta. Pengeluaran tidak didukung dengan bukti-bukti yang bisa dipertanggungjawabkan. Pada 2010 uang Rp. 126 juta dibayarkan kepada CV Amirani, CV Tunggal Putri dan CV Surya Tirta Buana, tetapi ternyata juga fiktif. Karena setelah dicairkan, uang tersebut diberikan kepada Bupati melalui istrinya.

ERICK P. HARDI


Terpopuler


Hercules Minta Penyiksa Pedagang Kopi Ditembak
Banyak Wajah Asing Menjenguk, Dul Bertanya ke Maia
Waspada, Banyak Preman di 8 Lokasi Ini
Jaden Smith: Sekolah Hanya Alat untuk Cuci Otak
Jokowi Stop Mal, DPRD: Orang Kaya Jangan Dilupakan
Ini Pemain Besar Bisnis Mal di Jakarta

Berita terkait

Dinyatakan Korupsi, Bupati Mesuji Divonis 8 Tahun Penjara

5 September 2019

Dinyatakan Korupsi, Bupati Mesuji Divonis 8 Tahun Penjara

Putusan itu sama sekali tidak turun dari tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU) dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Baca Selengkapnya

Menteri Tjahjo Tanggapi Penangkapan Dua Bupati oleh KPK

5 September 2019

Menteri Tjahjo Tanggapi Penangkapan Dua Bupati oleh KPK

Kepala daerah seharusnya mengetahui semua regulasi, mana yang melanggar dan yang tidak, supaya tidak lagi terjaring KPK.

Baca Selengkapnya

Seusai Penuhi Panggilan KPK, Utut Irit Bicara

18 September 2018

Seusai Penuhi Panggilan KPK, Utut Irit Bicara

Utut mengaku ditanya prihal kaitan dirinya dengan Tasdi, Bupati Purbalingga (nonaktif).

Baca Selengkapnya

Jika Ditahan Polisi, Nur Mahmudi Ismail Ancam Ajukan Praperadilan

12 September 2018

Jika Ditahan Polisi, Nur Mahmudi Ismail Ancam Ajukan Praperadilan

Polres Depok akan memeriksa Nur Mahmudi Ismail, mantan Wali Kota Depok, dalam kasus pelebaran Jalan Nangka.

Baca Selengkapnya

Gubernur Banten Bersih-bersih dari Debu Korupsi yang Tebal

4 September 2018

Gubernur Banten Bersih-bersih dari Debu Korupsi yang Tebal

Gubernur Banten Wahidin Halim berjanji lakukan pemberantasan korupsi dan perombakan pejabat melalui seleksi dan lelang jabatan.

Baca Selengkapnya

Nur Mahmudi Ismail Jadi Tersangka, Kawan-kawannya Berkumpul

29 Agustus 2018

Nur Mahmudi Ismail Jadi Tersangka, Kawan-kawannya Berkumpul

Polisi menetapkan mantan Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail jadi tersangka korupsi pembangunan jalan.

Baca Selengkapnya

Korupsi Bupati Hulu Sungai Tengah, 25 Mobil Mewah Diangkut Kapal

17 Maret 2018

Korupsi Bupati Hulu Sungai Tengah, 25 Mobil Mewah Diangkut Kapal

KPK membawa 25 mobil mewah hasil korupsi Bupati Hulu Sungai Tengah Abdul Latief dengan kapal.

Baca Selengkapnya

KPK Geledah 5 Lokasi Kasus Korupsi Wali Kota Kendari dan Ayahnya

3 Maret 2018

KPK Geledah 5 Lokasi Kasus Korupsi Wali Kota Kendari dan Ayahnya

Kasus korupsi Wali Kota Kendari Adriatma yang disidik KPK melibatkan ayahnya yang menjadi calon gubernur.

Baca Selengkapnya

Bupati Rita Widyasari Dijerat Pencucian Uang, KPK Sita Aset

16 Januari 2018

Bupati Rita Widyasari Dijerat Pencucian Uang, KPK Sita Aset

Laode mengatakan penyidik KPK telah menyita beberapa aset yang diduga hasil pencucian uang.

Baca Selengkapnya

Berikut 8 Bupati dan Wali Kota yang Terjerat Korupsi pada 2017

1 Januari 2018

Berikut 8 Bupati dan Wali Kota yang Terjerat Korupsi pada 2017

Dalam laporan kinerja akhir 2017, KPK mencatat 12 perkara korupsi yang melibatkan bupati, wali kota dan wakilnya dalam berbagai perkara.

Baca Selengkapnya