Sekjen PKS Taufik Ridol, Presiden PKS Anis Matta, Ketua Dewan Syuro KH. Hilmi Aminuddin, Ketua Majelis Pertimbangan Untung Wahono, dan Ketua Dewan Syariah Surahman Hidayat dalam konferensi pers di DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Jakarta,Jumat (1/2). TEMPO/Seto Wardhana
TEMPO.CO, Jakarta - Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera menunjuk Anis Matta sebagai presiden PKS yang baru, menggantikan Luthfi Hasan Ishaaq. Saat didaulat menyampaikan pidato politik, Anis memanfaatkan waktunya untuk mengobarkan kembali semangat kader-kader PKS. Beberapa kader yang berada di ruangan tersebut terlihat menangis terharu.
"Ini isyarat besar bagi PKS, pembenahan diri dan momentum bagi PKS untuk bangkit," kata dia dengan berapi-api, diselingi suara takbir oleh beberapa kader yang hadir dalam konferensi pers di kantor Dewan Pimpinan Pusat PKS, Jumat, 1 Februari 2013.
Tampak mantan Presiden PKS Hidayat Nur Wahid menangis tertahan. Matanya merah berkaca-kaca. Begitu juga Ketua Dewan Pimpinan Daerah PKS Bekasi Sa'dudin yang telihat jelas menitikkan air mata. Beberapa kader lainnya juga terlihat terharu dan menahan tangis mendengar pidato Anis.
Anis menyebut partainya sedang menghadapi tirani terkait dengan penangkapan mantan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq yang diduga terlibat kasus suap impor daging sapi. Tentu saja PKS tak akan mudah menghadapi hari-hari berikutnya. "Kita tidak melawan gerakan antikorupsi, tapi motif tirani ini yang kita lawan," kata dia.
Semula, dalam rapat konsultasi antara Majelis Syuro dan Dewan Pimpinan Pusat mencuat dua nama yang digadang-gadang menjadi presiden PKS yang baru, yaitu Anis Matta dan Hidayat Nur Wahid. Namun, Hidayat sudah menyatakan menolak jabatan presiden PKS karena pernah menjabat sebagai presiden pada periode 2000-2004. MUNAWWAROH | IRA GUSLINA